Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Bangkitnya Warung Kelontong Rumahan

21 Mei 2023   08:59 Diperbarui: 21 Mei 2023   16:15 1691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Geliat perekonomian toko kelontong di kota Pekalongan. (Dok. Shutterstock/Maharani Afifah) 

Dalam siklus kehidupan manusia tak akan pernah lepas dari yang namanya kebutuhan pokok. Manusia selalu berjuang untuk mendapatkannya agar kehidupan terus berlangsung.

Kebutuhan pokok sehari-hari dari mulai bangun tidur hingga berangkat ke peraduan kembali. Dari kebutuhan isi perut, kebutuhan sarana pendidikan, kebutuhan akan kesehatan, kebutuhan akan hiburan, kebutuhan akan gaya hidup dan lain sebagainya.

Supermarket, minimart, warung kelontong atau warung sembako yang ada disekitar Anda akan selalu siap melayani dan menyediakan kebutuhan yang diperlukan.

Trend warung kelontong atau warung sembako kecil yang buka 24 jam guna melayani masyarakat yang membutuhkan tanpa pandang waktu dengan buka setiap saat, bisa jadi awal bangkitnya warung kelontong rumahan.

Mengenang Masa Lalu

Dulu sekali saat penulis masih sekolah, sekitar tahun 1980-an akhir hingga pertengahan 1990-an sebelum menjelang runtuhnya orde baru tahun 1998.

Teringat saat mbah putri yang tinggal di Semarang tepatnya di kawasan Jl Mugas Tlogobayem. Berada tidak terlalu jauh dari jantung kota Semarang yang terkenal dengan ikon Simpanglima.

Berdiri beberapa sekolah dan kampus kala itu, diantaranya SMA Negeri 1, STM Pembangunan, Kampus Undip Pleburan, Unika Soegiyopranoto, Akubank, BPLP Semarang dikenal sebagai sekolah pelayaran dan sekolah maupun kampus swasta lainnya.

granita elsara & toko kelontongnya (source: ugm.ac.id)
granita elsara & toko kelontongnya (source: ugm.ac.id)

Mbah putri atau kami biasa menyebut beliau dengan panggilan mbahbuk memiliki satu warung kelontong atau warung sembako kecil dengan ukuran tak lebih dari 2x3 yang melayani para penghuni kost mahasiswa maupun pelajar yang sedang menempuh studi di beberapa sekolah dan kampus tersebut diatas dan warga sekitar tempat tinggal di jalan Mugas Semarang.

Manajemen keuangan yang dilakukan mbahbuk cukup unik karena dari penghasilan warung kelontong selama puluhan tahun mampu memberikan kehidupan dan kebutuhan sekolah hingga beberapa lulus menjadi sarjana, ada 11 orang paklik dan bulik putra putri mbahbuk.

Dari sini dapat digambarkan betapa omset penjualan warung kelontong sangat menarik untuk dibedah lebih lanjut sebagai salah satu alternatif pilihan wirausaha, simak tipsnya!

Riset Kecil Pangsa Pasar

Sebagai pengganti feasibility study atau studi kelayakan yaitu untuk mengukur atau mengevaluasi seberapa besar potensi sebuah warung kelontong rumahan atau warung sembako kecil.

Dengan melakukan riset kecil tentang potensi dan pangsa pasar warung sembako atau warung kelontong di suatu tempat yang akan Anda didirikan dan kelola.

Seberapa besar ketertarikan, kemampuan secara ekonomi yang dapat mempengaruhi daya beli warga sekitar dan para pelintas yang lalu lalang yang berpotensi untuk mampir dan membeli produk di warung kelontong milik Anda.

Model layanan yang seperti apa yang mampu menaklukkan calon pembeli agar bertransaksi hanya di warung kelontong Anda dan bukan ke gerai minimart yang telah dikelola secara profesional.

Termasuk rutinitas pasokan dengan harga yang kompetitif dan lebih dari satu bahkan dengan ketersediaan banyak pemasok agar mampu berkompetisisi dari sisi harga jual.

Tentunya tetap memperhitungkan over head cost yang timbul dari sebuah warung kelontong rumahan, diantaranya biaya listrik, air, alat tulis, biaya keamanan, iuran lingkungan, biaya tenaga kerja dan lain-lain yang termasuk ke dalam biaya tambahan diluar biaya langsung.

Lokasi Warung Kelontong

Beberapa tahun belakangan tepatnya saat pandemi covid-19 melanda negeri kita. Saat beberapa supermarket, mall besar dan minimart dibatasi waktu operasionalnya. 

Di Jakarta, para perantau dari Madura telah berhasil membuka warung kelontong dengan ukuran mini yang mampu bertahan melayani masyarakat yang membutuhkan kebutuhan pokok sehari-hari dengan layanan 24 jam.

Dengan hanya berukuran rata-rata tak lebih dari 3x3 meter, sebuah warung kelontong didirikan berada di sekitar pemukiman padat penduduk, berada di jalan yang relatif ramai oleh lalu lalang warga atau berada di kawasan yang tak pernah sepi meski malam telah larut.

Template seperti diatas setidaknya dapat di terapkan di beberapa daerah lain dengan kondisi yang tidak berbeda jauh. Seperti di Gresik dan Sidoarjo misalnya. 

Kedua kota tersebut merupakan kota industri dengan kehidupan pekerja shift sehingga lalu lalang warga/penghuni kota masih terasa hingga larut malam bahkan pagi dini hari.

Modal Minim Warung Kelontong

Sekiranya Anda berminat untuk menggeluti berwirausaha dengan membuka warung kelontong rumahan, dengan memanfaatkan carport atau teras rumah akan menghemat biaya hingga seminim mungkin.

Cukup dengan ukuran 3x3 meter, tanpa biaya sewa bulanan/tahunan, hanya membutuhkan sedikit biaya renovasi (biaya investasi) sesuai dengan layout layaknya sebuah warung kelontong rumahan ditambah dengan peralatan pendukung lainnya seperti rak, meja, kursi, brankas kecil, kulkas/freezer, dan lain-lain.

Sedangkan kebutuhan modal kerja untuk pengadaan barang dagangan untuk mengisi warung kelontong tak terlalu banyak, cukup terlihat penuh barang dagangan di layout warung kelontong.

Dengan memanfaatkan perputaran omset yang cepat atau saat barang dagangan berkurang banyak karena laku terjual, anda dapat segera berbelanja ke para supplier yang menjadi langganan anda.

Melihat pola seperti tersebut diatas terutama dari segi keuangan, anda tak harus menyediakan modal kerja yang cukup besar. Dengan modal secukupnya usaha warung kelontong yang anda kelola mampu berjalan.

ilustrasi/Bangkitnya Warung Kelontong Rumahan (source: bisnisukm.com)
ilustrasi/Bangkitnya Warung Kelontong Rumahan (source: bisnisukm.com)

Perbanyak Supplier

Untuk mendapatkan harga beli atau harga grosir yang kompetitif sehingga dapat lebih leluasa dalam menentukan harga jual kembali, langkah yang wajib Anda lakukan dengan cara hunting dengan keluar masuk toko melakukan pengecekan harga di masing-masing grosir yang layak untuk di kulak.

Ketika sudah menemukan toko grosir yang layak untuk dikulak dan dijadikan langganan, tetap saja Anda harus melakukan hunting ke beberapa toko grosir lainnya. Sebab setiap toko punya kebijakan cross selling atas setiap produk yang dijual.

Sebut saja di toko A harga susu lebih miring/murah dibanding toko B, namun harga produk lain bisa saja lebih mahal dibandingkan toko B. Dan Anda harus cermati ini.

Kesimpulannya, lebih banyak supplier yang memasok warung kelontong Anda akan lebih baik, dari segi harga lebih kompetitif sehingga Anda lebih leluasa dalam menentukan harga jual yang lebih kompetitif kepada konsumen.

One Stop Store dan Menjawab Apa yang Tidak Terlayani di Minimart Modern

Usaha warung kelontong kecil dengan memanfaatkan teras rumah atau carport,  berlokasi di sekitar pemukiman padat penduduk, berada di jalan yang relatif ramai oleh lalu lalang warga atau berada di kawasan yang tak pernah sepi meski malam telah larut.

Dengan konsep one stop store, dimana semua produk yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari konsumen tersedia dengan layout simpel, rapi dan menarik.

Pelayanan yang singkat dan tepat, hanya atas tunjuk bayar dan pergi, selesai tak perlu berlama-lama antri untuk menyelesaikan pembayaran. Diibaratkan seperti layanan drive thru.

Layanan prima dari seorang penjaga warung kelontong yang luwes dan tidak kaku prosedural dalam melayani pembeli, yang tidak ditemui di gerai-gerai minimart modern yang telah dikelola secara profesional.

Meski warung kelontong buka selama 24 jam sehari tak mengurangi kualitas layanan prima sehingga tak kalah dengan layanan yang diberikan pelayan gerai minimart modern, bahkan layanannya lebih tulus dan tak sekedar layanan prosedural yang seringkali terkesan kaku.

Tak perlu merogoh kocek uang logam atau beberapa lembar ribuan untuk biaya parkir apabila berbelanja di warung kelontong kecil rumahan.

Setidaknya telah mampu menjawab apa yang tidak terlayani di minimart modern, dan berharap konsumen lebih tertarik bertransaksi di warung kelontong rumahan, selain harga yang lebih murah, layanan cepat dan tepat serta layanan prima kedekatan hubungan dengan konsumen tetap terjalin.     

Digitalisasi (Bila Perlu)

Tak semua orang telah melek teknologi, namun apabila diperlukan di warung kelontong dapat disediakan layanan dengan memanfaatkan teknologi khususnya untuk pembayaran maupun pencatatan uang dan stok opname barang.

Tertib Manajemen Keuangan (Meski Sederhana)

Terutama dalam hal mengelola keuangan dan opname stok barang dagangan. Barang dagangan yang terjual plus keuntungan yang diperoleh harus sama dengan uang yang diterima.

Pentingnya tertib manajemen keuangan agar pengusaha warung kelontong dapat mengetahui secara real time laporan neraca dan laba rugi yang didalamnya memuat omset penjualan, saldo kas, stok opname barang dagangan, dan lain-lain.

Hindari memberikan hutang kepada pelanggan/konsumen "nakal" agar modal yang dikelola tidak menyusut bahkan hilang.

Bangkitnya warung kelontong rumahan, bisa jadi secercah harapan dalam berwirausaha di tengah terpuruknya perekonomian global.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun