Bapak Rumah Tangga, Bisa Jadi Mereka Lebih Bahagia

Bapak Rumah Tangga, Bisa Jadi Mereka Lebih Bahagia

Sejatinya suami itu imam yang wajib mencari nafkah bagi keluarga sedangkan istri hanya seken opini, namun keadaan tidak seideal yang selalu banyak orang bayangkan. 

Oleh karena sesuatu hal, banyak suami yang awalnya merupakan tonggak utama sebagai pencari nafkah berbalik menjadi unemployment. 

Sebagai salah satu dampak pandemi yang hingga kinipun belum benar-benar pulih. 

Baca juga: Back to Village: Tinggal di Desa Rejeki Kota Bisnis Mendunia

Terkena PHK dari kantor tempat bekerja adalah sesuatu yang tidak diharapkan. 

Sedangkan terpuruk bukan merupakan jawaban terbaik dari kondisi tersebut. 

Bangkit dan lakukan apapun sebisanya, bicarakan dengan keluarga anak-anak dan istri serta tuangkan dalam komitmen bersama.

Baca juga: Masa Indah Itu Bernama Masa Pensiun

Beberapa suami dengan sengaja dan sadar berkeinginan untuk beralih menjadi bapak rumah tangga.

Dengan alasan menikmati sisa usia yang masih relatif produktif untuk lebih dekat bersama keluarga, anak-anak dan istri. 

Yang ini tentunya telah mencapai fase fundamental ekonomi keluarga yang mapan atau setidaknya masih ada sidejob yang bisa diharapkan.

Energi Negatif: Sikap Usil Tetangga & Keluarga Besar

Hilangkan energi negatif atas sikap usil tetangga dan keluarga besar, kehidupan ini bukan urusan mereka dan urusan mereka hanya sebatas kata-kata setelah itu mereka tiada guna. 

Dalam hal bertukar peran menjadi bapak rumah tangga yang terpenting adalah komitmen keluarga, terutama istri juga anak-anak.

Komitmen Bersama: Bertukar Peran dengan Istri

Yang dimaksud bertukar peran dalam keluarga hanyalah dalam soal pencari nafkah untuk keberlangsungan keluarga bukan bertukar peran atas segala hal. 

Dalam Islam suami tetaplah seorang imam yang wajib diikuti "keberadaannya" sesuai syariat agama.

Sebelum mendapatkan pekerjaan yang layak dan sambil menunggu peluang pekerjaan yang lebih menjanjikan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga.

Seorang suami bisa saja bertukar peran menjadi bapak rumah tangga. 

Di satu sisi fakta yang ada menyebutkan bahwa peran sebagai bapak rumah tangga tidak benar-benar seorang suami tanpa penghasilan, hanya saja nominal penghasilannya masih belum dianggap layak.

Di era digitalisasi dan globalisasi seperti saat ini tidak selalu mengharuskan seseorang bekerja dengan keluar rumah menuju kantor.

Beberapa suami mampu meringkas pekerjaan diluar sambil melakukan pekerjaan sebagai bapak rumah tangga. 

Pekerjaan yang berpenghasilan meskipun tidak rutin diperoleh dan disisi yang lain peran bapak rumah tangga tetap terpenuhi.

Pensiun Dini: Menjadi Bapak Rumah Tangga

Bisa saja bertukar peran dengan istri saat memasuki masa pensiun, terutama para suami yang karena alasan tertentu mengajukan pensiun dini dari kantor. 

Dengan modal pesangon yang memadai mereka meneruskan usaha yang telah lama dirintis sehingga usaha dapat dikendalikan dari rumah sementara peran sebagai bapak rumah tangga juga dapat dijalani dengan sepenuh hati.

Tipikal lainnya, anugerah softskill dan hardskill yang diperoleh berupa pengalaman berpuluh-puluh tahun bekerja di sebuah perusahaan besar plus kematangannya.

Memulai dengan menggeser profesi lama menjadi profesi terbarukan yang syukurnya tempat kerja baru tidak berjauhan dari tempat tinggal sehingga kedua peran mampu dijalani sekaligus.

 Tetap menjalani profesi atas pekerjaannya dan terus berada bersama-sama dengan keluarga.

Beberapa suami secara sengaja mengajukan pensiun dini dari kantornya setelah mencapai masa kerja pensiun minimal 46 tahun.

Yang perlu digarisbawahi adalah di usia yang relatif masih produktif telah memiliki modal yang cukup baik dari sisi finansial yaitu tabungan dari penghasilan selama bekerja yang bersumber dari gaji bulanan, bonus, jasa produksi dan reward lainnya serta ditambah dengan pesangon dan modal fisik yang masih relatif prima serta kematangan/kedewasaan dalam berpikir. 

Para lelaki yang berstatus suami rela bertukar peran dengan pasangannya/istri untuk menjadi bapak rumah tangga.

Sehingga totally mampu fokus menangani segala urusan keluarga dari mulai urusan memasak, urusan rumah tangga lainnya, sekolah anak-anak bahkan sebagai konsultan anak-anak yang menginjak remaja menuju dewasa. 

Menjadi teknisi manakala sarana prasarana rumah tangga mengalami trouble dan masih banyak lagi kegiatan sebagai bapak rumah tangga.

Tujuan yang berbeda dari lelaki paruh baya yang masih terbilang berusia produktif dan cenderung masih memiliki fisik yang prima dengan bertukar peran menjadi bapak rumah tangga.

Bisa jadi untuk menebus masa lalu yang karena kesibukan kantor sehingga jauh dengan keluarga, terutama kebersamaan dengan anak-anak. 

Mereka tetap berpenghasilan dari modal fisik yang tergolong masih prima, modal pengalaman bertahun-tahun bekerja di perusahaan besar, kelimpahan dana yang dimiliki menjadikannya tetap survive. 

Sedangkan kedekatan dengan keluarga menjadi fokus utama terlebih hubungan dengan anak-anak yang menginjak remaja menuju dewasa merupakan hal esensi.

Sebab waktu tidak akan kembali dari kesempatan terbaik dekat dengan anak-anak/keluarga.

Karir tertinggi lelaki, menjadi Suami dan Bapak yang yang selalu dikenang sepanjang zaman oleh keluarganya. 

Pensiun dini beralih menjadi Bapak Rumah Tangga, why not?