Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pelaku Bisnis

23 Januari 2023   04:00 Diperbarui: 23 Januari 2023   04:08 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mahasiswa pelaku bisnis (sumber: infoindonesia.id)

Pelaku Bisnis - Mengawali sebagai pelaku bisnis rintisan atau startup, mahasiswa prodi Kewirausahaan setidaknya memiliki satu usaha atau bisnis rintisan. Idealnya dimulai selambat-lambatnya sejak menjadi mahasiswa kewirausahaan.

Prodi kewirausahaan sangat berbeda dengan Prodi lainnya yang masih dalam satu Fakutas Ekonomi & Bisnis.

Prodi kewirausahan lebih condong seperti kuliah vokasi sedang yang membedakan ketika lulus mahasiswa prodi kewirausahaan akan menjadi seorang entrepreneur lulusan Strata 1 yang bergelar Sarjana Bisnis atau disingkat dengan S.Bns.

Selama masa perkuliahan, mahasiswa prodi kewirausahaan lebih banyak dibekali dengan ilmu dan pengetahuan tentang kewirausahaan.

Berpola pikir sebagai entrepreneur sehingga saat lulus tidak lagi menjadi seorang pencari pekerjaan melainkan pencipta lapangan pekerjaan baru agar mampu membantu menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

Kegiatan vokasi diluar kelas sangat diharapkan memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk menjalin kerjasama dengan relasi atau pengusaha eksisting lainnya sehingga akan memperluas jaringan atau networking diantara para pelaku bisnis.

Mampu Menginternalisasi Bagaimana Profesi Pengusaha Dijalankan

Tak banyak orang yang mampu untuk menjadi seorang entrepreneur, sekalipun dari garis keturunan seorang pengusaha.

Mindset dan kerja keras yang menunjukkan bahwa seseorang mempunyai jiwa bisnis atau tidak, jadi bukan karena garis keturunan ataupun bakat.

Kurang lebihnya apabila keluarga besar merupakan seorang pebisnis atau pengusaha maka sedari kecil telah berada dalam lingkungan/cyrcle entrepreneurship.

Hal tersebut akan mempengaruhi pola beraktifitas dan jalan berpikir seseorang.

Inilah yang membedakan seseorang berjiwa wirausaha atau tidak. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan timbulnya jiwa wirausaha didasari akan kebutuhan yang mendesak dan kepepet alias the power of kefefet.

Memaksa seseorang untuk mau tidak mau harus melakukan sesuatu yang merupakan intisari dari kewirausahaan itu sendiri.

Terpaksa berwirausaha karena di PHK, resign dari pekerjaan karena hal tertentu sedangkan mereka butuh mata pencaharian untuk menghidupi keluarganya.

Seringkali the power of kefefet inilah yang memicu adrenalin seseorang dalam melakukan aktifitas yang cenderung out of the box.

Terlebih kepada mereka yang mempunyai jiwa inovasi yang tinggi dan selalu menginginkan perubahan serta selalu ingin memperluas zona nyaman yang telah dinikmatinya. Hal tersebut merupakan bagian dari jiwa pebisnis atau entrepreneur.

Mampu Menginspirasi Penilaian Atas Kesuksesan Pengusaha

Seorang entrepeneur selalu memiliki mimpi positif guna pengembangan usahanya seperti sosok pengusaha sukses yang mereka idolakan.

Setidaknya mereka terinspirasi dengan tokoh-tokoh pebisnis hebat di dalam negeri maupun manca negara.

Kesibukan mereka hanya berkutat tentang bagaimana cara melakukan pengembangan bisnis agar berjalan dengan lancar dalam segala sektor, tentunya dengan tidak meninggalkan etika bisnis.

Dari awal seorang entrepreneur harus paham bahwa yang namanya berusaha atau berbisnis merupakan profesi dengan ketidakpastian hasil. Di dalam perjalanannya terdapat keuntungan dan kerugian, bahkan kebangkrutan atau justru sebaliknya perusahaan yang membesar dan menggurita.

Rasa syukur seorang pekerja mandiri atau pelaku bisnis adalah syukur yang tiada tara, baik pada saat sedang sukses karena bisnisnya mendapatkan keuntungan maupun ketika usahanya sedang mengalami permasalahan atau merugi.

Pasang surut dalam berbisnis adalah “sego jangan” yaitu tahapan yang pasti akan pernah dijalaninya.

Oleh karena itu sebagai seorang entrepreneur wajib mengerti dan mempelajari ilmu bisnis dalam bidang tertentu yang digelutinya.

Sambil terus berikhtiar agar mampu melewati segala cobaan dan rintangan, yang pada akhirnya membuahkan apa yangdisebut “jam terbang” atau pengalaman dalam menggeluti usaha. Sama seperti seorang yang mereka tokohkan sebagai panutan dalam menjalankan usahanya.

Menjadi seorang pelaku bisnis terkadang bukan merupakan pilihan awal, namun karena dorongan dari sulitnya mencari pekerjaan atau kondisi perekonomian keluarga yang tidak menguntungkan, sehingga terpaksa melakoninya.

Idealnya keinginan dalam berwirausaha dimulai dengan ketertarikannya dalam bidang tertentu meskipun dari hal yang sederhana atau yang “remeh temeh”.

Seringkali yang sulit itu istiqomahnya. Namun apabila melakukan sesuatu karena senang maka dalam kondisi apapun tidak akan pernah bosan dan tetap dijalani dengan senang hati.

Dalam berbisnis harus dilakukan secara istiqomah, diulang-ulang hingga menjadi expert. Melakukan kesenangan yang mendapatkan imbalan pendapatan, siapa yang tidak tertarik?

Magang 

Sebelum turun menjalankan usaha bagi seseorang yang tertarik untuk berwirausaha atau bagi mahasiswa yang berkuliah di prodi kewirausahaan. Diperlukan proses turun gunung untuk belajar dengan cara bekerja kepada pelaku bisnis.

Sekaligus sebagai bentuk implementasi dari ilmu yang didapatkan selama di bangku kuliah atau seringkali disebut dengan magang.

Sebaiknya proses magangnyapun diawali dari pekerjaan "kasar" yang paling bawah, agar ke depan jika sudah menjalankan usaha paham betul secara detail.

Dengan tentunya siap diperlakukan seperti seorang karyawan oleh pelaku bisnis. Pembentukan mental dan karakter entrepreneur akan terbangun dari sini.

Supaya dapat menikmati dan merasakan, bagaimana tentang rasa syukur saat mendapatkan keuntungan dan tetap bersyukur manakala mendapatkan kerugian atau permasalahan dalam menjalankan usahanya.

Dari sini pula seorang calon pelaku bisnis mendapatkan pengalaman dan kiat-kiat sukses sebagai bekal kelak.

Mahasiswa kewirausahaan sebagai pelaku bisnis rintisan, memerlukan bimbingan dan pengajaran yang tepat dari para praktisi bisnis dan profesional serta akademisi sehingga kelak apabila telah lulus dapat menerapkan ilmunya dan menjadi pelaku bisnis yang memiliki kadar intelektualitas yang tinggi sejajar dengan para pelaku bisnis internasional.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun