Mohon tunggu...
Herman R. Soetisna
Herman R. Soetisna Mohon Tunggu... -

Pelopor ergonomi industri terapan di Indonesia untuk peningkatan level K3, peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan "quality of working life" ini -katanya- pernah bersekolah di Teknik Industri ITB, Université des Sciences Humaines de Strasbourg, dan Université Louis Pasteur, Strasbourg-France. Sekarang Om-G [G=Ganteng, hehehe jangan protes ya...], bekerja sebagai dosen di ITB dan Peneliti Senior di Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi di ITB. Untuk yang ingin mengontak Om-G, silakan kirim e-mail via hermanrs@ti.itb.ac.id Wass, HrswG.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tabrakan Kereta Api VS Metro Mini di Angke, Faktor Human Error?

6 Desember 2015   14:10 Diperbarui: 6 Desember 2015   15:50 2220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Om-G.

[Kompasiana.com/Om-G].

 

[1]        Kereta api yang sedang melaju memang tidak dapat berhenti secara mendadak. Walapun diberhentikan dengan sekuat tenaga, kereta api baru akan berhenti setelah beberapa ratus meter. Dalam Undang-Undang Lalu Lintas pun rasanya disebutkan bahwa kereta api (~ kendaraan yang berjalan di atas rel mempunyai prioritas dalam persimpangan sebidang...). Jadi kalau ada tabrakan kereta api dengan “sesuatu”, maka mestinya “sesuatu” nya itulah yang salah; kenapa dia berada di jalur rel kereta api...

[2]        Diadaptasi dari Murphy’s law, yang menyatakan bahwa kalau kecelakaan bisa/berkemungkinan untuk terjadi (karena adanya potensi bahaya dalam bentuk unsafe condition dan atau unsafe act), maka dia akan terjadi, walaupun kita mungkin tidak tahu kapan-di_mana-siapa yang akan terkena/mengalami kecelakaan itu.

[3]        Test seperti ini sering dapat dilakukan secara sederhana. Misalnya test mengenai  mabok tidaknya sese­orang ―selain dengan mengukur kadar alkoholnya―, konon bisa dilakukan dengan menyuruh dia berjalan mengikuti suatu garis lurus: kalau dia jalannya mencang-mencong, nah dia lagi mabok tuh... Orang yang sedang kurang tidur (mengantuk), lelah dan atau kurang sehat akan dapat diketahui tingkat kesiapan kerjanya dengan mengukur variabel-variabel fisiologisnya dan mengukur tingkat konsentrasinya  dengan menggunakan software yang dikembangkan oleh Om-G di LRSKE―ITB (a.k.a.  Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi ― Institut Teknologi Bandung).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun