Mohon tunggu...
Om Maas
Om Maas Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang perantauan yang tidak pernah bosan utk belajar, mengamati, dan coba memahami dari sudut pandang yang berbeda untuk diterjemahkan dalam kehidupan nyata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Balimau: Sebuah Tradisi yang Sudah Melenceng Jauh

8 Juli 2013   13:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:51 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1373263897343016450

Balimau (Minang), Balimau Kasai (Melayu/Riau) dan Padusan (Jawa) adalah satu tradisi di masyarakat kita, dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Belum ditemukan adanya sunnah atau tuntunan lainnya dalam ritual tahunan yang sudah dilaksanankan ratusan tahun ini.

Asal mula kata Balimau.

Menurut penuturan yang diceritakan secara turun temurun, kata Balimau, berasal dari digunakannya jeruk nipis (bahasa Minangnya limau) pada saat keramas untuk membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran dan minyak yang berasal dari keringat.

Sedangkan untuk menghitamkan rambut, biasanya mereka menggunakan air rendaman abu dari merang yang sudah dibakar.

Mereka (nenek moyang) menggunakan semua itu, karena pada zaman tersebut belum ada shampo seperti sekarang ini.

Kembali ke tradisi Balimau dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.

Pada dasarnya, ini adalah mandi keramas biasa yang dilakukan umat muslim di Minangkabau dengan tujuan dan niat agar jiwa dan raga benar benar bersih sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Tapi seiring dengan berjalannya waktu, tradisi yang sebenarnya sederhana tapi memiliki makna yang dalam ini, mulai megalami perubahan dalam pelaksanaannya. Acara Balimau, saat ini tak ubahnya seperti sebuah pesta wisata.

Kegiatan yang dahulunya dilakukan secara perorangan ditempat mereka (nenek moyang) biasa mandi sehari hari, sekarang ini dilaksanakan ditempat umum dan terbuka. Lokasi wisata seperti danau Singkarak, pantai di Padang dan sekitarnya, pantai Pariaman, air terjun di Lembah Anai, Lembah Harau dll,  adalah sebagian dari puluhan tempat wisata alam yang paling ramai dikunjungi pada saat acara Balimau.

Setiap tahun nyaris selalu ada korban akibat pesta ini. Baik berupa korban kecelakaan lalu lintas, terseret ombak atau tenggelam di danau.

[caption id="attachment_265396" align="aligncenter" width="583" caption="Suasana Balimau (sumber foto: ranahberita.com)"][/caption]

Tradisi yang dulu dimaksudkan untuk mensucikan diri itu, kini yang terjadi malah kebalikannya. Mandi bareng antara pria wanita dalam satu lokasi, anak anak muda yang memanfaatkannya untuk pergi berduaan dengan sang kekasih merupakan contoh kecil penyelewengan makna Balimau. Belum lagi kalau kita hitung, berapa banyak masyarakat yang melewatkan sholat tarawih dimalam pertama Ramadhan karena kelelahan sepulang dari acara Balimau.

Masih layakkah Balimau kita sebut sebagai sebuah kegiatan untuk mensucikan jiwa raga dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan?

Solo 08 Juli 2013 Om_maas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun