Mohon tunggu...
Bagus Suci
Bagus Suci Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Pengetahuan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka belajar dan berbagi manfaat

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Polusi Udara dan Rendahnya Kualitas Kesehatan Masyarakat

2 Juli 2020   12:35 Diperbarui: 2 Juli 2020   12:32 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena jika kita lihat dari sisi sebaliknya, penyakit-penyakit terkait polusi udara justru menunjukkan penurunan yang sangat signifikan di negara-negara yang sudah sejak lama menggunakan bahan bakar minyak (BBM) di level Euro 4.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof. Budi Haryanto.

"Saat ini negara-negara tetangga dan hampir semua negara sudah menggunakan BBM berkualitas Euro 4 (sulfur 50 ppm). Dan ternyata di negara-negara tersebut, penyakit-penyakit terkait polusi udara menunjukkan penurunan yang signifikan," kata Prof Budi.

Pada prinsipnya, semakin baik kualitas BBM, maka akan semakin terjamin kesehatan masyarakat di suatu wilayah. Karena memang saat ini kita tidak bisa menghindar dari emisi kendaraan bermotor.

Epilog

Meninjau pekatnya polusi di DKI Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia, kita perlu mempertimbangkan kembali mengenai bahan bakar yang digunakan masyarakat. Sebab, bahan bakar ini yang akan menentukan emisi keluaran kendaraan.

Kita harus mendorong penggunaan BBM berkualitas baik di masyarakat, semata demi menekan angka polusi, meminimalisasi dampak kesehatan masyarakat, dan mendorong lingkungan yang lebih sehat.

Inilah jalan kebijakan yang logis dan rasional apabila kita ingin melihat anak cucu kita bisa tersenyum tanpa harus tersedak batuk dan asma karena polusi udara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun