Sialnya, pasca kematian Adrian, hidup Cecilia semakin tidak tenang. Ia merasa selalu diawasi, dikuntit dan puncaknya ia diserang oleh sosok tak kasat mata yang ia yakini dilakukan oleh Adrian dengan teknologi ciptaannya.
Nah, itu dia gambaran besar film The Invisible Man ini. Temanya sendiri mengingatkan saya kepada gabungan dua film yakni Hollow Man yang menceritakan tentang orang yang tembus pandang.
Namun, kisah di film ini juga mirip dengan film Enough di mana seorang istri yang disakiti berusaha bangkit dan melawan suami yang kejam.
Akting Elisabeth Moss keren. Terutama saat ekspresi lelah, takut, marah dan depresinya melebur jadi satu. Bagaimana tidak, lelaki yang ia sayangi dan ia harapkan dapat melindunginya ternyata seorang "monster" kejam yang tak segan menyakitinya.
Intensitas ketegangan film ini dari awal hingga akhir berjalan baik walaupun masih pakai formula "lama" di mana penonton akan merasa gemas ketika tokoh-tokoh pendukung yang berada di sekitar tokoh utama tidak meyakini (dan bahkan menganggap gila) saat Cecilia berkata, "Adrian masih hidup dan dia berada di sekitar sini. Dia akan menyakitku!"
Ada plot twist yang lumayan mengagetkan (setidaknya ini yang saya rasakan saat melihat reaksi penonton di sekitar saya) walaupun saya pribadi sudah dapat menebak sejak film berjalan setengahnya. Endingnya sendiri oke, walaupun saya kira masih ada beberapa alternatif ending yang bisa jadi bikin film ini lebih keren.
Skor akhir 8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H