Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jangan Lakukan 5 Hal Ini Saat Berbelanja di Pasar Beduk

27 Mei 2018   11:32 Diperbarui: 27 Mei 2018   11:42 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompal : Kompasianer Palembang

Saya sudah bercerita banyak tentang betapa serunya berburu takjil dan makanan berbuka puasa di Pasar Beduk atau pasar dadakan yang biasanya muncul saat Ramadan di tulisan sebelumnya. Memang ya, memilih sajian menu berbuka puasa itu salah satu kegiatan yang menyenangkan saat ngabuburit. Setelah seharian berpuasa, rasanya semangat gitu melihat aneka jajanan yang ada di Pasar Beduk.

Walau begitu, ada beberapa hal yang menurut saya harus diperhatikan saat memutuskan berbelanja I Pasar Beduk. Apa saja? Ini dia!

Jangan Datang di Saat yang Tidak Tepat

Sepengalaman saya beberapa kali datang ke Pasar Beduk, para pedagang ini sudah mulai bersiap jualan sekitar pukul 2 siang. Namun, waktu ideal untuk berbelanja di Pasar Beduk itu menurut saja antara pukul 16:30 dan maksimal 17:30. Kenapa? Karena jika datang terlalu cepat, biasanya barang dagangan yang ada belum sepenuhnya komplit.

Jika datangnya pas, barang dagangan sudah lengkap. Foto milik pribadi.
Jika datangnya pas, barang dagangan sudah lengkap. Foto milik pribadi.
Sebagian pedagang ini adalah pengepul. Terutama pedagang jajanan pasar. Mereka mengambil aneka jenis kue dari para pembuat. Nah, jika mau sajian komplet, datanglah setidaknya di atas pukul 4 sore. Saat itu, cuaca juga sudah mulai sejuk. Para pengunjung belum terlalu ramai tidak seperti pukul 17:30 ke atas di mana suasana sudah sedemikian padat dan hectic.

Jangan Kalap! Beli Secukupnya Saja

Poin satu ini cocok banget buat saya hahaha. Maklum saja, sebagai mamamholic sering kali saya kalap saat berada di satu pasar yang menjual banyak makanan. Belum lagi kalau datang dalam keadaan lapar, beuh, semua nampak menggoda dan rasanya semua mau dibeli!

Namun, begitu sampai di rumah dan berbuka puasa, makanan tadi nampak biasa saja. Untungnya saya jarang (baca : hampir tidak pernah) membuang makanan. Sayang atuh! Mubazir. Tetap saja semua makanan yang dibeli kudu dihabiskan. Ya tetap habis, sih! Tapi jadi PR banget kan kalau harus menghabiskan banyak makanan dalam satu waktu. So please, beli secukupnya saja.

Jangan Diam Saja, Berinteraksilah

Yang jualan itu bukan robot, loh! Jadi, sedikit obrolan saat proses jual beli, pasti bikin suasana jadi makin cair. Ya asal lihat situasi dan kondisi juga. Kalau datang pas ramai banget terus nanya ke pedagang, "Pak, ada anak gadis gak di rumah?"  ya tentu bakalan dicuekin hehe.

Kalau diam aja, rasanya sulit liat senyum mengembang kayak gini :) Foto milik pribadi
Kalau diam aja, rasanya sulit liat senyum mengembang kayak gini :) Foto milik pribadi
Banyak loh manfaat berinteraksi dengan para pedagang itu. Kita bisa tahu mana produk unggulan yang mereka jual. "Cobain ini deh dek, dijamin enak," gitu biasanya mereka bilang. Nah, kan jadi mudah milih-milih makanannya. Syukur-syukur, sepik-sepik beramah tamah dengan mereka berakhir dengan, "ini ibu kasih bonus buat abang ganteng, ya!" -Netizen kompak beristighfar.

Jangan Egois dengan Keadaan Sekitar

Biasanya nih, Pasar Beduk ini beroperasi dengan "hanya" memanfaatkan lahan seadanya yang dekat dengan keramaian. Tak jarang, para pedagang ini berjualan di pinggir jalan. Makanya suasana jadi begitu hectic dan sering kali bikin macet.

Sekecil apapun usaha kalian untuk dapat mengurangi dampak itu pasti sangat berarti. Misalnya saja memilih memarkirkan kendaraan dulu baru kemudian berkeliling membeli takjil. Banyak kan orang yang karena males jadi berinteraksi langsung dari atas kendaraan sehingga jalanan terhambat. Dosa tau menghalangi jalan orang lain.

Cari dulu tempat parkir, jangan langsung transaksi dari kendaraan. Bikin macet! Foto milik pribadi
Cari dulu tempat parkir, jangan langsung transaksi dari kendaraan. Bikin macet! Foto milik pribadi
Satu lagi, belanja di Pasar Beduk juga bisa dijadikan lading pahala. Di sekitar situ biasanya ada saja homeless yang pasti bahagia kalau dapat merasakan secuil makanan lezat yang dijual di sana. Boleh banget jika mau bersedekah ke mereka.

Jangan Lengah, Harus Senantiasa Waspada

Kalau kata Bang Napi, "kejahatan biasanya muncul jika ada kesempatan." Nah, di suasana ramai, biasanya kita jadi lengah dengan barang bawaan. Gak mau dong dompet atau gawai yang kita dibawa dicopet orang?

Jangan lengah, jaga terus bawaan. Foto dari Kompas.com
Jangan lengah, jaga terus bawaan. Foto dari Kompas.com
Jika bawa kendaraan juga mesti siap kunci tambahan. Di Palembang sendiri, melalui tayangan criminal TV local, setiap harinya adaaa aja berita orang kena copet atau kehilangan kendaraan. Hiks sedihnya! Lebaran jadi gak bisa tuh ke sana ke mari dengan mudah karena motor hilang (pas lagi beli takjil pula, sangat tidak heroic -eh). Intinya, kita harus selalu waspada. Betul betul betul!

***

Aha, itu dia sedikit tips dari saya jika mau berbelanja di Pasar Beduk. So, kapan kita mau ke Pasar Beduk bareng?

Kompal : Kompasianer Palembang
Kompal : Kompasianer Palembang
Simak tulisan saya lainnya di sini, ya! :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun