Apresiasi Pertamina
Adanya kerja sama ini patut diapresiasi dari segi bisnis dan strategis. Sebab, petrokimia adalah salah satu kelompok barang yang sangat mendominasi impor dan menyebabkan defisit transaksi berjalan.
Dalam jangka panjang, pengembangan industri ini akan berdampak positif pada perekonomian dalam negeri. Karena kita bisa mulai mengurangi ketergantungan impor dan mulai beranjak menjadi negara eksportir komoditas ini.
Di samping itu, Petrokimia juga bisa disebut sebagai komoditas yang strategis bagi Indonesia. Pasalnya tak ada satu pun negara yang tidak membutuhkan barang ini.
Hal itu wajar saja sebab bidang ini mencakup banyak hal, mulai dari bahan bakar fosil yang telah dipurifikasi seperti metana, propana, butana, bensin, minyak tanah, bahan bakar diesel, bahan bakar pesawat, dan juga termasuk berbagai bahan kimia untuk pertanian seperti pestisida, herbisida, dan pupuk, serta bahan-bahan seperti plastik, aspal, dan serat buatan.
Cakupan yang luas seperti itu tentunya akan menjadi modal yang kuat bagi pondasi ekonomi Indonesia jika kita bisa menguasainya. Dan, Pertamina tengah beranjak merealisasikan itu.
Adapun pengembangan kompleks industri petrokimia ini juga beriringan dengan proyek revitalisasi kilang minyak yang masih berjalan. Saat ini, Pertamina juga tengah menyelesaikan proyek RDMP Balikpapan, RDMP Balongan, RDMP Cilacap dan GRR Tuban.
Jika beberapa proyek tersebut bisa berjalan lancar, kita optimis bila Pertamina bisa bersaing dalam dunia bisnis strategis di dunia. Inilah momen yang cukup membanggakan dari BUMN yang menjadi penggerak roda perekonomian Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H