Di awal April, dua minggu sebelum Ramadan, tiba-tiba saja suhu tubuh saya meninggi. Penyebabnya, sehari sebelumnya saya kehujanan saat membeli makan siang. Demam mah sebetulnya sakit yang tidak perlu begitu saya khawatirkan. Biasanya, istirahat beberapa hari langsung sembuh. Namun, beda kejadiannya di tengah pandemi seperti ini. Walaupun saya telah berusaha menjaga protokol kesehatan, tetap saja terbersit rasa khawatir. Ini demam biasa atau covid?
Apalagi, kemudian saya merasakan ngilu ke sekujur badan. Jadilah, saya mengontak salah satu kerabat dan bercerita mengenai kondisi saya. Beruntung, dalam 2 hari demam menghilang. Hanya saja yang kemudian muncul adalah batuk dan itu terasa sangat mengganggu dan saya pun kehilangan nafsu makan.
Kerabat ini menyarankan saya untuk minum vitamin yang ada di rumah. "Kalau ada madu, hajar pakai air hangat," ujarnya lagi.
Lantas, madu apa yang harus saya beli?
Terus terang, saya cenderung menghindari makanan dan minuman manis. Nah, saat memilih madu yang terususun di rak, saya mendapati madu KOJIMA yang mengandung jintan dan kurma. Kurma adalah buah yang saya suka. Dan menurut hemat saya saat itu, madu yang dicampur dengan kurma pasti akan lebih kaya rasa dan tak terlalu manis. Apalagi ditambahi rempah jintan pula. Jadilah, dengan mantab saya mengambil satu kotak Kojima dan menggiringnya ke kasir.
KHASIAT MADU DAN KISAHNYA DI BERBAGAI KITAB SUCI
Sekilas mengenai madu yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Pada zaman Mesir kuno misalnya, madu sangat dihargai dengan harga tinggi. Â Di tahun 7000 sebelum masehi bahkan di gua Afrika dan Spanyol sudah terdapat gambar-gambar orang yang mengumpulkan madu dari retakan batu dan pohon sementara lebah-lebah mengitari atas mereka.
Saking sudah ada sejak lama, madu bahkan disebutkan di berbagai kitab suci. Di kitab suci Alquran bahkan madu mendapatkan tempat istimewa sebab surat ke-16 dalam Alquran diberi judul An-Nahl yang berarti Lebah. Surat yang terdiri dari 128 ayat ini pun menjelaskan keistimewaan madu. Tak hanya di Islam. Dalam agama Hindu, Budha dan Kristen pun keistimewaan madu juga disebutkan di masing-masing kitab suci agama tersebut. Untuk ayatnya apa saya, silakan cek di gambar yang ada di bawah ini, ya.
Madu memiliki banyak sekali khasiat. Misalnya saja, di dalam satu sendok makan madu itu terdapat 64 kalori dan 17 gram gula termasuk fruktosa, glukosa, maltosa dan sukrosa di mana kandungan itu membuat madu menjadi sumber energi yang baik sebab glutosa dalam madu diserap cepat sehingga memberikan dorongan energi langsung sedangkan fruktrosa memberikan energi keberlanjutan dikarenakan dia terserap lebih lambat.
Balik lagi ke zaman Mesir kuno di mana pengobatan madu topikal telah dilakukan untuk menyembuhkan luka dan luka bakar. Bahkan keberhasilannya setelah di teliti lebih dari 43,3%. Selain itu, madu juga telah terbukti mampu menurunkan tekanan darah karena mengandung senyawa antioksidan. Dan juga, madu dapat menjaga kadar kolesterol dan gula darah, menurunkan kadar trigliresida yakni si lemak jahat sehingga baik untuk jantung.Â
Nah, dalam rangka kebutuhan saya mengkonsumsi madu yakni untuk menyembuhkan batuk dikarenakan madu memiliki sifat anti-mikroba yang mampu membunuh bakteri penyebab batuk. Nafsu makan saya yang ngedrop (sampai-sampai bobot tubuh saya menyusut 5 kg), pun sedikit demi sedikit dapat teratasi. Kualitas tidur saya pun menjadi lebih baik dikarenakan cairan ajaib si madu Kojima ini.
Alhamdulillah, berkat keistimewaan madu Kojima, saya dapat dengan cepat pulih. Nah, untuk terus menjaga nutrisi selama Ramadan, saya memtuskan untuk terus mengkonsumsi Madu Kojima ini. Selain dari kandungan madunya sendiri, apa sih keistimewaan lain dari Madu Kojima?
KOJIMA, MADU DENGAN 3 KEBAIKAN
Beruntung sekali saya memilih Madu Kojima saat berada di mini market. Rasanya sungguh cocok di lidah saya yang tak terlalu suka makanan dan minuman manis. KOJIMA dikenal sebagai Madu dengan 3 Kebaikan yaitu korma, jinten (habbatussauda), dan madu itu sendiri.
Untuk khasiat madu sudah saya jelaskan tadi di atas. Lantas, apa keistimewaan dari korma dan jinten?
Korma/kurma (Phoenix dactylifera) mulanya diyakini berasal dari sekitar Teluk Persia dan sudah dibudidayakan sejak zaman kuno Mesopotamia hingga ke prasejarah mesir. Kemungkinan ada pada awal 4000 SM. Bangsa Mesir kuno menggunakan buahnya untuk dibuat anggur kurma dan memakannya saat panen. Selain itu, ada bukti arkeologi budidaya kurma di bagian Arab timur pada tahun 6000 SM. Selanjutnya, bangsa Arab menyebarluaskan korma ke Spanyol dan Italia dan juga ke beberapa negara Asia dan Afrika.
Saat mengunjungi Arab Saudi 3 tahun lalu, hampir di setiap pasar saya menemukan para penjual korma. Jenisnya ada banyak dan masing-masing memiliki kekhasannya tersendiri. Di Mekkah, saya dan rombongan bahkan berkesempatan mampir ke kebun korma.
Manfaatnya banyak sekali. Dikarenakan kandungan seratnya yang tinggi, korma bagus bagi kesehatan perut, mencegah gangguan usus dan memperlancar pencernaan. Korma memiliki kandungan mineral yang juga bagus untuk kesehatan dan kekuatan tulang. Penyakit semacam osteoporosis dapat dicegah dengan rutin mengkonsumsi korma.
Unsur kebaikan ketiga dalam Madu Kojima ialah keberadaan jinten (habbatusauda). Dulu, saya mengenal rempah yang satu ini dari minuman jamu yang biasa saya minum. Ibu di rumah juga sering menggunakan ini sebagai campuran beberapa masakan. Rasanya yang cenderung pedas lagi-lagi cocok di lidah saya. Dan, ternyata, jinten juga memiliki banyak khasiat yang bagus untuk kesehatan terutama masalah pencernaan seperti mulas, kembung, sembelit, maag hingga nafsu makan yang menurun.
Jinten juga dapat membantu mengobati batuk berdahak, meningkatkan kendali buang air kecil serta membunuh bakteri. Bagi para wanita, jinten dapat meringkankan nyeri haid dan meningkatkan ASI bagi ibu menyusui.
Ibnu Sina sendiri merupakan peneliti jenius dari Timur Tengah di bidang pengobatan yang namanya tercatat di semua buku sejarah pengobatan timur ataupun barat. Banyak penelitiannya terhadap habbatussauda ini yang berjasa bagi kesehatan dan pengobatan. Ahli pengobatan Yunani Kuno --Dioscroredes pun mencatat jika habbatussauda dapat mengobati sakit kepala dan saluran pernapasan.
Abu Hurairah pernah mendengar Rassulullah bersabda, "pada habbatussauda ada obat bagi segala jenis penyakit keciali al-sam, yaitu maut." Luar biasa bukan!
TERUS KONSUMSI KOJIMA SELAMA RAMADAN
Makanya, selama Ramadan ini, saya memutuskan untuk ruting mengkonsumsi madu Kojima untuk tetap menjaga kesehatan. Biasanya, madu Kojima saya campur dengan teh hangat. Rasanya enak dan begitu melewati tenggorkan terasa sangat nyaman. Saya memutuskan untuk rajin minum madu Kojima sebab, butuh kondisi fisik yang baik untuk menjalankan ibadah berpuasa sebulan penuh. Terlebih, saya sempat sakit sebelum Ramadan tiba. Makanya, saya tidak ingin sakit itu kembali datang dan dapat mengganggu ibadah berpuasa saya di tahun ini.
Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kelancaran ya. Salah satu caranya dengan tetap mengkonsumsi makan makanan yang bergizi dan tentu saja madu KOJIMA, Madu dengan 3 Kebaikan yaitu korma, jinten (habbatussauda), dan madu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H