Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kisah Cinta Absurd Manusia dan Makluk Setengah Dewa dalam Film "The Shape of Water"

27 April 2022   14:48 Diperbarui: 27 April 2022   14:53 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bagian dari Kompal | Dokpri

Pasca penelitian yang memakan waktu berhari-hari, Richard tidak menemukan satu hal yang spesial dari makluk ini. Makanya, ia memutuskan untuk membunuh makluk itu karena dianggap useless. 

Hal ini ditentang oleh peneliti lain Dr.Robert Hoffsteler (Michael Stuhlbarg) yang meminta perpanjangan waktu untuk meneliti lebih lama.

Cinta tak mengenal perbedaan | Sumber gambar IMDB
Cinta tak mengenal perbedaan | Sumber gambar IMDB

Sayangnya permintaan itu ditolak oleh Richard sebagai atasannya. Padahal, permintaan Robert tidaklah berlebihan. Beberapa kali ia mendapati Elisa tengah "berbincang" dengan makluk itu sehingga Robert berkesimpulan bahwa makluk itu sesungguhnya dapat diajak berkomunikasi.

Naas Richard masih tak bergeming. Keputusannya sudah bulat bahwa makluk-tak-berguna itu harus segera dibunuh alih-alih dikembalikan ke air/laut. 

Lantas, apa yang dapat Elisa lakukan untuk menyelamatkan makluk itu dari waktu eksekusi yang direncanakan atasannya?

*   *   *

Bersetting di tahun 1960-an, film ini hadir dengan tone warna yang gelap sebagaimana kekhasan sutradara Guillermo del Toro. Film yang berhasil meraih 13 nominasi di ajang Academy Award (dan berhasil memenangkan 4 di antaranya termasuk kategori bergengsi sutradara dan film terbaik) ini memang tak sekadar mengangkat kisah cinta yang absurd.

Ya, cinta yang absurd antara manusia dan makluk seram sudah seringkali diangkat, bukan? Namun, berbagai elemen yang ada di film ini, baik itu dari skenarionya (dibuat oleh Vanessa Taylor), sinematografi hingga akting pemainnya luar biasa bagus.


Satu yang unik, rupanya sejak awal sutradara Guillermo del Toro tak hanya sekadar menginginkan Sally Hawkins sebagai pemeran utamanya. Namun, sesungguhnya tokoh Elisa ini memang "diciptakan" untuk dirinya. 

Nggak heran jika Sally Hawkins juga mendapatkan nominasi aktris terbaik walau harus kalah dari aktris Frances McDormand lewat film Three Billboards Outside Ebbing, Missouri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun