Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pos Indonesia yang Tak Pernah Berubah: Ke Mana Larinya Selisih Uang Kembalian?

26 September 2017   11:16 Diperbarui: 27 September 2017   16:32 11043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wikimedia.org

"Jika bapak transfernya dengan menggunakan fasilitas non tunai, uang yang terdebet sesuai dengan yang bapak kirimkan. Lagipula, bapak dapat menghemat waktu dan biaya untuk datang ke bank, dan kemudian antre."

Biasanya sih, setelah dikasih tahu begitu, nasabahnya akan diam. Di lain sisi, nasabah tidak tahu bahwa, kami, para teller ini lebih sering nombok ketimbang untung dari selisih kembalian tersebut. Untungnya, sistem perbankan tempat aku dulu bekerja dapat melakukan pembulatan ke bawah. Jadi, jika kemudian di sore hari dana kasku jumlahnya ganjil, misalnya, selisih Rp.78, maka dapat dihilangkan menjadi Rp.0 (dengan syarat di bawah nominal terendah nilai rupiah kita : Rp.100).

Solusi untuk Pegawai Pos

Lantas apa solusinya agar pegawai pos dapat memberikan uang kembalian yang sesuai kepada konsumen?

Pertama, siapkan uang kecil/receh. Ini hal termudah yang dapat dilakukan. Akupun dulu saat menjadi teller, rela menyiapkan uang kecil dari rumah untuk antisipasi kembalian kepada nasabah. Repot? Pasti. Namun itu bentuk kecil dedikasi kita terhadap pekerjaan. Sekarang pun, di tokoku, aku selalu senantiasa menyiapkan uang receh. Sehingga kembalian Rp.100 pun sebisa mungkin aku beirikan. Pun, jika stok kosong, aku akan menyampaikan langsung kepada konsumen mengenai hal itu dan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.

Kedua, pasang EDC (Electronic Data Capture) alias mesin gesek di masing-masing konter pegawai PT.Pos Indonesia. Butuh waktu dan proses, tapi gak mustahil dilakukan. Lha, aku yang punya toko kecil di pinggiran kota aja punya 2 mesin EDC kok. Bukan untuk gaya-gayaan, tapi untuk lebih memudahkan konsumen yang datang.

Ketiga, siapkan saluran khusus untuk sumbangan. Sehingga uang kembalian yang tidak tersedia dapat langsung disalurkan untuk kegiatan amal. Persis seperti yang dilakukan oleh Indomaret atau Alfamart. Dimana, uang kembalian yang disumbangkan tercetak di struknya. Terlepas nanti uang sumbangan tersebut disalurkan kepada yang berhak atau tidak, itu urusan perusahaan. Namun setidaknya, sebagai konsumen, kita tahu uang kembalian yang harusnya kita terima tidak masuk ke kantung oknum pegawai PT.Pos.

Dari sisi konsumen kita juga dapat menyiasasi. Yakni dengan cara membawa uang dengan kopur/pecahan yang beragam, sehingga kita dapat memberikan uang pas kepada pegawai kantor pos. Bukannya bermaksud excuse, namun 3 poin di atas seharusnya lebih diutamakan karena sebagai konsumen/nasabah, kita mendatangi "gedung uang" yang seharusnya lebih siap dalam mengakomodir kebutuhan konsumen.

*   *   *

Aku tidak tahu ya masing-masing motif pegawai PT.Pos dengan tidak memberikan uang kembalian yang semestinya itu apa. Jika kendala penyediaan uang kembalian, mestinya kejadian ini nggak berlarut-larut dan praktiknya terjadi hingga sekian lama. Aku juga tidak tahu, apakah pimpinan langsung para pegawai yang bekerja di konter ini tahu atau tidak mengenai praktik semacam ini. Jika memang tidak tahu, semoga dengan adanya tulisan ini semua pegawai frontliners PT.Pos Indonesia dapat melakukan pembenahan.

"Kenapa mesti bikin tulisan gini sih? Kan bisa ngomong langsung ke pegawainya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun