Sedangkan lokasi showroom yang tidak harus strategis dapat digantikan dengan networking yang luas, bisa dengan sistem kerja sama dengan showroom-showroom lain atau bekerja sama dengan para mediator atau makelar.
3. Manfaatkan Networking, Termasuk dengan Makelar,
Sebagai seorang pengusaha sudah semestinya mempunyai jaringan relasi, kolega, klien yang tersebar di mana-mana.
Wajib menjalin hubungan yang baik dengan sesama pemilik showroom mobil bekas baik showroom besar maupun showroom rumahan, baik yang berada dalam satu kota maupun antar kota.
Hal ini dimungkinkan untuk saling cross stock mobil bekas dalam melayani pembelian.Â
Misalnya apabila di tempat kita tidak ada stok mobil bekas yang dibutuhkan konsumen maka kita dapat mengambil stok mobil bekas di showroom kolega demikian sebaliknya.
Dan yang tidak kalah penting menjalin kerja sama dengan melibatkan para mediator atau makelar.
Sebab merekalah yang mempunyai informasi penting calon pembeli dan juga calon penjual mobil bekas sehingga transaksi jual beli mobil bekas dapat berlangsung.
4. Perbaikan & Percantik Mobil,
Seringkali mobil bekas yang dibeli menjadi stok dagangan tidak dalam kondisi ready for sale.
Masih diperlukan perbaikan di sana-sini supaya mobil bekas tampil cantik dan menarik.
Tidak bermaksud untuk mengelabui konsumen, screening pembelian mobil bekas telah dilakukan pada awal kulakan dan telah disepakati bahwa hanya mobil bekas yang benar-benar layak dan legal saja yang diperdagangkan.
5. Cek Kelengkapan Surat,
Dengan adanya keterlibatan mediator atau makelar diharapkan mobil bekas yang di kulak benar-benar dalam kondisi yang layak jual termasuk juga kelengkapan surat-suratnya, BPKB, STNK, Faktur dan lain-lain dijamin keasliannya.