Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Meniru Wine dan Nuah Menyemai Cinta di Likupang

23 Februari 2022   16:03 Diperbarui: 23 Februari 2022   18:05 1420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kain tradisional Bentenan yang dapat dijadikan cindera mata | Sumber Gambar tribunmanadotravel.tribunnews.com

Untuk mencapai puncak Bukit Larata pun tak begitu susah, cukup berjalan 10-15 menit, maka pemandangan laut membentang dan juga keberadaan Gunung Dua Basudara dapat terlihat dari atas sana. Luar biasa ya cara Tuhan menyemai cintanya untuk Minahasa sehingga menciptakan liukan alam yang memesona.

Di Palembang, ada satu pulau di tengah Sungai Musi. Sebetulnya itu hanya sebuah delta bernama Pulau Kemaro yang tentu saja tidak ada pantainya. Beda dengan Ligaha, pulau tak berpenghuni seluas 8 hektar di Minahasa Utara yang saya yakin akan bikin siapa saja yang melihatnya jatuh hati.


Namanya unik. Rupanya menurut cerita, nama itu berasal dari celetukan nelayan yang mendengar suara merdu dari batu karang. Nelayan itu berkata dalam bahasa Sangihe, "I hoga" yang artinya, "Ih hantu." 

Lama kelamaan, batu karang itu terkikis air laut dan berubah menjadi pasir putih dan kini menjelma sebagai pulau yang indah.

Pantai dengan pasir bak bedak bayi ini dapat dijangkau oleh perahu dengan waktu tempuh 30 menit. Terus terang, melihat karakteristiknya, Pulau Lihaga ini mirip dengan Pulau Lengkuas yang ada di Belitung. Namun, sepertinya biota lautnya jauh lebih semarak dan indah! Ini adalah salah satu spot terbaik untuk diving ataupun snorkeling.

Lalu, saya kira Gangga adalah satu nama yang lekat dengan India. Rupanya, di Likupang Barat ada pula Pulau Gangga yang namanya berasal dari bahasa Ternate "Ake Gaga" di mana Ake berarti Air dan Gaga artinya Tawar. Dan pantai yang ada di pulau ini pun tak kalah cakep!

Pulau Gangga dilihat dari ketinggian | Sumber gambar manadobaswara.com
Pulau Gangga dilihat dari ketinggian | Sumber gambar manadobaswara.com

Berbeda dengan Lihaga, Pulau Gangga dihuni oleh penduduk di Desa Gangga I dan Desa Gangga II yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Potensi perikanannya bagus di mana Ikan Karang, Cakalang atau Roa diolah dengan cara diasap. Bagian perut ikannya diolah jadi Bekasang dengan cara difermentasi.

Jelas hasil tangkapan laut ini berdampak positif bagi gerak perekonomian warga, terlebih dengan datangnya wisatawan dan pengolahan sumber alam untuk kepentingan pariwisata yang semakin melengkapi.

Tak hanya pantai, pulau atau perbukitan, di Desa Serawet, Likupang Timur, ada juga sungai mangrove yang dapat disusur hingga menuju laut lepas. Terakhir, saya susur sungai mangrov ini di Semarang dan sampai sekarang saya masih terkesan dengan pengalaman itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun