Dan, voila kita akhirnya berjumpa kembali dengan Ramadan. Walaupun, Ramadan tahun ini jauh dari gambaran ideal kita semua. Saya sedih, tapi saya tetap bersyukur akan itu. Dan, di awal Ramadan yang baru berjalan berapa hari ini, banyak harapan yang saya panjatkan kepadaNya.
Pertama, tentu saya berharap Allah Swt segera melenyapkan virus corona yang sudah menewaskan lebih dari 207 ribu orang di seluruh dunia per hari ini. Terlepas apakah mereka saudara seiman atau tidak, atas dasar kemanusiaan, tentu tak salah jika ikut bersedih dan prihatin. Terlebih, ancaman corona ini nyata di depan mata dan tak ada satupun dari kita yang mampu menolaknya jika Tuhan menghendaki kita terkena.
Saya ingin dapat kembali memakmurkan masjid. Saya ingin merasakan harmoni lantunan ayat suci Alquran yang menggema di masjid tempat saya biasa beribadah. Saya-si-manusia-penuh-dosa ini merasa kesempatan agar doa saya dikabulkan lebih besar jika doa tersebut dilantunkan oleh imam masjid yang saya yakin ahlaknya lebih baik dari saya walaupun doa seorang hamba penuh dosa pun tentu saja dapat dikabulkan.
Kedua, ada banyak sekali harapan-harapan pribadi yang saya panjatkan. Saya ingin punya kehidupan yang lebih baik. Saya harap mimpi-mimpi saya dapat terwujud dan... saya harap keberkahan itu juga dapat dirasakan oleh orang-orang yang saya cintai.
Akhirnya, saya sadar bahwa Ramadan tak pernah salah. Jika Ramadan tahun ini kita lalui dengan keadaan seperti ini, pasti ada hikmahnya. Dan, sebagaimana manusia biasa lainnya, semoga saya dan kalian semua dapat menjalani ibadah Ramadan tahun ini dengan sebaik-baiknya.
Selamat merengkuh pahala di bulan penuh suci ini.
