Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menghindar dari Kemiskinan

10 Mei 2023   08:43 Diperbarui: 12 Mei 2023   04:28 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi/Menghindar Dari Kemiskinan (source: liputan6.com)

Andaikan bisa, jangankan menghindar, pastikan tak berjumpa dengan kemiskinan meski hanya dalam angan. 

Ditengah masyarakat hedon dimana semua diukur dengan uang. Sukses itu ketika banyak uang, hidup bergelimang harta, rumah bagus dan lahan luas dimana-mana, mobil mewah berjumlah banyak, logam mulia lantakan berkilo-kilogram. 

Uang adalah segalanya dalam pandangan sebagian besar masyarakat terutama di perkotaan, sebagian masyarakat pedesaanpun juga sudah mulai terimbas.

Tak dipungkiri sebagian diantara kita memberikan rasa hormat berlebih kepada mereka yang banyak dalam harta dan cenderung melihat dengan sebelah mata kepada mereka yang miskin papa. 

Sebagian diantara mereka berlomba-lomba dalam mencari harta kekayaan dengan mengesampingkan halal atau haramkah rejeki yang di dapat. 

Mengingatkan kembali bahwa sejauh apapun dalam mengejar dunia ujung garis finishnya tetaplah kematian. 

Bawalah harta kekayaanmu hingga ke akhirat dengan cara titipkan untuk kepentingan amal ibadah seperti zakat, infaq dan sedekah, kepada saudara dekat yang kurang beruntung dalam segi finansial, anak yatim piatu miskin, kaum duafa, pembangunan tempat ibadah, bencana alam, dan lain sebagainya yang sifatnya membantu sesama dalam mengentaskan kemiskinan dan meringankan beban/musibah.

ilustrasi/Menghindar Dari Kemiskinan (source: liputan6.com)
ilustrasi/Menghindar Dari Kemiskinan (source: liputan6.com)

Hindari Berutang (Konsumtif)

Lapar mata akan membuat diri anda menghamburkan uang demi memenuhi keinginan belanja yang terkadang hanya untuk hasrat gaya hidup, sementara kebutuhan keluarga yang lebih urgent seringkali terabaikan. 

Dalam membeli kebutuhanpun sesuaikan dengan kemampuan, apabila dirasa belum cukup mampu untuk membeli jangan paksakan dengan cara berhutang.

Berutang seperti menggadaikan diri dan menghabiskan uang lebih besar dari yang dihasilkan lebih-lebih apabila hutang tersebut terdapat kewajiban membayar bunga. 

Hal ini pasti akan menguras penghasilan anda lebih besar dari yang semestinya dibandingkan jika barang yang anda beli dengan cara cash, dan dari sini anda telah berupaya untuk selalu menghindar dari kemiskinan. 

Pembelian secara tunai itu tanpa embel-embel tambahan biaya alias bunga. Anda diminta untuk sedikit lebih sabar dalam memenuhinya, hanya soal waktu saja barang tersebut kemudian berpindah menjadi hak milik sehingga akan lebih menghemat pengeluaran dari biaya tambahan/bunga apabila membeli dengan cara berhutang.

Bahkan sebagian ulama mengharamkan riba bunga baik yang berasal dari bank maupun lembaga non bank/perseorangan. 

Soal yang satu ini memang masih terdapat perbedaan pendapat diantara para ulama. Tentu saja pilihan kembali kepada anda, mau ikut ulama yang mengharamkan riba bunga bank atau yang masih memperbolehkannya. Sebab keduanya berlandaskan kebenaran dalil masing-masing.

Menyisihkan Sebagian Penghasilan

Setiap kita yang telah memiliki penghasilan, baik penghasilan sebagai intrapreneur atau pekerja kantoran/pabrik maupun berpenghasilan yang tidak menentu seperti para entrepreneur  atau pelaku usaha, yang bisa jadi hari ini mendulang keuntungan dan besok atau lusa mengalami kerugian. 

Alangkah lebih bijak selalu terucap syukur dari mulut dan hati meskipun sedang dalam keadaan merugi, penulis tak sekedar berucap namun telah seringkali mengalami dalam kegiatan bermuamalah/berniaga. 

Namanya juga pedagang/pelaku usaha, kalau tidak untung yang buntung/rugi.

Itulah sebabnya mengapa ketika pelaku usaha sedang mendapatkan keuntungan selalu berusaha menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung. 

Para pelaku usaha dalam pencatatan keuangan secara harian dan bulanan selalu dilakukan secara tertib dan detail. Sedangkan dalam "membongkar  keuntungan" beberapa diantara mereka melakukannya setelah berjalan minimal 12 bulan. Baru di bulan ke 13 atau awal tahun depan dilakukan totalan penghasilan untuk menghitung besaran laba rugi perusahaan. 

Strategi ini cukup ampuh untuk menghemat pengeluaran yang tidak urgent hasilnya selalu berusaha untuk ditabung dengan menyisihkan sebagian penghasilan. Dan ini sebagai salah satu trik untuk menghindar dari kemiskinan.

Hindari (Keseringan) Makan Diluar

Kebiasaan makan diluar memang mengasyikan, ramai-ramai bersama orang-orang yang anda sayangi dan tak perlu repot memasak dan mencuci peralatan dapur termasuk piring dan gelas serta hampir semua menu tersedia. 

Akan tetapi kebiasaan ini nyaris jatuhnya selalu lebih mahal dibandingkan apabila Anda memasak sendiri, bisa dua kali lipat lebih mahal bahkan lebih tergantung dari menu dan tempat kuliner yang menjadi tujuan aAnda.

Sebaiknya hindari atau setidaknya kurangi makan diluar pada saat jam istirahat makan siang, bisa dengan membawa bekal makanan dari rumah hasil olahan istri atau memasak sendiri jika dirasa perlu.

Bagi mereka yang telah berkeluarga, terutama yang seringkali bahkan telah terbiasa makan diluar pada akhir pekan, alangkah baiknya jika dihindari atau setidaknya dikurangi agar lebih berhemat dalam mengatur keuangan dan menghindar dari kemiskinan. 

Belanja Sesuai Kebutuhan Bukan Keinginan

Lapar mata juga dapat mengakibatkan sikap konsumtif, sebab selalu mengikuti keinginan dengan mengesampingkan kebutuhan yang sesungguhnya. 

Stop perilaku tersebut dan hanya membeli sesuai kebutuhan. Cara ini mampu menghemat anggaran belanja Anda, prinsipnya harus istiqomah dalam menjalaninya serta sebagai upaya untuk menghindar dari kemiskinan. 

Pencadangan Dana Darurat

Serep atau cadangan sangat diperlukan dalam kondisi diluar normal, seperti ban serep/cadangan dalam sebuah mobil, sangatlah diperlukan apabila di tengah jalan terjadi suatu accident ban kempes sehingga tidak perlu menunggu waktu yang lama perjalanan dapat dilanjutkan setelah penggantian ban.

Demikian halnya dengan anggaran keuangan keluarga, Anda wajib menyediakan sejumlah nominal tertentu yang difungsikan sebagai cadangan yang akan diperlukan pada saat kebutuhan mendesak, seperti kebutuhan mendesak untuk biaya kesehatan, biaya sekolah dan keperluan investasi atau hal lainnya.

Rencana Anggaran Keuangan

Ketika malam menjelang dan sebelum tidur, biasanya saya berpikir tentang rencana kegiatan apa saja yang akan saya lakukan untuk keesokan harinya, hal ini agar saat pagi di kantor dapat langsung menjalani tugas-tugas yang menjadi tanggungjawab.

Dalam mengelola keuangan seyogyanya agar dibuatkan roadmap minimal dalam satu bulan ke depan atau bahkan dalam kurun waktu 12 bulan, tentang rencana pemasukan dan pengeluaran, meskipun rencana tersebut dicatat secara sederhana.

Skala prioritaskan mulai dari yang urgent hingga yang rutin anggaran belanja bulanan. 

Belanja kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan hanya memenuhi hasrat atau keinginan belanja semata. Dengan demikian Anda berpeluang menyisihkan sebagian penghasilan untuk keperluan saving maupun investasi dan secara tidak langsung melakukan upaya menghindar dari kemiskinan.

Manfaatkan Teknologi (Aplikasi) Pencatatan Keuangan

Dengan adanya kemajuan teknologi seperti saat ini, Anda dapat memanfaatkan aplikasi yang membantu dan menunjang kegiatan sehari-hari, diantaranya dengan aplikasi pencatatan keuangan sehingga mempermudah dalam melakukan pencatatan anggaran keuangan keluarga, baik pencatatan pemasukan maupun pengeluaran.

One stop service dalam genggaman di ponsel, tak perlu repot membuat manualnya dan sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengelolaan anggaran keuangan keluarga.

Beberapa langkah di atas dimaksudkan agar kondisi keuangan keluarga selalu dalam kontrol ketat, demi supaya asap dapur tetap mengepul.

Menjadi lebih tertib dan selalu istiqomah dalam memprioritaskan yang prioritas guna mengantisipasi kebocoran pengeluaran keuangan yang tidak perlu, sehingga dapat mencegah dan menghindar dari kemiskinan.

Salam istimewa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun