Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Benarkah Anak Jadi Bermental Pengemis karena Salam Tempel?

11 Juni 2018   00:15 Diperbarui: 11 Juni 2018   10:12 5831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret kehidupan anak-anak di jalanan. Foto dari mid-day.com

"Om, mana ini THR buat si A, B, C," ujar mereka.

Begitu dijelaskan bahwa saya tidak menyiapkan dana yang banyak, eh malah maksa. Saya sih santai. Semakin ditekan, semakin saya cuek hehe. Saya paling ogah dipaksa-paksa soalnya haha. Apalagi yang minta orang kayak gini coba hehe.

Nah yang begini ini nih menurut saya kurang baik. Saya tidak yakin pasti, tapi sepertinya sedikit banyak akan berpengaruh ke pemahaman anak bahwa, sah-sah saja jika mau meminta-minta. Padahal, di sisi lain Rasul bilang, tangan di atas itu lebih baik ketimbang tangan di bawah, kan?

Mengajarkan anak (seolah) mengemis, yang benar saja?

Saya sih secara pribadi tidak terlalu sepakat dengan analogi itu. Apalagi dikaitkan dengan anak-anak dan salam tempel saat lebaran. Btw, hadist yang sama juga pernah saya lihat di meme lain loh, seputar kebiasaan meminta oleh-oleh ke orang yang pelesiran atau juga minta traktir ke teman yang berulang tahun.

Menurut saya meme itu lebih memperingatkan soal adab, terutama adab kesopanan. Saya pribadi sih, setuju saja jika ada orang yang ingin memberikan salam tempel kepada orang lain baik anak-anak atau dewasa selama si pemberi ikhlas dan tidak dipaksa-paksa.

Namun, yang perlu diingatkan lagi, agar uang yang diberikan dimanfaatkan dengan baik. Beli mainan atau kuota internet sih ya silakan saja. Sekali-kali ini kan ya. Namun, jika dapat digunakan untuk keperluan yang lebih penting tentu akan lebih berfaedah. Misalnya untuk beli perlengkapan sekolah atau bacaan.

Saya kira, pemberian salam tempel tidak serta merta menjadikan orang (seolah-olah) mengemis. Itu kesimpulan yang terlalu jauh namun tetap harus disikapi dengan bijak. Jangan sampai karena ingin dapat uang banyak, seseorang lantas bersikap menyebalkan dengan memaksa minta kepada orang lain. Benar begitu? :)

Menurut kalian sendiri, apakah salam tempel masih oke atau seharusnya benar-benar ditiadakan?

kompal-5b1d4c2ddd0fa852600136f3.jpg
kompal-5b1d4c2ddd0fa852600136f3.jpg
Simak tulisan saya lainnya di sini, ya! :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun