Lelah gak? Lelah banget yekan. Saya tahu maksud tersirat dari khotbah yang beliau sampaikan itu. Dia ingin Indonesia melepaskan Pancasila yang sudah jadi pegangan sejak awal Indonesia merdeka. Mungkin ada diantara kalian para pembaca yang setuju dengan isi pikiran si khotib ini.Â
Tapi buat saya big no ya! Ada banyak sekali kajian soal kenapa Indonesia tidak cocok menerapkan hukum syariah dan apa bahaya yang mengancam jika itu sampai terjadi. Saya sih setuju kelompok-kelompok yang usil soal Pancasila nggak dikasih panggung lagi. Paham kan maksud saya?
PILIHLAH TEMA KHOTBAH YANG UNIVERSAL
Nggak adil jika saya hanya bicara khotib yang nyeleneh macam ini tanpa ngomongin isi khotbah yang kece-kece. Masih di masjid yang sama, saya sering juga ketemu khotib yang isi khotbahnya baguuus banget. Tema yang dipilih universal (yang kalau diperdengarkan pakai pelantang, masyarakat sekitar yang tidak beragama Islam pun ikut mendapatkan hikmahnya. Adem pokoknya).
Satu kali, ada khotib favorit saya --Bapak Sulaiman, bicara soal khasiat madu. Beliau mengupas manfaat-manfaat dari madu dalam aspek kesehatan. Di waktu lain, khotib bicara soal pandemi covid-19 dan mengembalikannya sepenuh-penuhnya kepada Allah Swt. Well, saya coba mengulik sedikit isi khotbahnya saat itu.
"Menghadapi pandemi ini kita harus menggunakan iman dan ilmu. Bicara iman, yakini bahwa Allah Swt menurunkan penyakit ini dengan bebagai macam sebab. Dan yakin Allah Swt akan turunkan juga penawarnya. Nah, di sisi lain, kita juga harus menghadapinya dengan ilmu. Yakini bahwa keputusan pemerintah soal penanganan covid ini semata-mata untuk kebaikan."
Beliau juga mengajak para jamaah untuk mau divaksin dan tetap menjaga protokol kesehatan. Nah, yang model gini kan kece bana-bana, ya nggak?
WACANA PROGRAM SERTIFIKASI KHATIB
Menteri agama terdahulu, bapak Lukman, sempat menggaungkan rencana program sertifikasi khatib salat Jumat. Seperti yang saya kutip dari Kompas.com, "banyak sekali yang menyampaikan kadang beberapa masjid, khatib (penceramah) lupa menyampaikan nasihat yang semestinya, kemudian isi khotobah malah menjelek-jelekkan suatu kelompok yang bertolak belakang dengan nasihat."