Di sini penting untuk mengetahui berapa oktan yang pas untuk kendaraan kita. Karena apabila tidak cocok, akan mengakibatkan knocking atau suara ngelitik pada mesin yang disertai getaran. Berikutnya, ruang mesin akan kotor karena pembakaran tak sempurna sehingga menimbulkan kerak.
Hal ini tentu akan merembet pada biaya perawatan yang tinggi karena sering ke bengkel, dan pada akhirnya harga jual akan turun sebab mesin sering bermasalah. Informasi mengenai kebutuhan RON kendaraan ini biasanya terdapat dalam buku manual kendaraan.
Nah, teknologi otomotif di Indonesia sebagian besar sudah mengadopsi teknologi kendaraan berstandard Euro2 sejak 1 Januari 2007, dan Euro3 khusus sepeda motor sejak 1 Agustus 2013. Secara umum, standarisasi kendaraan tersebut akan kompatibel dengan BBM yang nilai RON-nya di atas 90.
Bahkan untuk mobil yang berkategori Low Cost Green Car (LCGC) standarnya menggunakan BBM dengan nilai oktan 92 ke atas.
Bila dihitung secara rasional, penggunaan BBM dengan nilai oktan yang tinggi sebenarnya justru lebih irit bagi penggunanya. Kenapa? Karena jarak tempuhnya justru lebih jauh dan biaya perawatannya lebih murah.
Sebagai perbandingan, BBM dengan RON 88 (Premium) harganya Rp 6.450/liter dan jarak tempuhnya 'hanya' 11 km/liter. Sedangkan untuk RON 90 (Pertalite) harga Rp 7.650/liter daya tempuhnya 13 km/liter, kemudian RON 92 (Pertamax) harganya Rp 9.000/liter jarak tempuh lebih jauh lagi, yakni 14 km/liter.
Bila dihitung untuk jarak 20 km saja, mobil dengan RON 88 akan menghabiskan biaya Rp 11.727, kemudian RON 90 senilai Rp 12.000 (selisih Rp 273 dengan RON 88), dan RON 92 akan menghabiskan biaya Rp 13.000 (selisih Rp 1.273 dengan RON 88).
Menggunakan RON 88 sekilas memang terlihat lebih murah, tapi jika diterus-teruskan justru akan membengkak dalam biaya perawatan. Sebagaimana diterangkan di atas, BBM dengan nilai oktan yang rendah akan menghasilkan kerak di ruang pembakaran mesin.
Sedangkan, biaya pembersihan ruang mesin karena kerak itu bisa mencapai Rp 250.000 tiap perawatan, dan biaya penggantian piston itu sekitar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Angka ini jelas tidak semurah jika kita menggunakan BBM dengan RON yang lebih tinggi.
Dengan hitungan matematis tersebut, bisa dikatakan jika menggunakan BBM dengan nilai oktan yang tinggi justru lebih menguntungkan bagi penggunanya. Inilah alasan logis dan rasional mengapa kita perlu memlih bahan bakar yang tepat dan sesuai dengan kapasitas mesin kendaraan.
Dampak Buruk pada Lingkungan