Fokus dan Tekuni Satu Bidang Sampai Mahir
Dulu, saat masih menjadi bankir, diajarkan untuk fokus dan tekun supaya target memperoleh nasabah prime beserta angka-angka perolehan yang spektakuler tercapai bahkan melampaui target.
Warisan ilmu yang bagus harus diterapkan kepada pencapaian pribadi untuk sesuatu yang bagus pula.
Fokus dan tekuni satu bidang yang dimaksud diatas supaya seluruh energi, tenaga, waktu, pikiran dikerahkan hanya untuk satu tujuan saja.
Effort yang besar hanya untuk satu sasaran saja, sehingga lebih berdayaguna dan berhasilguna.
Pelajaran Berharga
Pernah suatu ketika, manakala belum sedemikian memahami ilmu dalam berbisnis, karena selama ini memahami ilmunya hanya sebatas teori berupa analisa kelayakan usaha dan praktikumnyapun sebatas sebagai konsultan manajemen kepada para nasabah binaan yang dilakukan dengan cara survey dan on the spot ke tempat usaha saat masih bekerja di perbankan.
Sehingga saat benar-benar turun ke lapangan seperti anak panah yang batang anakpanahnya tidak lurus sehingga tidak fokus pada sasaran atau hilang arah ketika dilepaskan dari busurnya.
Beberapa bidang usaha pernah dijalani pada saat yang hampir bersamaan dengan ilmu ala kadarnya, dari budidaya perikanan, menjadi resseler, investorpreneur, warung tenda, jual beli mobil bekas, supplier dan kontraktor, budidaya tanaman hias, budidaya tanaman cabe dalam pot hingga beberapa bidang usaha lainnya, sudah seperti konglomerasi saja ya hahaha...
Berproses Maka Berpengalaman
Demi mengobati rasa kecewa karena kegagalan, maka mindset nya yang dirubah, bahwa selama ini yang dilakukan coba-mencoba bisnis dianggap saja sebagai pengganti ikut seminar atau sekolah bisnis yang seringkali diselenggarakan di hotel-hotel berbintang.
Anggap saja berproses secara langsung yang lebih aplikatif di lapangan bernama dunia usaha. Berproses maka berpengalaman, meskipun sebaiknya belajar sesuatu bersumber dari pengalaman orang lain, namun kembali lagi apabila berprosesnya tidak secara langsung maka sense of businessnya tidak ketemu. Memang harus ada biaya yang dibayar.
Analoginya seperti ketika mencicipi rasa asin jika tidak benar-benar mencicipi garam maka sensasi rasa asin itu tidak pernah terdaftar di dalam lidah kita.
Nemu Dalane (Ketemu Jalannya)
Dua tahun lebih pandemi melanda dunia yang tentunya berdampak pula terhadap perekonomian Indonesia, termasuk kegagalan usaha pribadi yang kemarin menerpa.
Pelajaran yang bisa diambil sebagai dampak pandemi global dimana beberapa aktifitas diluar rumah berjalan secara terbatas, harus selalu berinovasi dan mencari jalan/cara baru supaya tetap eksis di tengah perekonomian dunia yang sedang tidak baik-baik saja.
Akhirnya "nemu dalane" sejak satu tahun silam kembali menekuni hobi yang sempat terkubur puluhan tahun, dengan menulis di blog pribadi di blog web kemudian berpindah ke blog publik besutan media nasional Kompas yang bernama kompasiana, Yes I'm Kompasianers.
Istiqomah
Dari awal di istiqomahkan setiap hari dengan menulis satu atau dua tulisan yang diusahakan harus mempunyai sedikit nilai lebih, yang sifatnya evergreen juga sesuatu yang sedang trending topic atau viral, dengan target minimal per artikel sebanyak seribuan kata.
Upaya penulis untuk tetap fokus dan tekun serta tidak ada rasa keberatan apabila sesuatu itu dilakukan berdasarkan hobi karena menjalaninya dengan keikhlasan dan rasa senang.
Lakukan segera, karena ini hobi maka tidak ada istilah kendor, tetap bersemangat "Empat Lima".
Kata Helmi Yahya mantan Direktur Utama TVRI : “fokus dan tekuni satu bidang sampai meledakk!!!”
Blog Web
Sebelum mengenal blog publik Kompasiana, sempat beberapa waktu menulis artikel di blog web. Menjelang berakhirnya langganan domain, meski sudah beberapa kali diperingatkan melalui notifikasi oleh pihak pengelola bahwa langganan domain akan segera berakhir di bulan depannya, tetapi selalu menunda-nunda untuk segera memperpanjang hingga melewati batas yang sudah ditentukan maka domain pun menjadi hangus.
Selalu ada sisi baik disetiap peristiwa, seorang teman mengenalkan blog publik Kompasiana dan sejak saat itu pula mulai bergabung dan menjadi Kompasianers.
Sopo Sing Temen Bakal Tinemu
Teringat pepatah jawa yang juga tidak terlalu jauh dengan apa yang di motivasikan Helmi Yahya pada suatu kesempatan yaitu “sopo sing temen bakal tinemu”, artinya barangsiapa yang sungguh-sungguh mencari, bakal menemukan yang dicari.
Berusahalah dengan sepenuh jiwa dan raga, jangan setengah-setengah kalau menginginkan hasil yang optimal.
Menjadi penulis blog rasanya tidak terlalu berat, asal hoby menulis tinggal diasah dan banyak belajar plus bermodalkan seperangkat laptop atau personal computer (PC), beli domain untuk alamat blog web yang ini tidak mahal tergantung jangka waktu sewanya, atau memakai blog web yang gratis misalnya blogspot atau wordpress, kalau saran penulis lebih mudah dengan mengikuti blog publik seperti Kompasiana.
Sejak bergabung dengan blog publik Kompasiana yaitu blog publik milik media besar Kompas, soal urusan template (tampilan blog), keyword, adsense, viewer dan lain-lain telah sediakan dan kondisikan oleh Kompasiana, sebagai penulis hanya fokus membuat karya tulisan yang memenuhi persyaratan dan harus berbobot untuk kemudian diupload, selesai, soal berapa yang berkunjung, siapa yang komentar, dan lain-lain serahkan saja kepada Kompasiana.
Dengan menjadi Kompasianers sejak awal bulan Desember silam menjadikan diri ini lebih mudah menemukan ide tulisan sehingga menambah semangat untuk terus berkarya dalam bentuk artikel, target minimal satu hari satu artikel yang dimuat.
Pastikan saja apa yang kita jalani adalah sesuatu yang kita sukai agar dapat istiqomah dan langkah-langkah kita tidak mudah terhenti di tengah jalan sehingga kita mampu menjalaninya dengan “fokus dan tekuni satu bidang sampai mahir”.
Penulis, newbie Kompasianers
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI