Pasca penelitian yang memakan waktu berhari-hari, Richard tidak menemukan satu hal yang spesial dari makluk ini. Makanya, ia memutuskan untuk membunuh makluk itu karena dianggap useless.Â
Hal ini ditentang oleh peneliti lain Dr.Robert Hoffsteler (Michael Stuhlbarg) yang meminta perpanjangan waktu untuk meneliti lebih lama.
Sayangnya permintaan itu ditolak oleh Richard sebagai atasannya. Padahal, permintaan Robert tidaklah berlebihan. Beberapa kali ia mendapati Elisa tengah "berbincang" dengan makluk itu sehingga Robert berkesimpulan bahwa makluk itu sesungguhnya dapat diajak berkomunikasi.
Naas Richard masih tak bergeming. Keputusannya sudah bulat bahwa makluk-tak-berguna itu harus segera dibunuh alih-alih dikembalikan ke air/laut.Â
Lantas, apa yang dapat Elisa lakukan untuk menyelamatkan makluk itu dari waktu eksekusi yang direncanakan atasannya?
* Â * Â *
Bersetting di tahun 1960-an, film ini hadir dengan tone warna yang gelap sebagaimana kekhasan sutradara Guillermo del Toro. Film yang berhasil meraih 13 nominasi di ajang Academy Award (dan berhasil memenangkan 4 di antaranya termasuk kategori bergengsi sutradara dan film terbaik) ini memang tak sekadar mengangkat kisah cinta yang absurd.
Ya, cinta yang absurd antara manusia dan makluk seram sudah seringkali diangkat, bukan? Namun, berbagai elemen yang ada di film ini, baik itu dari skenarionya (dibuat oleh Vanessa Taylor), sinematografi hingga akting pemainnya luar biasa bagus.
Satu yang unik, rupanya sejak awal sutradara Guillermo del Toro tak hanya sekadar menginginkan Sally Hawkins sebagai pemeran utamanya. Namun, sesungguhnya tokoh Elisa ini memang "diciptakan" untuk dirinya.Â
Nggak heran jika Sally Hawkins juga mendapatkan nominasi aktris terbaik walau harus kalah dari aktris Frances McDormand lewat film Three Billboards Outside Ebbing, Missouri.