Pertama, sadari fungsi masing-masing mesin ATM. Minimal, kamu tahu bedanya fungsi ATM Non-Tunai dan ATM Setor Tunai. Sesuai namanya, ATM Non-Tunai hanya dapat melakukan segala macam transaksi non-tunai alias tanpa melibatkan uang secara fisik.
Misalnya saya transfer, bayar iuran (telpon, PDAM, PLN, dan sebagainya). Nah, ATM Setor Tunai ialah ATM yang dipakai jika mau menarik uang ataupun menyetor uang. Hebatnya ATM ini juga dapat melakukan transaksi non-tunai.
Saya beberapa kali loh menemukan nasabah yang antre lama di ATM Setor Tunai tapi begitu dipakai ternyata HANYA untuk transfer. Padahal, ada ATM Non Tunai yang nganggur dan tidak digunakan. Nah, jika sudah begini, dia sendiri kan yang rugi waktu. Lalu, ada juga nasabah yang pakai ATM Setor Tunai. Dia nampak terlihat melakukan penyetoran lalu kemudian melakukan transfer.
"Boleh dong?" ya tentu saja boleh. Tapi lihat situasi. Jika antrean rame banget, ada baiknya jika nasabah ini bijak dan berpindah ke ATM Non-Tunai setelah transaksi setor uangnya selesai. Apalagi jika ternyata ada beberapa transaksi non-tunai lain yang mau dilakukan.
Kedua, persiapkan kebutuhan transaksi di mesin ATM. Pernah liat orang yang pakai ATM Setor Tunai tapi masih sibuk ngerapiin uang padahal antrean di belakang panjang? Gemas! Kenapa uangnya nggak dirapikan dulu coba?
Atau lagi, orang yang mau transfer tapi mesti bolak-balik cari kode bank transfernya. Padahal orang ini terlihat menggunakan gadget dengan fasilitas internet. Bisa loh googling dulu, "kode transfer bank XXX" di google. Sekecil apapun usaha kalian, itu pengaruh banyak ke lingkungan sekitar.
Ketiga, Anda berhadapan dengan mesin yang canggih. Jadi jangan "cupu" bangetlah. Oops.
Saya pernah jalan sama sepupu dan dia mampir ke ATM karena mau setor uang. Di layar terlihat, "masukan uang maksimal 50 lembar." Apa yang dilakukan sepupu saya? Dia dengan lebih dulu membagi uangnya, menghitung satu-satu sebanyak 50 lembar sebelum dimasukkan. Kalau mau emang sesuai instruksi, ya pisahinlah sejak dari rumah.
"Masukin aja semuanya, Bang, nanti kan ATM-nya akan mengembalikan uang sisa yang kelebihan dan uang yang dianggap gak layak setor," ujar saya.
"Tapi kan perintahnya maksimal 50 lembar, Yan!" sahutnya.
Saya diam dan membatin. Serah deh. Gak salah sih, tapi ya saya agak gemas hahaha. Apalagi begitu dia memasukkan pas 50 lembar, ada saja uangnya yang di-reject entah karena terlipat, berminyak, dan sebagainya. Menurut saya gak efektif saja waktunya.