Mohon tunggu...
Oman Salman
Oman Salman Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Surel: salmannewbaru@gmail.com

Sedang belajar memahami anak dan ibunya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dua Nama Panggilan Istimewa Nabi Muhammad

26 April 2019   10:48 Diperbarui: 1 Juli 2021   08:32 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Nama Panggilan Istimewa Nabi Muhammad | Ilustrasi: www.nu.or.id

Pada tanggal 17 Februari 2019 penulis berkesempatan mengikuti acara peringatan Maulid Nabi Muhammad di wilayah Depok. Acara ini diadakan oleh sebuah lembaga pembinaan anak yatim dan dhu'afa. Pembicara utama pada acara ini adalah Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal. Acara berlangsung sederhana, sebentar, namun khidmat.

Dari sekian poin ceramah yang disampaikan oleh beliau, ada satu hal yang benar-benar merupakan hal yang sangat baru bagi penulis. Penulis belum pernah mendapatkan pengetahuan ini sebelumnya. Hal baru tersebut adalah dua panggilan istimewa Nabi Muhammad Saw.

Penulis menunggu dengan saksama gerangan apa nama panggilan istimewa itu.

Baca juga: Makna yang Terselubung dari Nama Nabi Syuaib

Prof. menyampaikan bahwa jika kita memanggil Beliau dengan dua nama panggilan istimewa tersebut, dengan izin Allah, Beliau akan hadir di tengah-tengah kita. Tentunya kita sangat dianjurkan untuk se-khidmat mungkin memanggil nama panggilan istimewa tersebut.

Beliau menjelaskan, sesungguhnya, Nabi Muhammad masih hidup (dapat menemui kita), beliau dapat hadir kepada siapapun umatnya yang dikehendaki. Lalu beliau menceritakan sebuah kisah seorang yang hidup pada zaman Nabi namun ia belum pernah bertemu dengan Nabi. Orang tersebut ingin sekali bertemu dengan Nabi untuk memohon didoakan agar ia mendapatkan ampunan dosa. Ia merasa banyak dosa yang telah mengotori dirinya.

Singkat cerita, dengan jarak yang jauh, ia sampai juga ke kediaman Nabi. Namun ia bingung tatkala tiba dan mendapati rumah Nabi dipenuhi oleh orang-orang yang sedang menangis dan semua berwajah sedih. Ia bertanya tentang keberadaan Nabi. Orang-orang terdiam. Lalu salah satu dari mereka menyampaikan bahwa Nabi baru saja dikebumikan beberapa hari yang lalu. Orang itu lalu menangis sejadinya. Para sahabat dan semua orang menenangkan dan bertanya kepadanya. Orang itu tak berhenti menangis.

Sambil menangis, orang tersebut menceritakan maksud kedatangannya. Orang itu terus menangis. Sangat menyesali tak dapat berjumpa dengan orang yang sangat ia muliakan. Ia terlambat beberapa hari. Ia larut dalam kesedihan terdalam.

Baca juga: Perihal Mesin Pencari: Nama Nabi Muhammad dalam Nyanyian Salomon

Keesokan harinya, sahabat Nabi yang bertugas menjaga pusara Nabi datang ke kediaman Nabi. Ia mencari orang yang menangis dan ingin bertemu Nabi itu. Sahabat menyampaikan bahwa ia, dalam tidurnya, ditemui oleh Sang Nabi. Beliau menyampaikan pesan bahwa orang tersebut telah mendapatkan ampunan. Allah Swt telah mengampuninya. Dan ia diperintahkan untuk tidak terus menangisi keadaannya.

Dari cerita ini, Nabi dapat menemui umatnya yang dikehendaki. Mungkin bukan secara fisik. Namun melalui ruh.

Prof. melanjutkan, dan bertanya, mau tahu apa dua nama panggilan istimewa beliau? Ah, Prof. ini, kami sudah tak sabar ingin segera mengetahui itu, Prof. Beliau menyampaikan bahwa dua nama panggilan istimewa itu sesungguhnya sudah familiar dan sering kita ucapkan dan dengarkan. Kedua nama panggilan istimewa itu ada dalam kalimat shalawat. Dua nama panggilan istimewa itu adalah: Toha dan Yasin.

Subhanallah, penulis sering sekali mendengar dan melantunkan shalawat ini. Tapi penulis benar-benar baru tahu jika Toha dan Yasin adalah dua nama panggilan istimewa beliau. Prof. menjelaskan bahwa Yasin itu adalah singkatan dari kata Ya Insan. Ya Insan itu berarti Wahai Manusia. Manusia dimaksud adalah Nabi Muhammad.

Lalu Prof mengajak kami, semua yang hadir, untuk berdiri. Kami dipandu untuk melantunkan shalawat. Beliau menyampaikan semoga Sang Nabi hadir di tengah-tengah kita. Sebelum kami bershalawat, Prof membimbing kami mengucap kalimat istighfar. Lalu beliau memandu kami bershalawat, dengan sangat khidmat.

Baca juga: Mengetahui Jumlah dan Nama Nabi Itu Penting, tapi Lebih Penting Lagi Meneladani Nabi

Sholatullah Salamullah, ala Toha Rosulillah

Sholatullah Salamullah, ala Yasin Habibillah

........ 

Merinding sekali bulu kuduk ini saat itu. Penulis melihat ke sekitar, mereka semua khidmat. Penulis mendengar di sebelah penulis, seorang pria, melantunkan shalawat dengan suara isak. Air matanya meleleh. Lalu penulis melihat lagi ke sekitar, ibu-ibu, bapak-bapak, mereka mengusap-usap pipi mereka. Subhanallah, hampir semua menangis. Ya Allah, semoga Beliau benar-benar hadir di tengah-tengah kami. Amin.

Wallahu A'alam bis Showab

Semoga tulisan ini tidak mengurangi atau melebihkan. Penulis menuliskan ini dari apa yang penulis ingat dari ceramah Prof. Nasarudin Umar. Jika ada kekeliruan, kiranya penulis mohon maaf yang sebesarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun