Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Teror Penguntit Tak Kasat Mata di Film "The Invisible Man"

2 Maret 2020   11:59 Diperbarui: 2 Maret 2020   12:11 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sialnya, pasca kematian Adrian, hidup Cecilia semakin tidak tenang. Ia merasa selalu diawasi, dikuntit dan puncaknya ia diserang oleh sosok tak kasat mata yang ia yakini dilakukan oleh Adrian dengan teknologi ciptaannya.

Nah, itu dia gambaran besar film The Invisible Man ini. Temanya sendiri mengingatkan saya kepada gabungan dua film yakni Hollow Man yang menceritakan tentang orang yang tembus pandang.

Namun, kisah di film ini juga mirip dengan film Enough di mana seorang istri yang disakiti berusaha bangkit dan melawan suami yang kejam.

Akting Elisabeth Moss keren. Terutama saat ekspresi lelah, takut, marah dan depresinya melebur jadi satu. Bagaimana tidak, lelaki yang ia sayangi dan ia harapkan dapat melindunginya ternyata seorang "monster" kejam yang tak segan menyakitinya.

Intensitas ketegangan film ini dari awal hingga akhir berjalan baik walaupun masih pakai formula "lama" di mana penonton akan merasa gemas ketika tokoh-tokoh pendukung yang berada di sekitar tokoh utama tidak meyakini (dan bahkan menganggap gila) saat Cecilia berkata, "Adrian masih hidup dan dia berada di sekitar sini. Dia akan menyakitku!"

Ada plot twist yang lumayan mengagetkan (setidaknya ini yang saya rasakan saat melihat reaksi penonton di sekitar saya) walaupun saya pribadi sudah dapat menebak sejak film berjalan setengahnya. Endingnya sendiri oke, walaupun saya kira masih ada beberapa alternatif ending yang bisa jadi bikin film ini lebih keren.

Skor akhir 8/10

Kompasianer Palembang
Kompasianer Palembang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun