Dari dua uraikan tersebut di atas yaitu potensi kenaikan harga dan kebutuhan akan hunian tempat tinggal bagi generasi milenial dan generasi zilenial saja dapat menjadi ide untuk berinvestasi khususnya di bidang properti.
Berikut sedikit gambarannya, tentang "Mari Berinvestasi, Tapi Mengapa Harus Properti?".
Investasi Jangka Panjang,
Investasi jangka panjang bagi investor pasif yaitu investor yang melakukan pembelian untuk dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama, takarannya bisa lebih dari 5 tahun
Di rentang waktu di sela-sela jangka panjang tersebut dapat dimanfaatkan atau alihfungsikan sementara menjadi tempat hunian yang disewakan bagi mereka yang membutuhkan sehingga berpotensi untuk menambah pendapatan atau passive income.
Tentang usaha rumah sewa pernah penulis bahas tersendiri di dalam artikel lain di blog Kompasiana ini, silahkan berselancar di dalamnya.
Investasi Jangka Pendek,
Ini berlaku bagi para investor yang melakukan investasi dengan cara melakukan pembelian rumah baru atau rumah second untuk dijual kembali dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama atau dibawah 5 tahun.
Apabila dirasa sudah mendapatkan gain yang lumayan bagus maka properti akan segera ditawarkan untuk dijual baik melalui broker maupun dijual sendiri.
Timing dan beberapa hal terkait dengan rencana menjual properti hunian, rumah/apartemenpun harus dipertimbangkan secara masak.
Apabila terlambat menjual akan sedikit mengkoreksi nilai jual properti hunian tersebut. Sebab akan tergerus oleh adanya biaya perawatan dan pemeliharaan, biaya entertaint, iuran-iuran di lingkungan hunian, dan lain-lain.
Capital Gain yang Relatif Besar,
Untuk mendapatkan capital gain yang besar, sebagai investor properti tetap harus selalu memperhatikan dalam pemilihan lokasi hunian, view atau hadap rumah baik letak rumah di sisi barat atau timur dan sisi utara atau selatan dari jalan, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas transportasi, fasilitas kesehatan, sarana dan prasarana lingkungan hunian.