Nasi Goreng Jawa
Berlatar zaman orde baru, Antara lapan lapan(1988) hingga sembilan satu(1991), Jauh sebelum peristiwa lengsernya Bapak daripada Soeharto, mei sembilanlapan(1998),
Zamanku susah zaman kuliah, Supermie kala itu dan Indomie belum semeriah seperti kala ini, Baju harian dan baju kuliah tak melebihi jumlah jemari sebelah tangan,
Berangkat dan pulang kuliah dengan berjalan kaki, Melewati jalanan berderet warung nasi tapi kenapa tak ada satupun yang diampiri, Bukan karena sedang kenyang, Padahal naga dalam perut sedang berkumandang menunggu sesuap dua suap tiga suap bahkan sepiring nasi,
Nasi Goreng,
Teringat di saat malam tiba, Nasi goreng depan terminal sebuah kota pesisir pantura ,
Saat libur kuliah dan pulang ke kampung halaman, Meskipun rumah orangtua tak punya halaman depan, Halaman depan langsung menghadap jalan,
Nasi Goreng,
Menu mewah makan malam, Tak pernah bayar sendiri,
Ada teman yang selalu mbayari, Dan teman ini benar-benar tahu diri, Secepat kilat mengajak makan malam menu nasi goreng depan terminal, Tau kalau sahabatnya sedang lapar, mau makan tapi masih kere, Sebab dompetnyapun hanya berisi KTP dan SIM,
Nasi goreng kecap, acar, cabe, tanpa suiran ayam dan di topping krupuk kecil-kecil, Bukan nasi yang kusendok dan suapkan ke dalam mulut, Tetapi "upo-upo" yang kusendok setara dengan separuh sendok, Sedikit demi sedikit "tak imat imit" dan pelan-pelan kumasukkan ke dalam mulut, Sebab kenikmatan yang ingin kurasakan, Benar-benar kebahagiaan yang hakiki, Kebahagiaan yang terus kuingat hingga setua ini, Hingga butir akhir nasi goreng menu makan malam yang dibayari, gratis, masuk ke dalam mulut, Tak nampak sisa nasi, sayurnya, acarnya bahkan tangkai cabenyapun tak nampak, Apalagi topping krupuknya, Benar-benar bersih, Hanya tinggal piring bergambar ayam jago yang tadi penuh dengan nasi goreng versi Jawa,
Nasi goreng kecap, nasi goreng versi jawa tengah, dimakan dengan duduk di "dingklik" sebuah rombong nasgor yang mangkal di depan terminal bus antar kota, di sebuah kota pesisir pantura jawa tengah, ketika itu masih di era orde baru, antara lapan-lapan(1988) hingga pertengahan sembilansatu(1991),
*****
Lelaki kere penyuka nasi goreng, kala itu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI