* * *
BRUTAL!
Kata itu yang bisa aku pakai untuk menggambarkan serial asal Korea Selatan ini. Jika sebelumnya sudah menonton Hunger Games, Escape Room atau bahkan Alice in Borderland, nah Squid Game ini kurang lebih sama.
Jika dibandingkan dengan Alice in Borderland yang sama-sama series, aku bisa bilang Squid jauh lebih unggul.
Di twitter, banyak yang menyebutkan Squid Game ini membosankan sebab terlalu banyak drama dan permainan mematikannya kurang seru.
Padahal, menurutku kisah drama orang-orang inilah yang menjadi fondasi cerita. Soal permainannya, memang lebih sederhana sebab yang digunakan ialah permainan yang biasa dimainkan oleh anak-anak. Seperti petak umpet di permainan Lampu Merah-Lampu Hijau atau juga permainan kelereng dan tarik tambang. Namun, di sanalah letak serunya. Sebab emosi penonton benar-benar bermain saat mendapati tokoh-tokoh favorit satu demi satu mati dengan tragis.
LUAR BIASA BAGUS.
Balik-balik ke selera. Alice in Borderland juga bagus tapi kalau apple to apple, Squid Game ini jauh lebih seru dan miris. Dianggap meniru Alice in Borderland dan beberapa film lepas lain, nyatanya Squid Game memang fenomenal. Ide dasarnya memang sekilas sama, tentang survival/bertahan hidup.
Namun Squid Game lebih unggul dalam banyak aspek. Dari skenario, akting, set hingga menjadikannya sebagai serial yang apik. Serial ini berhasil menduduki posisi puncak tayangan Netflix puluhan negara termasuk di Amerika Serikat yang terkenal dengan serial-serial kerennya.
Plot twistnya lumayan walau nggak yang menggemparkan banget. Ceritanya dapat dibilang selesai dalam 1 musim, namun masih dapat dikembangkan lagi jika kelak akan ada musim keduanya.