Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kemandirian Finansial

18 Januari 2023   04:00 Diperbarui: 18 Januari 2023   06:45 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi/kemandirian finansial (sumber: tugu.com)

Kemandirian Finansial 

Finansial

Tak sekedar mampu mengelola keuangan secara bijak dari sumber penghasilan utama dan tidak lagi bergantung kepada orang lain, seperti orangtua, kerabat atau pasangan.

Sahabat harus mampu mempersiapkan diri di 20 sampai 25 tahun ke depan pada saat memasuki masa istirahat dengan menikmati hasil jerih payah finansial yang telah dibangun selama ini sejak usia produktif secara leluasa.

Kesehatan

Mahkota bagi setiap orang sehat yang tidak akan nampak kecuali oleh orang yang sakit, maka bersyukurlah saat sehat.

Sehat bisa jadi adalah ujian dan bisa jadi musibah, tergantung bagaimana perilaku kita dalam menyikapi perintah Allah.

Dalam Islam, apabila menjalankan perintah agama sesuai syariat maka disebutlah sebagai ujian, namun jika dalam kehidupan sehari-hari telah jauh dari syariat agama, jangan-jangan itu yang disebut istidraj. Musibah yang diberikan Allah SWT untuk melenakan hambaNya yang lalai.

Dengan kesehatan jiwa dan raga sahabat dapat melakukan apa saja, termasuk rencana-rencana besar dalam berwirausaha.

Untuk mendapatkan kemandirian finansial dimasa mendatang setidaknya sahabat harus mempunyai beberapa rencana besar yang mendukung terwujudnya cita-cita tersebut. Kesehatan merupakan salah satu aset pendukung cita-cita yang telah sahabat miliki sebagai karuniaNya.

Sedangkan aset lainnya adalah bonus dari Allah SWT yang juga akan sahabat pertanggungjawabkan kebermanfaatan atau kemudaratannya.

Apabila harta itu halal maka akan dihisab dan jika harta itu haram akan diazab kelak di pengadilan akherat.

Modal awal berupa kesehatan telah dimiliki, berikutnya beberapa aset yang perlu diperjuangkan keberadaannya,

Skill (Hard & Soft),

Beberapa kali penulis singgung sedikit tentang hobi dan passion, dan di dalam artikel yang lain pernah penulis ulas sedikit tentang expert dan fokus, dengan judul artikel expert : “Asah Keahlian Sedari Dini” dan fokus : “Fokus & Tekuni Satu Bidang Sampai Mahir”.

Supaya seluruh energi, tenaga, waktu dan pikiran terkerahkan hanya untuk satu bidang saja sampai dengan mahir, menguasai dan detail.

Apabila keahlian sudah ditangan meski itu remeh temeh kata orang, jangan patah semangat, lakukan yang terbaik dan tetap berdoa, kesuksesan menanti sahabat.

Bisnis/Usaha,

Tidak peduli saat ini sahabat pekerja kantoran atau profesional seperti misalnya bankir, pengacara, dokter, notaris, psikolog, guru, dosen, karyawan biasa, dan lain sebagainya.

Kewajiban yang harus sahabat miliki agar survive di masa mendatang adalah dengan memiliki side job yaitu pekerjaan sampingan yang mampu mensupport dan menghasilkan cuan diluar pekerjaan utama, meskipun saat ini mungkin masih dalam taraf rintisan usaha atau start up. 

Alasannya adalah apabila sahabat memulai sejak dini rintisan usaha dengan segala dinamikanya maka 5 hingga 10 tahun mendatang setidaknya usaha rintisan sahabat telah menjadi  powerfull dan berubah bentuk menjadi passive income yang menjanjikan, sebab sahabat telah menjalani proses bisnis selama sekian tahun.

Sahabat menjadi pelaku usaha yang expert dalam bidangnya dan tidak akan pernah takut lagi terhadap masa-masa purna dengan post power syndrome didalamnya.

Untuk jenis-jenis usaha rintisan yang dimaksud akan kita bahas pada kesempatan yang lain.

Properti,

Sama seperti kondisi diatas, apabila saat ini sahabat adalah pekerja kantoran atau profesional yang sama sekali tidak mempunyai waktu luang untuk merintis usaha, sebaiknya lakukan pembelian aset-aset produktif, salah satunya properti.

Saat sekarang ini waktu yang pas untuk berinvestasi dalam bentuk properti sebab sedang mengalami penurunan.

Ikuti pelatihan dan perbanyak literasi media sosial yang terkait dengan keilmuan yang membahas tentang properti, disana banyak dibahas tentang tips-tips sebelum melakukan investasi dalam bentuk properti.

Karena properti tidak hanya rumah tapak atau landed house tetapi ada apartement, ruko, tanah siap bangun, gudang, rumah kost dan lain sebaginya.

Dalam berinvestasi properti tidak diperlukan ilmu khusus yang rumit seperti trading/investasi saham misalnya. Dalam berinvestasi properti penulis mempunyai strategi yaitu “beli, imbu (simpan) dan jual”.   

Paper Asset, 

Aset yang berbentuk kertas, itu dahulu dan saat ini telah tergantikan berupa scriptless atau berkas digital dalam bentuk softcopy.

Lantas apa saja paper asset tersebut, investasi aset dalam bentuk paper asset seperti kepemilikan saham, obligasi, surat utang negara, reksadana dan lain sebagainya. Alangkah lebih baik lagi jika kepemilikan paper asset yang syariah.

Logam Mulia Emas,

Kemilau emas masih menarik banyak orang baik sebagai perhiasan maupun aset dikarenakan stabilnya nilai emas dan mempunyai nilai likuiditas yang tinggi.

Emas sebagai alat proteksi aset dari gempuran inflasi mata uang dari tahun ke tahun.

Dengan cara rutin menabung emas dari penyisihan penghasilan utama meskipun dari nominasi yang terkecil sekalipun.

Sahabat tidak bisa membayangkan berapa total emas yang sahabat miliki saat nanti dan sekian ratus prosen kenaikan nilainya dalam kurun waktu 20 sampai dengan 25 tahun mendatang. 

Internet,

Media berselancar dunia maya, bisa bermanfaat secara positif atau bahkan sebaliknya karena alat maka tergantung dari si pemakainya.

Bagi sahabat yang suka dengan kreatifitas berbasis internet yang ujung-ujungnya mampu menambah pundi-pundi rekening sehingga nantinya mampu bersedekah lebih banyak lagi.

Disanalah kesempatan terbuka lebar, dari pembuatan konten, youtuber, blogger, digital marketing, dan masih banyak lagi, sesuaikan dengan hobi dan passion sahabat.

Kemandirian finansial akan tercapai apabila didukung oleh kesehatan jiwa dan raga, jasmani dan rohani supaya dapat terus bergerak maju.

Jadikan sukses saat ini sebagai modal semaian dengan perawatan dan pemeliharaan yang memadai dari sebuah cita-cita supaya kelak passive income akan menemani keleluasaan dalam beribadah di masa purna sebagai hasil dari kemandirian finansial.

Semangat Menjalaninya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun