Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kisah Anak yang Tertukar dalam Film "Like Father, Like Son"

11 April 2020   10:47 Diperbarui: 11 April 2020   11:00 1728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bagian dari Kompal (Kompasianer Palembang)

"Tidak semudah itu. Mereka bukan hewan!" protes Midori yang diaminkan oleh masing-masing pihak orang tua.

Keita dan ayah kandungnya. Source image: asianwiki.com
Keita dan ayah kandungnya. Source image: asianwiki.com
Jadilah, kedua pasang orang tua ini sepakat untuk mempertemukan masing-masing anak mereka. Bahkan kemudian, setelah mereka cukup akrab, Keita dan Ryusei masing-masing bertukar rumah tiap akhir pekan.

Di sinilah kedalaman cerita mulai tergali terutama saat masing-masing dari mereka mulai beradaptasi dengan keadaan yang ada. Keita yang selama ini hidup berkecukupan dengan fasilitas mewah harus membiasakan diri tinggal di kediaman Ryusei.

"Rumah Keita bagus! seperti hotel," ujar Ryusei saat kembali pulang ke rumah toko mereka.

Sungguh tidak mudah. Ryota dan Midori sejak awal mendidik Keita dengan disiplin dan tata krama yang baik dan tiba-tiba saja mendapati fakta bahwa Ryuseilah anak mereka sesungguhnya. Ryusei sendiri tipenya lebih easy going. Senang bermain game dan hidupnya lebih santai dan tak sedisiplin Keita.

Keita sendiri yang biasanya kalem cukup kaget saat tinggal di rumah ayah-ibu kandungnya karena mereka santai sekali. Tapi, sebetulnya Keita menikmatinya. Ia tak harus "terpaksa" bermain piano lagi, satu kegiatan yang sebetulnya ia tak begitu sukai.

Ah, Like Father, Like Son film yang bagus banget! ini film kedua sutradara Hirokazu Kore-eda yang aku tonton setelah sebelumnya menyaksikan Shoplifters yang berjaya di Cannes dan meraih Palme d'Or.

Tapi, dibandingkan Shoplifters, aku jauuuuh lebih menikmati film Like Father, Like Son ini. Filmnya sendiri cukup lambat dan lebih banyak menyoroti aktifitas Keita dan Ryusei di keluarga masing-masing. Namun, menurutku Kore-eda membangun ceritanya ya dengan cara seperti itu sehingga aku, sebagai penonton dapat memahami masing-masing isi kepala tiap karakternya.

Like Father, Like Son juga unjuk gigi di Cannes dan meraih Jury Prize. Film ini juga mendapat perhatian khusus di Toronto International Film Festival, Vancouver International Film Festival dan San Sebastin International Film Festival.

Sepanjang nonton aku degdegan dan penasaran bagaimana akhir ceritanya. Apakah Ryusei dan Keita akan ditukarkan. Lalu, mana yang lebih penting, anak hubungan darah atau anak yang sudah dibesarkan selama 6 tahun dengan kasih sayang?

Endingnya sendiri menurutku manis walaupun sempat juga dibikin melow di beberapa bagiannya. Oke, berdasarkan suasana hati dan pengalaman saat nonton, aku kasih skor film ini sebesar 9,5/10.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun