Bertepatan dengan momen Ramadan kali ini, orangtua saya membuka usaha baru yakni berjual sembako. Kebetulan kami punya satu toko yang berlokasi di sekitaran Tegal Binangun, Palembang. Nah, toko ini kemudian diputuskan dijadikan warung yang menjual berbagai kebutuhan terutama sembako yang kemudian dikelola oleh adik saya.
Bertepatan dengan bulan Ramadan, adik saya dengan jeli menangkap momen ini untuk mendapatkan keuntungan lebih dengan cara menjual parcel. Ya, walaupun terkesan jadul, namun bisnis penjualan parcel ini masih menjanjikan. Saya teringat dulu, saat masih kecil di tahun 90-an, rasanya senang sekali jika orangtua mendapatkan parcel dari koleganya.
Namun, di sisi lain juga sebel, soalnya parcel itu baru dapat dibuka nanti-nanti, setelah momen lebaran lewat hahaha. Ya maklum, kan jadinya keren gitu jika di rumah ada parcelnya hwhwhw. Saya juga dulu saat masih kecil begitu bertamu di rumah orang lain dan menemukan parcel di sekitaran ruang tamu mereka, biasanya akan melihatnya dengan decak kagum hahaha.
Merangkai Parcel Satu Demi Satu
Dibantu oleh 3 orang pekerja, kedua adik saya bahu membahu merangkai satu demi satu item ke dalam sebuah keranjang khusus parcel. Walaupun nampak sederhana, ternyata pengerjaan parcel ini tak dapat tergolong sebentar. "Satu parcel biasanya dikerjakan lebih dari 2 jam," ujarnya.
Hmm, bisa jadi karena adik dan pegawainya masih belum jago. Maklum, mereka tergolong baru di bisnis ini. Tapi, sebagai pemula, lumayanlah ya.
"Lantas, berapa sih harga parcel ini?"
Untuk ukuran kecil harganya berkisar di antara Rp.200.000 sd Rp.250.000. Untuk parcel ukuran sedang, harganya Rp.250.000 sd Rp.300.000 dan untuk parcel ukuran besar harganya Rp.350.000 sd Rp.500.000. "Harga ini tergantung isi parcelnya," ujar Ari.
Lakukan Pembayaran Parcel dengan Mudah