Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mereguk Untung di Bulan Ramadan dengan Berjualan Parcel

19 Mei 2019   04:15 Diperbarui: 19 Mei 2019   04:23 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertepatan dengan momen Ramadan kali ini, orangtua saya membuka usaha baru yakni berjual sembako. Kebetulan kami punya satu toko yang berlokasi di sekitaran Tegal Binangun, Palembang. Nah, toko ini kemudian diputuskan dijadikan warung yang menjual berbagai kebutuhan terutama sembako yang kemudian dikelola oleh adik saya.

Bertepatan dengan bulan Ramadan, adik saya dengan jeli menangkap momen ini untuk mendapatkan keuntungan lebih dengan cara menjual parcel. Ya, walaupun terkesan jadul, namun bisnis penjualan parcel ini masih menjanjikan. Saya teringat dulu, saat masih kecil di tahun 90-an, rasanya senang sekali jika orangtua mendapatkan parcel dari koleganya.

Namun, di sisi lain juga sebel, soalnya parcel itu baru dapat dibuka nanti-nanti, setelah momen lebaran lewat hahaha. Ya maklum, kan jadinya keren gitu jika di rumah ada parcelnya hwhwhw. Saya juga dulu saat masih kecil begitu bertamu di rumah orang lain dan menemukan parcel di sekitaran ruang tamu mereka, biasanya akan melihatnya dengan decak kagum hahaha.

Merangkai Parcel Satu Demi Satu

Dibantu oleh 3 orang pekerja, kedua adik saya bahu membahu merangkai satu demi satu item ke dalam sebuah keranjang khusus parcel. Walaupun nampak sederhana, ternyata pengerjaan parcel ini tak dapat tergolong sebentar. "Satu parcel biasanya dikerjakan lebih dari 2 jam," ujarnya.

Hmm, bisa jadi karena adik dan pegawainya masih belum jago. Maklum, mereka tergolong baru di bisnis ini. Tapi, sebagai pemula, lumayanlah ya.

Parcel dirangkai. Dokpri.
Parcel dirangkai. Dokpri.
Salah satu pegawai terlihat sedang menata parcel. Dokpri.
Salah satu pegawai terlihat sedang menata parcel. Dokpri.
Dalam satu hari, masing-masing orang dapat merangkai parcel 2 sd 5 buah. Alhamdulillah, yang pesan ternyata cukup banyak. Well, walau kebanyakan yang pesan masih kerabat sih, seperti para sepupu dan om. Bahkan orangtua juga memesan khusus untuk diberikan ke beberapa kolega mereka.

"Lantas, berapa sih harga parcel ini?"

Untuk ukuran kecil harganya berkisar di antara Rp.200.000 sd Rp.250.000. Untuk parcel ukuran sedang, harganya Rp.250.000 sd Rp.300.000 dan untuk parcel ukuran besar harganya Rp.350.000 sd Rp.500.000. "Harga ini tergantung isi parcelnya," ujar Ari.

Sebelum diplastikkan. Dokpri.
Sebelum diplastikkan. Dokpri.
Parcel sudah jadi. Dokpri.
Parcel sudah jadi. Dokpri.
Kalau di tempat lain ada yang isi parcelnya perabotan rumah tangga yang harganya jutaan, adik saya masih fokus ke parcel berisi sembako atau makanan/minuman. Lagian siapa yang mau beli kalau isinya perabotan makan yang harganya jutaan? Haha, soalnya ini bisnisnya berada di kawasan masyarakat biasa.

Lakukan Pembayaran Parcel dengan Mudah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun