Pada tanggal 17 Februari 2019 penulis berkesempatan mengikuti acara peringatan Maulid Nabi Muhammad di wilayah Depok. Acara ini diadakan oleh sebuah lembaga pembinaan anak yatim dan dhu'afa. Pembicara utama pada acara ini adalah Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal. Acara berlangsung sederhana, sebentar, namun khidmat.
Dari sekian poin ceramah yang disampaikan oleh beliau, ada satu hal yang benar-benar merupakan hal yang sangat baru bagi penulis. Penulis belum pernah mendapatkan pengetahuan ini sebelumnya. Hal baru tersebut adalah dua panggilan istimewa Nabi Muhammad Saw.
Penulis menunggu dengan saksama gerangan apa nama panggilan istimewa itu.
Baca juga: Makna yang Terselubung dari Nama Nabi Syuaib
Prof. menyampaikan bahwa jika kita memanggil Beliau dengan dua nama panggilan istimewa tersebut, dengan izin Allah, Beliau akan hadir di tengah-tengah kita. Tentunya kita sangat dianjurkan untuk se-khidmat mungkin memanggil nama panggilan istimewa tersebut.
Beliau menjelaskan, sesungguhnya, Nabi Muhammad masih hidup (dapat menemui kita), beliau dapat hadir kepada siapapun umatnya yang dikehendaki. Lalu beliau menceritakan sebuah kisah seorang yang hidup pada zaman Nabi namun ia belum pernah bertemu dengan Nabi. Orang tersebut ingin sekali bertemu dengan Nabi untuk memohon didoakan agar ia mendapatkan ampunan dosa. Ia merasa banyak dosa yang telah mengotori dirinya.
Singkat cerita, dengan jarak yang jauh, ia sampai juga ke kediaman Nabi. Namun ia bingung tatkala tiba dan mendapati rumah Nabi dipenuhi oleh orang-orang yang sedang menangis dan semua berwajah sedih. Ia bertanya tentang keberadaan Nabi. Orang-orang terdiam. Lalu salah satu dari mereka menyampaikan bahwa Nabi baru saja dikebumikan beberapa hari yang lalu. Orang itu lalu menangis sejadinya. Para sahabat dan semua orang menenangkan dan bertanya kepadanya. Orang itu tak berhenti menangis.
Sambil menangis, orang tersebut menceritakan maksud kedatangannya. Orang itu terus menangis. Sangat menyesali tak dapat berjumpa dengan orang yang sangat ia muliakan. Ia terlambat beberapa hari. Ia larut dalam kesedihan terdalam.
Baca juga: Perihal Mesin Pencari: Nama Nabi Muhammad dalam Nyanyian Salomon
Keesokan harinya, sahabat Nabi yang bertugas menjaga pusara Nabi datang ke kediaman Nabi. Ia mencari orang yang menangis dan ingin bertemu Nabi itu. Sahabat menyampaikan bahwa ia, dalam tidurnya, ditemui oleh Sang Nabi. Beliau menyampaikan pesan bahwa orang tersebut telah mendapatkan ampunan. Allah Swt telah mengampuninya. Dan ia diperintahkan untuk tidak terus menangisi keadaannya.
Dari cerita ini, Nabi dapat menemui umatnya yang dikehendaki. Mungkin bukan secara fisik. Namun melalui ruh.