Mohon tunggu...
Oman Salman
Oman Salman Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Surel: salmannewbaru@gmail.com

Sedang belajar memahami anak dan ibunya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Arti Guru dalam Perspektif Sufistik, Arti Kata Vocation, dan Cinta

28 Januari 2021   08:15 Diperbarui: 13 September 2022   10:57 1597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:Surabaya.tribunnews.com

Keempat peran tersebut disebutkan pula sebagai fungsi ketuhanan yang pada akhirnya menjadi fungsi kenabian. Apakah dengan demikian guru berarti mengemban atau menjalankan tugas profetik (kenabian)? 

Berdasarkan deskripsi singkat di atas, sungguh berat peran seorang guru. Yang dalam bahasa Jawa disebutkan sebagai "digugu dan ditiru" (orang yang dipercaya dan diikuti.) 

Sanggupkah seorang guru menjalankan pekerjaan dengan peran yang begitu berat? 

Sebetulnya, jika mencoba menengok pada aspek lain, semua pekerjaan, semua kedudukan, itu berat. Sebab pekerjaan dan kedudukan adalah amanat yang harus ditunaikan sebaik-baiknya. 

Namun demikian ada pandangan yang cukup menggembirakan dan memotivasi kita semua, apapun pekerjaan, kedudukan, serta peran kita. Yaitu sebuah pandangan yang menyebutkan bahwa: kita jangan bekerja hanya dengan akal fisik saja, melainkan harus menyertakan ruh dan jiwa.

Bekerja dengan menghadirkan ruh dan jiwa akan meringankan. Pekerjaan apapun, jika disertai dengan kehadiran ruh dan jiwa (spirit) tak kan pernah menjadi beban.

"Pekerjaan" dalam bahasa Inggris disebut dengan "Vocation". Dalam hal ini pun, ada sebuah pengertian tentang "Vocation" yang jarang terungkap (untuk tidak mengatakan belum).

Kata "Vocation" sebelum abad modern memiliki arti "panggilan Tuhan", pengabdian kepada manusia, pengabdian kepada kehidupan.

Dari pengertian Vocation di atas, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan apapun sepatutnya adalah merupakan sebuah panggilan Tuhan dan disertai dengan niat pengabdian kepada manusia dan kehidupan. Dengan kata lain memberikan yang terbaik dalam pekerjaan untuk tujuan mengabdi kepada kehidupan yang pada akhirnya juga sebagai pengabdian kepada Tuhan.

Mungkinkah kita dapat bekerja seperti itu? Bukankah itu sangat idealis dan boleh jadi akan sangat bereda dengan realitas yang ada? Jawabannya mungkin, dan pastinya membutuhkan proses. 

Mungkin yang dapat kita jadikan pegangan adalah, sebagaimana dituliskan di atas, bahwa bekerja tidak cukup hanya dengan akal dan fisik. Bekerja harus disertai dengan ruh dan jiwa (spirit). Maka apapun pekerjaannya, tak kan menjadi beban. Bekerja dengan ruh akan meningkatkan passion kita dalam bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Dan secara otomatis akan mendatangkan banyak manfaat dan keberkahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun