Kesepakatan adalah kunci. Jika orang tua menolak ditempatkan di panti jompo (dan memilih memaksa untuk tetap di rumah walau sendirian), sebaiknya para anak juga mempertimbangkan. Sebab, jangan sampai orang tua merasa DIBUANG. Sebab, pikiran yang stres lebih mudah memunculkan penyakit.Â
Dengan demikian, sang anak harus mencari cara lainnya untuk mendapatkan win win solution. Misalnya saja mencari seseorang yang bersedia menemani dan merawat orang tua di rumah. Memang tak sepenuhnya ideal di kedua sisi, namun meminimalisasi segala hal yang negatif harus dijadikan prioritas.
MENGINTIP FASILITAS YANG ADA DI PANTI JOMPO
Pernah menonton film I Care A Lot? Film thriller yang dibintangi oleh Rosamund Pike ini bercerita tentang seseorang yang mengincar para lansia, merebut kekayaannya dan memindahkan lansia ini ke nursing home atau panti jompo.
Di film itu, cukup banyak digambarkan kehidupan para lansia di panti jompo. Sehari-hari mereka disiapkan makanan, diajak bergembira dan berkegiatan agar tidak bosan, dijaga waktu istirahatnya dan diperhatikan penuh kesehatannya dengan adanya tenaga medis yang siap mengontrol kesehatan masing-masing penghuni panti.
Di drama korea The Light in Your Eyes pun dibahas penuh kehidupan sebuah panti jompo di mana bintang muda bersinar Nam Joo-Hyuk dikisahkan bertugas sebagai penghibur di panti jompo sekaligus turut merawat para lansia yang ada di sana.
"Itu mah di luar negeri, di Indonesia panti jompo itu menyedihkan!"
Eh siapa bilang? Di Palembang misalnya, ada satu panti jompo yang bernama Panti Werdha Dharma Bakti yang secara fasilitas dan penanganan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari unggahan video di akun instagram milik Anne Avantie.
Kalau bicara soal isi hati, tentu saja mayoritas lansia jelas ingin menghabiskan waktu tua mereka di tengah keluarga yang hangat dan penuh perhatian. Namun, tak semua lansia beruntung mendapatkannya. Dan, ketimbang mereka hidup lebih susah di rumah atau saat tinggal bersama anak, memilih tinggal di panti jompo tentu saja jauh lebih baik.