Usaha warung kelontong kecil dengan memanfaatkan teras rumah atau carport, Â berlokasi di sekitar pemukiman padat penduduk, berada di jalan yang relatif ramai oleh lalu lalang warga atau berada di kawasan yang tak pernah sepi meski malam telah larut.
Dengan konsep one stop store, dimana semua produk yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari konsumen tersedia dengan layout simpel, rapi dan menarik.
Pelayanan yang singkat dan tepat, hanya atas tunjuk bayar dan pergi, selesai tak perlu berlama-lama antri untuk menyelesaikan pembayaran. Diibaratkan seperti layanan drive thru.
Layanan prima dari seorang penjaga warung kelontong yang luwes dan tidak kaku prosedural dalam melayani pembeli, yang tidak ditemui di gerai-gerai minimart modern yang telah dikelola secara profesional.
Meski warung kelontong buka selama 24 jam sehari tak mengurangi kualitas layanan prima sehingga tak kalah dengan layanan yang diberikan pelayan gerai minimart modern, bahkan layanannya lebih tulus dan tak sekedar layanan prosedural yang seringkali terkesan kaku.
Tak perlu merogoh kocek uang logam atau beberapa lembar ribuan untuk biaya parkir apabila berbelanja di warung kelontong kecil rumahan.
Setidaknya telah mampu menjawab apa yang tidak terlayani di minimart modern, dan berharap konsumen lebih tertarik bertransaksi di warung kelontong rumahan, selain harga yang lebih murah, layanan cepat dan tepat serta layanan prima kedekatan hubungan dengan konsumen tetap terjalin. Â Â Â
Digitalisasi (Bila Perlu)
Tak semua orang telah melek teknologi, namun apabila diperlukan di warung kelontong dapat disediakan layanan dengan memanfaatkan teknologi khususnya untuk pembayaran maupun pencatatan uang dan stok opname barang.
Tertib Manajemen Keuangan (Meski Sederhana)
Terutama dalam hal mengelola keuangan dan opname stok barang dagangan. Barang dagangan yang terjual plus keuntungan yang diperoleh harus sama dengan uang yang diterima.
Pentingnya tertib manajemen keuangan agar pengusaha warung kelontong dapat mengetahui secara real time laporan neraca dan laba rugi yang didalamnya memuat omset penjualan, saldo kas, stok opname barang dagangan, dan lain-lain.
Hindari memberikan hutang kepada pelanggan/konsumen "nakal" agar modal yang dikelola tidak menyusut bahkan hilang.