Kedua, menikmati proses. Pada permainan game, kita menikmati setiap tantangan, level demi level, tanpa terlalu terobsesi pada hasil akhir. Jika anak dalam belajar bisa lebih menikmati proses kemungkinan besar akan merasa lebih bahagia. Sebagian anak belajar di sekolah merasa terpaksa. Mereka tidak tahu sekolah untuk apa dan setelah sekolah mau apa. Maka, ketika ada tantangan sedikit saja mereka akan merasa stres atau jenuh. Jika mereka belajar di sekolah bisa fokus melewati level demi level, maka tak terasa perjalanan akan terasa cepat selesai.
Ketiga, jika gagal, ada kesempatan untuk mencoba lagi. Saat kita kalah ketika main game, kita bisa tekan "restart" dan belajar dari kesalahan. Mestinya belajar di sekolah juga seperti itu. Gagal, ayo mulai lagi. Jatuh, ayo bangun lagi. Salah, ayo belajar lagi. Bahkan proses belajar kita durasinya seumur hidup tidak hanya ketika di sekolah saja. Jadi, agar asyik belajar di sekolah beri kesempatan yang gagal untuk mencoba lagi. Buat apa belajar toh pada akhirnya semua anak akan naik kelas dan semua anak akan lulus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H