Lumayan panjang memang perjalanan rokok elektrik ini. Dari awal tahun 1930, lalu di tahun 1990-an perusahan tembakau coba memproduksi alatnya, hingga tahun 2003, seorang farmasi dan perokok bernama Hon Lik berhasil membuat rokok elektrik dan mengkomersilkannya.
Fakta yang menarik lainnya, Hok Lik membuat alat itu karena efek ayahnya yang seorang perokok berat. Jadi, rokok elektronik ini dia ciptakan dengan harapan untuk meminimalisasi aktivitas merokok tembakau itu.
APAKAH VAPE SAMA DENGAN E-CIGARETTES?
Baru kenal vape sedikit, muncul lagi istilah e-cigarettes. Apakah keduanya sama? Ternyata tidak. E-cigarettes bentuknya hampir sama dengan rokok tembakau. Jadi ya lebih tipis dan ramping. Sebagaimana bentuk rokok pada umumnya.
Hanya, di Indonesia kayaknya penggunanya tidak kebanyakan vape. Kalau di luar negeri e-cigarettes banyak dijual bebas bahkan di pom bensin atau kios kecil. Berbeda dengan vape yang kayaknya tiap lorong pun sudah ada kios/gerainya.
Salah satu sepupu saya bahkan punya gerai vape sendiri. Dari dia juga saya banyak mengetahui berbagai jenis vape. Terutama keanekaragaman varian rasanya ya.
Yang menarik lagi, baru-baru ini ada acara besar bagi pengguna dan juga pebisnis vape. Acara bertajuk Jakarta International Vape Expo (JIVE) 2 itu berlangsung sukses pada tanggal 28 Mei 2022 hingga 29 Mei 2022. Ya, acaranya berlangsung 2 hari penuh di JiExpo Kemayoran, Jakarta Utara.
Salah satu perusahaan yang turut memeriahkan JIVE ini ialah J99 Vape di mana keikutsertaan mereka bertujuan untuk menunjukkan bahwa Indonesia layak dipandang sebagai salah satu barometer industri vape dunia dan menjadi salah satu pemain utama.
Kurang lebih itu yang disampaikan oleh Rhomedal Aquino selaku VP Group J99 Vape yang merupakan anak perusahaan dari J99 Corp atau grup yang juga menaungi bisnis skincare MS Glow.
Acara yang dihadiri oleh puluhan ribu vapers (sebutan untuk pengguna vape) ini turut membangkitkan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) terutama di bidang vape. Ya jelas, dengan banyaknya permintaan akan vape, hal itu turut mendorong lahirnya para penjual yang tak hanya didominasi oleh pemain besar. Namun, masyarakat yang mencoba membuka usaha vape pun ikut terbantu perekonomiannya.