Mohon tunggu...
Herman R. Soetisna
Herman R. Soetisna Mohon Tunggu... -

Pelopor ergonomi industri terapan di Indonesia untuk peningkatan level K3, peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan "quality of working life" ini -katanya- pernah bersekolah di Teknik Industri ITB, Université des Sciences Humaines de Strasbourg, dan Université Louis Pasteur, Strasbourg-France. Sekarang Om-G [G=Ganteng, hehehe jangan protes ya...], bekerja sebagai dosen di ITB dan Peneliti Senior di Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi di ITB. Untuk yang ingin mengontak Om-G, silakan kirim e-mail via hermanrs@ti.itb.ac.id Wass, HrswG.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cara Praktis Memulai Penulisan Skripsi Agar Cepat Selesai dan Berkualitas Bagus

14 November 2016   14:14 Diperbarui: 21 November 2016   09:05 8515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alhamdulillah, akhirnya sampai juga kita ke acara wisuda... | sumber: pmsp.itb.ac.id

Alhamdulillah, akhirnya sampai juga kita ke acara wisuda...

Kalau melihat teman-teman kita diwisuda, kakak tingkat ataupun teman seangkatan, mestinya kita pun ingin seperti mereka, ingin cepat-cepat diwisuda, iya nggak? Tapi sebelum diwisuda,  kita harus sudah lulus semua mata kuliah dong, termasuk juga skripsi[1] kita...

Lha yang menjadi masalah, sering terjadi bahwa penulisan skripsi ini sebegitu menjadi momok bagi sebagian mahasiswa, sehingga untuk pekerjaan yang “dijatahi” satu semester ini, dalam prakteknya bisa molor menjadi dua semester atau bahkan lebih. Permasalahan yang kita temukan bisa bermacam-macam, mulai dari akses terhadap data dari perusahaan “tuan rumah”, alat pengukuran yang terbatas, Pembimbing skripsi yang sukar ditemui, dan lain sebagainya.

Dan, sebetulnya yang penting bukan melulu waktu penyelesaiannya saja yang sesuai target waktu. Akan lebih menyedihkan bila skripsi kita disebut “nggak jelas”. Kalau hanya disebut “nggak bagus” mah rasanya masih mendingan deh, lha ini, disebut “nggak jelas(Ihiks ihiks...).

Tentunya kita mengharapkan bahwa skripsi yang kita tulis berkualitas baik, bukan? Dengan skripsi yang baik diharapkan bahwa skripsi tersebut berkontribusi bagi keilmuan dan atau bermanfaat bagi perusahaan “tuan rumah”. Dan tentu saja tidak bisa dipungkiri, sebagai mahasiswa, kita mengharapkan bahwa dengan skripsi yang baik yang dipresentasikan dengan baik, nilai yang kita peroleh pun akan maksimal pula[2]. Hayo ngaku! Iya, ‘kan?

Memang dalam penulisan skripsi ini ada bermacam-macam variable yang bisa berpengaruh terhadap waktu penyelesaian skripsi maupun terhadap kualitasnya. Tapi begini saja deh: yang pertama dan terutama adalah kita sendiri, ok? Nggak usah menyalahkan Pembimbing atau hal lainnya. Kita siapkan saja segala hal dengan sebaik-baiknya, selebihnya kita berdoa dan kita serahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Lha, bagaimana caranya agar skripsi kita bisa  cepat selesai dan sekaligus berkualitas baik? Mari kita simak yuk...

Dalam tulisan ini, Om-G mencoba untuk berbagi tentang  cara-cara praktis untuk memulai penulisan/pengerjaan skripsi, terutama untuk bidang engineering, dan khususnya bidang Teknik Industri. Tujuannya sama sekali bukan untuk menggurui, ini mah sekedar untuk sharing saja, siapa tahu ada manfaatnya bagi para mahasiswa yang akan atau sedang membuat skripsi. Lha Om-G juga bukannya tahu banyak sih tentang penulisan skripsi ini, tapi mungkin hanya karena “lahir duluan”, jadi tahu duluan juga deh sedikit banyaknya.

Kalau ada pakar-pakar pendidikan yang mau mengoreksi atau menambahkan, ya monggo... You are welcome gitu lho... Avec plaisir, lah... Setuju? Om-G mah yakin bahwa ada banyak pakar-pakar yang jauh lebih jagoan daripada Om-G...

Karena cukup kompleks, pembahasan tentang penulisan skripsi dan penyiapan sidang sarjana ini agaknya bisa panjang sekali, yang kalau diringkas “habis-habisan” nanti dikuatirkan malah menjadi tidak “operationable” atawa tidak “imple­mentable”. Lha jadi tidak berguna dong...

Untuk itu, Om-G memilih untuk menulisnya dengan selengkap mungkin (sebisanya Om-G, tentu saja...). Tetapi agar masing-masingnya tidak terlalu panjang, Om-G membaginya dalam empat tulisan sebagai berikut:

    • Bagian 1: Cara Praktis Memulai Penulisan skripsi
    • Bagian 2: Penyiapan dokumen skripsi
    • Bagian 3: Penyiapan materi presentasi untuk sidang skripsi
    • Bagian 4: Penyiapan sidang skripsi

------

Balik lagi ke judul tulisan ini;first of all, sebelum bikin skripsi, tentunya kita harus menyiapkan proposal penelitian kita, selain karena pasti diminta oleh Pembimbing skripsi, juga berguna sebagai panduan kita dalam melaksanakan penelitian, yang akhirnya kita tulis menjadi skripsi. Kalau memungkinkan, bahkan sebelum kita memulai skripsi secara resmi (artinya terdaftar dalam KRS/FRS[3]) sebaiknya kita sudah menyiapkan proposal penelitian yang lengkap dan “tajam”.

Tetapi sebelum membuat proposal, tentunya kita harus  memilih tema atau topik skripsi. Hati-hati lho, kalau kita salah pilih topik, ini bisa bikin kepala kita senut-senut, dan mengalami masalah berkepanjangan (karena skripsi yang nggak selesai-selesai), dan adakalanya, ujung-ujungnya harus ganti topik... Hhh, nyebelin banget deh...

So, bagusnya kita punya beberapa calon topik dong? Betul. Daripada kita hanya memiliki satu calon topik, yang mungkin saja hanya akan menghasilkan proposal penelitian yang “masih banyak bolong-bolongnya”,mendingan punya beberapa, dan dari situ kita pilih yang terbaik dan yang paling cocok dengan kita. Dari topik yang terpilih inilah kita membuat proposal penelitian.  Tapi tidak usah kuatir, kalau Adik-adik mengikuti cara yang Om-G paparkan nanti, pasti tidak sukar untuk mengkonversinya menjadi proposal, karena pada topik terpilih ini mestinya sudah ada elemen-elemen yang kita perlukan untuk membuat proposal yang baik...

Trus bagaimana cara menyeleksinya? Yuk kita ikuti saja paparan Om-G berikut ini yaks...

Menyiapkan dan memilih tema skripsi ini memang gampang-gampang susah. Kadang-kadang tema atau topik skripsi ini “sudah disediakan” oleh Pembimbing (misalnya karena berkaitan dengan pengerjaan proyek konsultansi, penelitian dosen, atau lainnya). Nah kalau seperti ini, kita mungkin bisa “menumpang enak”deh, karena biasanya kita mendapatkan banyak kemudahan, misalnya kemudahan akses terhadap data dan informasi yang diperlukan, mendapatkan “bimbingan penuh” dari Pembimbing termasuk mengenai cara perhitungan dan analisis yang dilakukan, dan lain sebagainya.

Bagaimana kalau harus menyiapkan topiknya sendiri? Jangan kuatir! Mungkin ini malah lebih baik, karena kita bisa memilih sendiri tema yang paling kita kuasai dan paling kita senangi. Bagaimana caranya? Untuk itulah barangkali tulisan ini akan bermanfaat...

Untuk memilih topik atau tema penelitian yang akan kita jadikan skripsi, kita cari deh ide-ide untuk itu, dengan banyak membaca, “googling”,berdiskusi dll. Disarankan bahwa hal ini kita lakukan jauh-jauh hari sebelum kita memulai skripsi, misalnya saat-saat seperti sekarang, di semester ganjil. Sekarang adalah waktu yang tepat agar pada semester depan kita sudah mempunyai proposal penelitian yang tajam dan lengkap, sehingga pada semester depan tinggal memulai saja... Enak, ‘kan? Insya Allah sebelum semester depan berakhir, kita sudah sidang sarjana atau sidang magister, kemudian diwisuda deh sebagai sarjana atawa magister. Aamiin.

Kuatir kalau proposal yang sudah kita bikin dengan lengkap dan tajamtidak disetujui oleh Pembimbing? Halah, jangan banyak alasan! Kalau proposalnya sudah lengkap dan tajam, mestinya Pembimbing pun akan langsung menerima proposal penelitian kita. Iya toh?

Sebagai tambahan, untuk lebih aman-amannya”, barangkali ada baiknya kita pun mulai mencari calon Pembimbing skripsi kita. Kalau bisa mah orang yang “jagoan” di bidang penelitian kita (agar kita mendapat banyak manfaat dari keahlian, keterampilan dan pengalaman beliau), dan tentunya yang kita tidak punya “bad story” dengan beliau sebelumnya... Kalau sudah ketemu, kita minta deh waktu beliau untuk diajak diskusi tentang proposal penelitian skripsi kita.

Kalau kitanya serius, masa’ sih beliau akan menolak diajak berdiskusi. Kalau kelihatan cocok, sekalian deh kita minta beliau untuk menjadi pembimbing skripsi kita. Kalau sudah begitu, walaupun misalnya pihak Universitas lah yang menentukan “siapa berbimbingan kepada siapa”, mestinya beliau akan “mempertahankan” kita sebagai anak bimbingannya, iya ndak?

---------

  • Calon-calon topik yang pada akhirnya akan kita seleksi itu hendaknya berada di bidang-bidang yang paling kita kuasai dan paling menarik bagi kita, agar nanti dalam pengerjaannya kita tidak mengalami terlalu banyak kesulitan (karena paling kita kuasai) dan kita pun enjoy pada saat mengerjakannya (karena paling kita minati)[4]. 

Sudah terkumpul beberapa topik untuk skripsi kita? Nah, kita ambil selembar kertas (satu atau satu set untuk masing-masing topik), lalu kita lengkapi dehmasing-masingcalontopik tadi dengan “pointers”[5](hanya) mengenai hal-hal penting yang berkaitan dengan skripsi kita, yaitu mengenai hal-hal berikut ini: latar belakang penelitian, judul, tujuan penelitian, deliverables, metodologi penelitian, data dan informasi apa saja yang dibutuhkan (harus serinci mungkin), data-nya ada di mana, cara pengumpulan data, responden, cara pengolahan data, analisis yang akan dilakukan, antisipasi kesulitan yang mungkin terjadi dan kemungkinan cara penanggulangannya, jadwal pelaksanaan penelitian skripsi, dan lain-lainnya.

  • Latar Belakang Penelitian.

Yang paling penting di sini adalah alasan kenapa penelitian tersebut penting untuk dilakukan. Lha kalau penelitiannya nggak penting, ngapain skripsinya dibikin? Trus karena penelitian kita pasti tidak berdiri sendiri, kita cari deh, secara serius, penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian yang aka kita lakukan (yang nantinya akan kita tuliskan juga sebagai refference).

Jangan hanya dari buku ya? Pleasedeh, Adik-adik ‘kan mau jadi sarjana (atau magister S2), mestinya kalau kita googling pun akan ada banyak makalah/tulisan yang berkaitan, yang biasanya lebih baru daripada yang ada di buku! Kemudian, kalau misalnya refference yang kita tuliskan di daftar pustaka skripsi S1 kita ada 15-20, berarti jumlah makalah yang harus kita baca adalah sekitar 150-200 artikel, karena biasanya yang terpakai menjadi refference hanya sekitar 10%-nya.

Tips: terlepas dari nanti terpakai sebagai refference atau tidak, makalah atau paper yang sudah kita baca, kita buat ringkasanisi-nya (yang amat sangat ringkas) agar kapan-kapan, kita dapat dengan mudah menemukannya kembali, misalnya ditulis dengan format sebagai berikut:

table-1-582adcb84ff9fd6f0a1c5ce0.png
table-1-582adcb84ff9fd6f0a1c5ce0.png
(*)   Misalnya di perpustakaan Fakultas, atau bahwa buku tersebut milik teman kita yang bernama X. Ini ditulis untuk memudahkan kita untuk mencarinya kembali bila diperlukan.

(**)   Ini berkaitan dengan hal-hal penting tentang penelitian, yang bisa berpengaruh terhadap hasil penelitian, misalnya metodologi yang dipakai, tools, temperatur, dsb. Atau bisa juga yang berkaitan dengan responden penelitian: usia, jenis kelamin, pekerjaan, etnis, kota, dll.

Nah, tabel di atas juga akan berguna lagi lho untuk kita, karena biasanya dalam “latar belakang” ini kita diminta untuk menuliskan pula “Penelitian-penelitian Terdahulu”. Setelah menyeleksi dan mengambil hanya yang akan terpakai sebagai refference, “Penelitian-penelitian Terdahulu” ini bisa kita tampilkan, misalnya dengan format sebagai berikut:

table-2-582adcd0327b6130058b4567.png
table-2-582adcd0327b6130058b4567.png
Dengan tabel itu, pada baris ke n, kita tunjukkan, apa “kebaruan” dari penelitian kita, walaupun sebelumnya sudah ada seabrekpenelitian-penelitan yang sejenis. (misalnya kita tunjukkan bahwa penelitian kita berbeda dalam hal temperaturnya, usia respondennya, jenis kelaminnya, dll.).
  • Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian hendaknya ditulis dengan sangat tegas, to-the-point,  jangan multi-tafsir a.k.a ambigue. Misalnya kalau judulnya adalah “Perancangan Ulang Tata Letak Tuts Keyboard Komputer Untuk Pemakai Pemula Berbahasa Indonesia Berdasarkan Kriteria Kecepatan Ketuk Dan Kelelahan Jari Tangan”, maka mungkin kita dapat menuliskan bahwa tujuan penelitian tersebut adalah: Rancangan ergonomis tata letak keyboard komputeryang sesuaiuntuk pemakai pemula berbahasaIndonesia berdasarkan kriteria kecepatan ketuk dan kelelahan jaritangan.

  • Deliverables

Yang dimaksudkan dengan “deliverables”di sini adalah hasil penelitian yang bisa di-delivered. Output dari penelitian gitu deh...

Misalnya untuk penelitian yang disebutkan di atas (tentang keyboard...), karena untuk mencapai tujuan penelitian tersebut kita harus terlebih dahulu membuat perangkat lunak untuk mengukur kecepatan ketuk jari tangan, lalu kita ukur, dan setelah pengukurannya selesai dilakukan maka kita pun mendapatkan hasil pengukurannya. Juga kita harus membuat perangkat lunak untuk menghitung prosentase kemunculan huruf-huruf dalam artikel-artikel berbahasa Indonesia, dan setelah kita lakukan maka kita memperoleh hasilnya, maka dapat kita tuliskan bahwa deliverablespenelitian tersebut adalah:

a).    Perangkat lunak untuk mengukur kecepatan ketuk jari tangan,

b).    Hasil pengukuran kecepatan ketuk masing-masing jari tangan,

c).    Perangkat lunak untuk menghitung prosentase kemunculan huruf-huruf dalam artikel,

d).    Prosentase kemunculan huruf-huruf dalam artikel-artikel berbahasa Indonesia, dan akhirnya barulah

e).    Rancangan ergonomis tata letak keyboard komputer untuk pemakai pemula yang berbahasaIndonesia berdasarkan kriteria kecepatan ketuk dan kelelahan jari tangan.

Sebagai catatan, tulisan tentang tujuan dan deliverables ini bermanfaat pula untuk mengetahui apakah penelitian kita sudah tuntas ataukah belum.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        Judul Penelitian/Skripsi

Judul penelitian hendak jangan mengada-ada dan jangan memperbesarskup (scope) penelitian, yang padahal tidak kita lakukan. Misalnya kalau penelitian yang dilakukan adalah tentang pengaruh darikualitas tidur(hanya pada) pekerja di bagian assembly di PT “X” yang berlokasi di Bekasi dan kinerja yang diukur adalah hanya kecepatan kerja dan prosentase product defect yang dihasilkan, maka kita jangan menuliskan judulnya sebagai “Kajian TentangPengaruh dariKualitas Tidur Pekerja Indonesia terhadap Kinerjanya”. Akan lebih baik (dan lebih jujur!) kalau kita tuliskan: “Kajian TentangPengaruh dariKualitas Tidur Pekerja di Bagian Assembly di PTXBekasi terhadap Kecepatan Kerja dan Prosentase Product Defect yang Dihasilkan”. Dan  kalau misalnya untuk mengukur “kualitas tidur” nya dilakukan dengan tools tertentu, maka ini pun mestinya disebutkan pula.

Jangan kuatir bahwa nilai skripsi kita akan berkurang kalau kita menuliskannya demikian. Yang jelas: jangan tipu-tipu, hehehe...

  • Metodologi Penelitian

Secara sederhananya, metodologi adalah cara yang kita gunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Misalnya bila Om-G yang ada di Bandung ingin sampai ke Plaza Tunjungan di Surabaya (berarti tujuannya adalah Plaza Tunjungan), maka secara garis besar cara yang dapat dipakai untuk menuju ke Surabaya dari Bandung ada bermacam-macam, misalnya bisa dengan pesawat terbang, kereta api, bis malam, bis ekonomi, mobil pribadi, mobil travel,atauberjalan kaki (hehe, ini mah bcanda doang Om, Tante...). Nah kita tulis deh ulasan singkat tentang masing-masing cara tadi, dengan ditambahi “plus dan minus” nya, dan kecocokannya dengan konteks yang akan kita bahas. Nah kalau kita akhirnya memilih untuk memakai kereta api, jadi jelas, ‘kan, alasannya...

Nah, untuk skripsi kita juga sami mawon:kita tuliskan deh secara singkat ulasan tentang metodologi-metodologi yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan penelitian kita (secara rough scanning saja deh), plus-minusnya, dan tentang kecocokannya dengan penelitian yang akan kita lakukan. Dengan ini ‘kan jadi  jelas kenapa kita memakai metoda yang kita pakai dalam penelitian skripsi ini, nggak “ujug-ujug” dipakai begitu saja...

Misalnya kita tuliskan dalam format sebagai berikut:

table-3-582ae0ab127b61b00c805005.png
table-3-582ae0ab127b61b00c805005.png
Percaya deh, penulisan tabel tersebut akan sangat membantu kita, antara lain  dalam menjawab pertanyaan Penguji pada saat sidang. Kita pasti nggak mau, ‘kan, dibilang “memakai kacamata kuda”? Apalagi untuk para mahasiswa S2: It’s a must! Gombalunbanget kalau mahasiswa S2 cuma tahu tentang apa yang ditulisnya dalam skripsi saja, dan bersikap kagak mau tahu tentang hal-hal yang ada di kiri-kanannya! Bagaimana untuk para mahasiswa S1 ? Sami mawon !

Setelah metodologi “kasar”nya dipilih, misalnya dengan naik kereta api, sekarang kita pikirkan (dan tuliskan) metodologinya secara lebih rinci. Misalnya (untuk kasus dari rumah kita di Bandung ke Plasa Tunjungan di Surabaya tadi), secara list bisa kita tuliskan sbb.a  :

  • Dari rumah kita naik ojek sampai ke jalan besar
  • Kita naik angkot jurusan ke stasiun Bandung.
  • Sesampainya di stasiun kita turun
  • Menuju loket penjualan karcis
  • Membeli karcis jurusan Bandung-Surabaya
  • Menuju ruang tunggu, duduk menunggu sambil membaca koran
  • Setelah hampir saatnya berangkat, menuju pintu masuk ke peron, menunjukkan karcis dan KTP kepada Petugas
  • Menuju kereta api
  • Mencari gerbong dan nomor tempat duduk yang sesuai dengan keterangan yang tertera pada karcis kita
  • Perjalanan menuju Surabaya
  • Sesampainya di Stasiun Gubeng Surabaya kita turun lalu mencari taxi
  • Perjalanan dengan taxi menuju Plasa Tunjungan
  • Sesampainya di Plasa Tunjungan, kita membayar taxi lalu turun
  • Selesai deh...

Nah begitulah kira-kira analoginya kalau kita membuat metodologi penelitian. Setelah memperhatikan dan menimbang mengenai cara apa yang kita pilih untuk pelaksanaan penelitian kita, kemudian kita tuliskan metoda penelitian kita dengan serinci mungkin. Biasanya metoda penelitian ini disampaikan dalam bentuk diagram alir (flow-chart) yang kemudian diberi penjelasan yang cukup rinci.

  • Data Dan Informasi Yang Dibutuhkan

Adalah penting sekali bagi kita untuk tahu data apa saja yang kita perlukan dalam penelitian skripsi kita, datanya ada di mana, mudah diakses tidak datanya, dan kalau sukar bagaimana caranya agar kita mendapat akses terhadap data tersebut, dan sebagainya. Adakalanya kita harus mewawancarai “orang-orang penting”(baik itu Pejabat Pemerintah ataupun para Presiden Direktur di perusahaan-perusahaan swasta yang besar), lha ya kita pun harus punya akses dong... (tentang yang ini, nanti deh Om-G ceritakan di tulisan lain ya?).

Semua itu tidak lain adalah agar kita tahu sebelumnya, tentang apakah penelitian skripsi kita “do-able” ataukah tidak. Lha kalau kita tidak punya data, mau ngapain coba?

  • Cara Pengumpulan Data

Pada tahap ini kita harus memikirkan pula tentang bagaimana data dikumpulkan. Apakah data sekunder yang hanya tinggal kita kutip dari buku, dari makalah, atau dari internet, ataukah harus data primer. Untuk data primer, misalnya kita pikirkan tentang: dengan alat apa mengukurnya, bagaimana cara mengukurnya.

Kalau perlu eksperimen, kita pikirkan desain eksperimen (design of experiment)nya, bagaimana urutan perlakuan/treatmentnya,apakah perlu “pengkondisian” bagi para responden, berapa kali diukur, dan berapa selang waktu antar pengukuran, dan lain sebagainya.

Kalau memakai kuesioner, misalnya kita pikirkan tentang hal-hal berikut ini:  apakah variable-variable yang ingin diketahui, apakah sudah tersedia kuesioner yang sesuai ataukah harus kita bikin atau kembangkan sendiri. Kalau memakai kuesioner orang lain, adakah penyesuaian-penyesuaian yang harus dilakukan. Kalau kita perlu mengumpulkan para staff perusahaan untuk suatu FGD (FocusGroupDiscussion), mestinya harus kita pikirkan pula bagaimana caranya agar hal itu memungkinkan untuk dilakukan (karena kadang-kadang perusahaan tidak akan mengijinkan kita untuk mengumpulkan semua key-persons yang kita perlukan hadir dalam FGD, sehingga FGD mungkin perlu dilaksanakan secara bertahap).

  • Responden

Bila kita memerlukan responden, jangan hanya jumlah nya yang kita pikirkan ya... (kadang-kadang para mahasiswasuka berpikir: pokoké jumlah responden 30, beres!) [Hehe, culun banget ya..? Itu mah biasa lah, namanya juga anak-anak... Ya kalau kita tahu, kewajiban kita lah memberitahu mereka, iya nggak?). Hal yang juga penting untuk direncanakan adalah karakteristik responden: usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, strata ekonomi, dan lain sebagainya. [Juga agar dipikirkan prosentase untuk masing-masing jenis responden tadi]. Hal yang juga penting adalah: kalau sebuah data memang tidak akan kita olah, jangan dimasukkan ke dalam kuesioner].

Terakhir, pikirkan dan siapkan “hadiah kecil”untuk kita berikan kepada para responden yang sudah meluangkan waktu mengisi kuesioner kita atau berwawancara dengan kita sebagai kompensasi atas waktu mereka dan sebagai tanda terima kasih kita. Bentuk hadiah tadi ya yang kecil-kecil saja, tapi sedapat mungkin berupa sesuatu yang menarik (misalnya sticker universitas kita, gantungan kunci, dan sebagainya. Kalau buntu banget, agaknya makanan/minuman kecil yang dibungkus juga rasanya ok juga deh (daripada nggak ada apa-apa sama sekali, hehehe...).

  • Analisis Yang Akan Dilakukan dan Cara Pengolahan Data

Pada tahap ini kita pikirkan deh tentang analisis apa yang kira-kira kita perlukan, dan bagaimana cara pengolahan datanya. Kalau untuk itu kita perlu menguasai cara penggunaan  software tertentu padahal kita belum bisa, ya belajar dulu deh! [Ini pun merupakan salah satu alasan bahwa sebaiknya kita memulai persiapan skripsi ini sebelum kita secara formal mengambil SKS untuk skripsi. Lha kalau kita belum tahu cara mempergunakan software-nya, bagaimana kita bisa berlaridengan cepat?].

  • Antisipasi Kesulitan Yang Mungkin Terjadi Dan Kemungkinan Cara Penanggulangannya

Melakukan penelitian dalam rangka menyusun skripsi memang tidak selalu mudah. Kadang-kadang ada saja kesulitan yang bisa menerpa... Untuk itu ada baiknya kita mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang mungkin bisa terjadi dan menyiapkan cara penanggulangannya.

Misalnya pada penelitian yang disebutkan di atas (tentang keyboard...), untuk respondennya dipilih para “pemakai pemula” karena tentu tidak mudah untuk mengumpulkan sekian puluh proffesional typist, dan kalau pun bisa, maka tentu tidak sedikit nominal uang yang mesti kita berikan kepada merekasebagai kompensasiatas pemakaian waktu kerja mereka.

Di sisi lain, kita harus mengantisipasi pula kemungkinan bahwa untuk mengumpulkan para responden cilik itu pun kita bisa mengalami kesulitan (para responden dipilih dari para murid SD yang kemungkinannya belum terlalu terbiasa dengan penggunaan keyboard komputer yang ada. Responden seperti ini mah, paling tidak ini keadaan  sekitar dua puluh tahun yang lalu, dikasih mie bakso atau naspad juga biasanya sudah girang, jadi kita bisa menghemat banyak deh untuk pengeluaran uang kompensasi, hehehe...). Tapi bagaimana ya menemukan sekian puluh siswa SD yang bersedia menjadi responden kita? Untuk itu kita cari deh kemungkinan-kemungkinan untuk penanggulangannya. Misalnya,”tiba-tiba”kita ingat bahwa kita punya Om yang menjadi Kepala Sekolah di sebuah Sekolah Dasar. Ya kita sowandeh ke rumah beliau sambil membawa martabak kesukaan beliau, dan kita obrolkan tentang kemungkinan untuk memakai murid-murid beliau sebagai responden penelitian kita. Sebagai keponakan tercinta, pasti deh kita akan dibantu oleh Om kita itu!

  • Jadwal Pelaksanaan Penelitian Skripsi

Nah ada satu lagi yang harus kita ‘isi” untuk masing-masing kertas yang berisi tulisan tentang calon topik penelitian skripsi kita, yaitu tentang jadwal pelaksanaan penelitian, yang akan berguna untuk memandu kita dari segi waktu. Untuk itu ada sedikit saran: buatlah jadwal dengan cukup rinci, berdasarkan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan (jangan melulu dituliskan sbb.: Bab-1, Bab-2, dst...).

Juga, kita harus memperkirakan berapa, sih, waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan tadi. Harus diupayakan bahwa jadwal ini cukup realistis untuk dilaksanakan! Percuma membuat jadwal yang hanya indah di atas kertas tetapi dalam kenyataannya sukar untuk diikuti dan direalisasikan!

Setelah itu, pada saat pelaksanaan penelitiannya (plus hitung menghitung, menganalisis, dsb, dst) dan menuliskannya, sedapat mungkin kita menaati jadwal atau timelineyang sudah kita buat tadi.

  • Pemeriksaan terhadap Kesinambungan dari Awal sampai Akhir

Hore... horee... akhirnya kita sampai juga pada bagian akhir dari penyiapan calon-calon tema penelitian yang akan dipilih untuk skripsi kita[6], yaitu kita harus memeriksa tentang apakah antara latar belakang, penelitian-penelitian sebelumnya, metodologi, dan seterusnya itu ada benang merahnya.

Kemudian kita pilih deh topik penelitian kita dari calon-calon topik tadi, yang paling lengkap, dan yang kalaupun ada kesulitan dalam pelaksanaannya paling memungkinkan untuk bisa kita tanggulangi.

  • Pembuatan Proposal Penelitian

Terakhir banget, kita bikin deh proposal penelitian kita dari topik terpilih tadi. Pasti mudah karena isinya sama dengan butir-butir yang tadi kita bahas, paling-paling hanya mengubah dari pointers menjadi kalimat lengkapnya saja. Beres dah tuh...

Nah Adik-adik, begitulah yang bisa Aa-G(eh, Om-G...)bisa sampaikan tentang cara memulai penulisan skripsi, yaitu tentang pemilihan topik penelitian dan penyiapan proposal penelitian. Mudah-mudahan ada manfaatnya ya...

Lha tapi Om-G, ini mah baru tentang menyiapkan dan memilih calon topik penelitian sertamenyiapkan proposal penelitianskripsi doang ya, kirain sudah lengkap dengan cara penulisan dokumen skripsinya...

Hey tenang... itu adalah langkah awalnya, yang merupakan langkah yang sangat penting. Orang bilang, seribu kilometer itu dimulai dari langkah pertama, ‘kan? Insya Allah Om-G akan menulis tentang kelanjutannya, yaitu tentang bagian 2, 3 dan 4, okay?

Bon travail et bon courage!

Salam,

Om-G.

[Kompasiana.com/Om-G].

NB:

Ini mah seandainya saja seri tulisan ini kepaké, silakan di-sharing. Tetapi kalau boleh minta tolong, akan merupakan kehormatan bagi Om-G, bila Om, Tante atau Adik-adik mau menyebutkan sumber dan link  tulisannya.

Rasanya ini bukan masalah besar ‘kan ya..? Matur suwun sanget. Turima kasi gozaimas. Merci beaucoup en avance.


[1]     Untuk jenjang pendidikan S1 di ITB, skripsi ini sering disebut sebagai “Tugas Akhir” (TA). Dan rasanya mah tulisan ini pun masih cukup relevan untuk thesis” untuk jenjang pendidikan S2. Untuk selanjutnya, walaupun dalam tulisan ini disebut “skripsi”, ini mencakup TA dan Thesis. Untuk disertasi S3, prinsip-prinsip dan garis besar dari tulisan ini rasanya sih masih bisa dipakai, walaupun tentu saja mesti lebih mendalam.

[2]     Di Program Studi Teknik Industri ITB, nilai yang terbaik ini direpresentasikan dengan “Tripple-A”. Hayo siapa yang ingin mendapat “Tripple-A”ngacung... Lho  lho lho, kok semuanya kepingin ya?

[3]     KRS = Kartu Rencana Studi, yaitu kartu yang berisi mata kuliah apa saja yang akan kita ambil pada semester depan. Skripsi atau Tugas Akhir pun, walaupun mempunyai bentuk yang berbeda dengan mata kuliah biasa, termasuk mata kuliah. Di ITB, KRS ini disebut FRS (Formulir Rencana Studi), yang sekarang pengisiannya dilaksanakan secara on-line.

[4]     Dalam bidang engineering, khususnya untuk bidang Teknik Industri, pada dasarnya ada dua jenis penelitian: basic researchdan problem-based research. Silakan dipilih deh yang mana yang paling disukai dan paling feasible untuk dilakukan ya...

Untuk basic reasearch, yang biasanya kita lakukan di laboratorium, kita periksa dulu deh kelengkapan fasilitas dan peralatan laboratorium yang kita perlukan untuk penelitian skripsi kita (dan diperiksa, apakah semuanya masih berfungs dengan baik; kalau perlu, alat-alat itu dikalibrasi dulu deh...). Karena ada kemungkinan bahwa jumlah peralatan terbatas, agar diperiksa apakah pada saat-saat kita memerlukannya, peralatan yang sama dipakai peneliti lain juga; untuk itu, kalau perlu kita ubah jadwal pengambilan data kita.

Untuk problem-based research, dari beberapa bulan sebelumnya hendaknya kita sudah mencari “perusahaan tuan rumah” yang kira-kira mempunyai problem seperti yang ada pada proposal penelitian skripsi kita. Kita kirim saja surat permohonan, dengan disertai proposal penelitian kita. Kalau cocok dengan permasalahan yang mereka hadapi, mestinya mah mereka akan dengan senang menerima untuk melakukan penelitian karena ada orang yang akan membantu menyelesaikan permasalahan mereka

[5]     Yang Om-G maksud dengan “pointers” di sini adalah hal-hal pokok yang penting, yang dituliskan secara ringkas, ya semacam “extended keywords”deh... Pointers ini pun kemungkinan akan kita pakai (lagi) dalam pembuatan file presentasi (misalnya dalam Powerpoint), karena, frankly speaking, kalau file presentasi dibuat dengan kalimat lengkap yang kemudian pada saat sidang dibacakan, ini biasanya akan menyebalkan bagi para penguji (karena, secara implisit dianggap tidak bisa membaca sendiri, hehehe...) selain juga biasanya akan banyak makan waktu, padahal waktu presentasi pada saat sidang biasanya dibatasi 15 atau 20 menit...

[6]     Sebetulnya mengisikertas untuk masing-masing topik tadi bisa dan boleh dilakukan secara acak, yang penting nanti akhirnya menjadi cukup lengkap (paling tidak, ada satu yang cukup lengkap yang akhirnya akan kita pilih...).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun