Sebagai seorang suami dan ayah dari anak laki-laki yang sedang dalam masa pertumbuhan, anak saya saat ini berusia 4 tahun setengah. Luar biasa kita dituntut untuk ekstra sabar dan kreatif dalam menangani rasa serba ingin tahu sang anak.
Kadang saya menjadi kuda, sapi, yang ditunggangi anak saya. Termasuk ketika sedang shalat, ketika tiba-tiba anak saya menduduki punggung ketika sujud. Saya pernah mendengar ceramah bahwa nabi sengaja memperlama sujudnya ketika cucunya menaiki punggung beliau. Maka saya pun berusaha mengikuti hal tersebut.
Ini hanya sedikit contoh saja dari luas den kompleksnya hal-hal yang berkaitan baik dengan kehidupan keluarga atau kemasyarakatan. Juga dalam pekerjaan.
Intinya, melalui prinsip berbagi, memberi, atau menyantuni, Â kita berusaha meraih dan menghimpun kebahagiaan-kebahagiaan kecil menjadi kebahagiaan yang lebih besar.
Bermula dari hal-hal kecil dan ringan dengan harapan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih besar dan bermakna melalui memberi dan berbagi. Untuk mewujudkan kebahagiaan.
Ada sebuah kisah klasik yang pernah saya dengar dalam sebuah ceramah kuliah subuh waktu saya masih kanak-kanak. Diceritakan oleh sang Kyai bahwa ada seorang wanita yang diselamatkan dari siksa neraka "hanya" karena memberi minum seekor anjing yang sedang kehausan.
Walau kecil, bahkan kepada seekor binatang sekalipun, perbuatan baik kita akan tercatat.
Nabi juga mengingatkan kepada kita untuk senantiasa menebar kasih sayang melalui sabdanya:
"Sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu."
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H