Lantas, apa yang menjadikan Ajo Kawir lemah syahwat semacam itu? Lantas, apa hubungan Ajo Kawir dengan Rona Merah (Djenar Maesa Ayu), perempuan gila yang hidup dalam kasih para tetangga. Belum lagi keberadaan sosok Paman Gembul (Piet Pagau), seorang bos besar lain yang memerintahkan Ajo Kawir untuk membunuh beberapa orang.
Hidup Ajo Kawir terasa begitu rumit dengan segala macam masalah pelik yang menimpa hidupnya. Nyawanya terancam, hubungannya dengan Iteung perlahan retak, belum lagi dia terus dikejar bayang-bayang masa lalu yang menjadikannya seperti itu: pria yang tidak bisa ngaceng sama sekali.
* Â * Â *
Saya mengenal nama Edwin dari beberapa film besutannya terdahulu seperti Babi Buta Ingin Terbang (2008) atau Possesive (2017) yang berjaya di banyak festival film walaupun jujur saja Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas/Vengeance Is Mind, All Others Pay Cash adalah film pertama dia yang saya tonton.
Film ini diangkat dari novel laris karya Eka Kurniawan yang mana saya juga baru mulai membacanya setelah lebih dahulu menonton filmnya.Â
Jadi, di tulisan ini saya tidak akan mengkomparasi antara film dan buku sebab, jika dibandingkan pun, keduanya memiliki medium yang berbeda.
Bersetting di tahun 1980-an dan memiliki alur maju mundur, film ini tersaji dengan menarik. Walau pun hadir dengan dialog-dialog kaku, akting yang aneh (in positive way) dan cerita yang absurd, namun di situlah letak keistimewaan film ini. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas menjadi unik dengan segala elemen yang ada secara keseluruhan.
Ladya Cheryl adalah alasan terbesar saya rela menyaksikan film ini. Aktris kesayangan Edwin ini (karena banyak bermain di film besutannya) adalah salah satu aktris favorit saya. Dan, di film ini, Ladya kembali menunjukkan kualitasnya.
Semua pemain bermain bagus. Walaupun beberapa adegan berantem tampak terlalu hati-hati (misalnya saat pemain figuran tampak ragu-ragu menghempaskan badannya di meja biliar, rrr takut merusak properti mungkin?) dan juga adegan pertarungan antara Ajo Kawir dan Iteung yang kadang-kadang gerakannya aneh, namun secara keseluruhan ditutupi dengan akting mereka yang prima.