Begitupun kebiasaan lain seperti Dumiang Umbania acara bersih desa, Tapikong atau upacara pengucapan syukur desa. Jadi, semua acara ini sangat berpotensi untuk dijadikan atraksi wisata.
Next, diskusi membahas tentang membangun pariwisata lewat event promosi potensi ekonomi kreatif dibawakan oleh Pak I Wayan, direktur sales & marketing Pacto Convex.
"Banyak acara untuk menggaet wisatawan. Ada konser, Â festival, olahraga, eksibisi dsb. Untuk Likupang jelas dimungkinkan dapat diadakan acara-acara tersebut."
Walau begitu, karena topografi, maka pelaksanaan event harus disesuaikan. Jelas melaksanakan konser musik outdoor lebih aman diadakan saat musim kemarau ketimbang musim hujan, bukan?
Pembicara terakhir di diskusi ini adalah Bapak Yozua Makes, CEO Plataran Indonesia, sebuah perusahaan yang mengedepankan ECO Tourism yang sudah memenangkan banyak sekali penghargaan.Â
Motonya mereka aja: True Indonesian Icon.Mereka konsisten menerapkan cara yang dinamakan hospitality with impact. Jadi, misinya masyarakat bisa hidup berselaras dengan alam.
Pak Yozua banyak membahas dan menjadikan Bali sebagai contoh. Nah harapannya nanti, Likupang dan daerah lain dapat menerapkan hal yang sama.
* * *
Saya dan rombongan baru akan mengeksplorasi Likupang besok hingga 3 hari ke depan. Namun, dari pelaksanaan konferensi ini saja, banyak sekali ilmu yang saya dapatkan.Â