Masih di tengah kebingungan, petugas datang menghampiri. Petugas menyampaikan peraturan permainan. Diantaranya, jika sudah menandatangi perjanjian bersedia bermain, tidak ada yang boleh mengundurkan diri.
465 orang menandatangani surat itu dengan sukarela. Tak lama, dimulailah permainan pertama yakni permainan Lampu Merah-Lampu Hijau.
Mereka dibawa ke sebuah ruangan besar. Ada patung anak perempuan yang akan "bernyanyi" dan menyebutkan kata "lampu merah" dan "lampu hijau". Cara bermainnya, semua orang harus berjalan melewati garis saat boneka itu berkata "lampu hijau" dan harus berhenti mematung saat dia menyebut "lampu merah".
Sejatinya ini permainan anak-anak, namun rupanya ini permainan mematikan. Bagi orang yang tetap berjalan saat "lampu merah" maka orang-orang ini akan ditembaki hingga mati.
Mengerikan!
Jelas saja semakin banyak yang tertembak, semakin panik. Di permainan pertama ini saja 200 orang lebih tewas.
Saat kembali ke aula, sebagian besar meminta agar permainan dihentikan. Rupanya, ada satu syarat di perjanjian yang memungkinkan permainan disetop.
"Kalian bisa berhenti setelah saya memberitahu berapa hadiah yang akan kalian peroleh." ujar front man, pimpinan permainan yang bersembunyi di balik topeng.
Sebuah bola besar tergantung di langit dan tiba-tiba saja bola itu berisi banyak uang. Rupanya, dari setiap kontestan yang mati, itu senilai 100 juta won. Jadi, jika nanti hanya ada 1 pemenang dan 455 orang lainnya mati, maka si pemenang akan mendapatkan uang sebanyak 45 miliar won!
Orang-orang yang tadinya mau berhenti mulai gamang. Sebab, jika kembali ke rumah pun keadaan tidak sama baiknya. Mereka terancam oleh rentenir dan juga mati langkah.
Dari sini jelas kemudian jika permainan ini terus berlanjut. Lantas, siapa yang akan menang? dan siapa sebetulnya orang-orang yang berada di balik permainan ini semua?