Mohon tunggu...
Ben Wirawan
Ben Wirawan Mohon Tunggu... -

left brain and right brain hemisphere thinker -driven by guts.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kalau Bukan Karena Ibuku, Mungkin Pesawat Itu Sudah....

31 Januari 2016   08:53 Diperbarui: 31 Januari 2016   09:52 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa tahun kemudian dia duduk di kursi paling depan pesawat Fokker 28 menuju Ujung Pandang. Tuhan memilih dua orang terbaiknya untuk menghadapi takdir pahit hari itu. Dibutuhkan dua orang dengan kemampuan di atas rata-rata untuk menyelamatkan puluhan orang di kursi penumpang. Dibutuhkan orang yang mencintai pekerjaannya untuk dapat mengubah akhir cerita penerbangan itu. Bukan soerang anak pejabat teras atau orang dengan sebuah tanda bintang membacking namanya. Alhamdulillah, terima kasih Ibuku sayang. Kalau bukan karena kekerasan hati dirimu, mungkin … pagi itu headline berita koran-koran di Indonesia akan jauh lebih memilukan hati.

—————

ditulis untuk keluarga saya yang fabulous: bapak saya yang tenang tapi menghanyutkan, ibu saya : pegawai negeri yang benci korupsi -dan kakak saya yang mengajari saya cara untuk berkeras kepala: suatu hal yang dulu sulit saya lakukan.

PS :

*) hasil investigasi resmi menyebutkan batang ban pesawat naas tersebut patah diakibatkan ‘metal fatique’ / kelelahan metal. Kesalahan ada pada ground maintenance yang lalai mengganti batangan yang sudah lemah.

*) berita kecelakaan ini hanya sempat masuk RCTI malam harinya. Semua kantor berita lain berhasil ditutup mulutnya oleh pemerintahan saat itu. Hal yang tidak mungkin terjadi di era sekarang. Bersyukurlah!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun