Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Cerpen: Hilal Mengacau Si Hajah Ijah

23 Mei 2020   04:00 Diperbarui: 23 Mei 2020   04:36 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadilah, selepas subuh tanggal 23, Nyak Mumun datang bersama 2 asistennya. Mereka langsung mengolah semua bahan kue. Kerja mereka efektif, tapi memang terkendala sama panggangan sehingga harus antre mengoven kuenya.

Karena ovennya kurang, jadi kacau deh. Sumber https://www.pricebook.co.id/
Karena ovennya kurang, jadi kacau deh. Sumber https://www.pricebook.co.id/
"Nggak pinjam panggangan Bu Minah aja, bu hajah? Biar makin cepat kita bikin kuenya," ujar Nyah Mumun.

"Ah jangan. Malulah kalau pinjem. Kan saya jualan," ujar Bu Ijah.

"Ya sudah kalau begitu. Semoga lebarannya nggak ngikut maju kayank keluarga Bu Nur aja."

Penduduk Kampung Naga Pesolek sih mayoritas berlebaran ngikut pemerintah. Ada sih yang memang biasanya lebaran lebih cepat mengikuti perhitungan organisasi Islam yang mereka jadikan acuan seperti keluarganya Bu Nur itu. Tapi ya nggak terlalu masalah karena mereka nggak pesan kue kepada Hajah Ijah.

Lalu, muncullah bencana itu. Dari sidang Isbat, ternyata diputuskan lebaran tahun ini berlangsung bersamaan yakni tanggal 24 semua. Haaa, bukan main paniknya Bu Ijah karena kue yang berhasil mereka bikin sejak pagi baru ada setengahnya.

Kue yang masih berada di loyang. Yum! sumber https://review.bukalapak.com/
Kue yang masih berada di loyang. Yum! sumber https://review.bukalapak.com/
Dia sudah membayangkan protes tetangganya. "Gimana nih Bu Ijah? Udah naik haji kok masih suka bohong." Atau, "pokoknya saya nggak mau tahu, kue pesanan saya harus jadi, ya, bu!"

Mendadak kepalanya pening. Di sisi lain dia juga merasa kasihan dengan Nyak Mumun, Leha dan Entik yang bekerja non stop sejak pagi. "Huhuhu, karena salah perhitungan, yang niatnya untung malah bisa buntung ini," batinnya.

Sambil berusaha menyelesaikan pesanan sebisa mungkin sembari meminta pengertian pegawainya agar bersedia lembur, dalam hati Bu Ijah membatin kapok. "Hiks, mungkin ini karena saya terlalu maruk. Maafkan saya ya Allah," batinnya.

Dok.Kompal
Dok.Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun