Mohon tunggu...
Olyvia Hendarwati Msi
Olyvia Hendarwati Msi Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer (Foreign Affairs Researcher)

Alumna: London School of Public Relations - Jakarta Higher School of Economics - Moscow

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dibalik Kepopuleran EV, Upaya Pencegahan Perubahan Iklim

23 Desember 2024   20:50 Diperbarui: 23 Desember 2024   20:42 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"We are still addicted to fossil fuels. For the health of our societies and planet, we need to quit. Now." Antonio Guterres, (2022)

Menurut laporan PBB tentang perubahan iklim, isu pemanasan global sudah menarik perhatian sejak pertemuan KTT yang bertemakan Earth Summit tahun 1992. Uni Eropa untuk pertama kalinya membuat pogram menanggulangi isu krisis iklim dan mengeluarkan beberapa kebijakan terkait pembuangan limbah industri, dan emisi ilegal, kebakaran hutan, deforestasi, kerusakan ekosistem untuk kepentingn bisnis. Fenomena pemanasan global yang menyebabkan efek rumah kaca ini terjadi karena pertumbuhan industri, suhu bumi yang terus meningkat secara signifikan, pertumbuhan populasi manusia, pembakaran fosil, batu bara, minyak bumi, gas alam, asap transportasi, industri.

Pada tahun 2015 resmi dibentuknya Paris Agreement oleh parlemen Uni Eropa yang bertujuan untuk mencari solusi menurunkan suhu bumi dibawah 2 derajat. Pencegahan perubahan iklim dan layak huni bumi semakin memburuk, Uni Eropa mengajukan EU Climate Law tahun 2020 untuk mentargetkan pengurangan greenhouse gasses 55% di tahun 2030 serta, mencapai Net Zero Emission setidaknya tahun 2050. Net Zero Emission ini membutuhkan komitmen dan transisi atau transformasi. Sebanyak tiga perempat emisi gas rumah kaca bersumber dari sektor energi. Negara di dunia harus mulai mengganti pembangkit tenaga listrik berbahan dasar batu bara, gas dan minyak dengan sumber energi dari angin atau matahari untuk mengurangi emisi karbon berlebih.

Jika kalian ketahui smart phone yang kalian gunakan, uang koin yang kalian miliki, jembatan besar yang kalian lewati, dan peralatan dapur berbahan stainless steel, semua itu memiliki kesamaan yaitu terdapat kandungan Nikel didalamnya. Electronic Vehicle merupakan salah satu solusi dari perkembangan tekonologi otomotif untuk mendukung penggunaan transportasi ramah lingkungan. Nikel merupakan salah satu logam mineral yang dibutuhkan untuk campuran pembuatan seperti, stainless steel, pembuatan koin, material pembuatan rangka otomotif, material produksi baterai dan juga material senjata militer.

Ketertarikan Indonesia Untuk Terlibat Sebagai Major Player  di Market EV

Ditengah isu trade war Amerika dan Cina, kebijakan politik luar negeri Indonesia yang ketidakberpihakan atau Non - Blok, Indonesia berada di posisi antara dua negara ekonomi terbesar dunia. Kedua negara tersebut berinvestasi di Indonesia dalam pengelolahan Nikel,  namun mulai tahun 2022 berdasarkan sumber data statistik Indonesia, investasi Cina melampaui Amerika hingga lima kali lipat. Direktur Kerjasama Ekonomi ASEAN Kementrian Luar Negeri RI, Andhayati dalam ASEAN Mining Conference 2024 di Bali, berkata bahwa ASEAN dapat menjadi pemain strategis, teknologi energi seperti panel surya dan kendaraan listrik EV dapat membantu dalam upaya global mencapai target Net Zero Emission. Permintaan mineral yang melonjak akan menjadi tantangan dan peluang bagi ASEAN untuk memenuhi kebutuhan mineral global. 

Menurutnya, Cadangan mineral ASEAN tidak hanya menjadi sumber daya strategis tetapi juga sebagai alat diplomasi ekonomi serta pengelolaan yang tepat ASEAN dapat memimpin transisi global menuju energi terbarukan. Kawasan yang strategis ini memproduksi sekitar 45,7% nikel dan 11% elemen tanah yang menjadi component penting pembuatan baterai EV, dan alat elektronik canggih lainya. Indonesia merupakan negara produksi Nikel terebesar dunia sejak 2003 hingga pada tahun 2022 produksi Nikel Indonesia terus meningkat secara derastis. 

Pengamat mineral Harry Fisher mengatakan di tahun 2024 ini, LG dan Hyundai berencana untuk memulai produksi baterai di Indonesia. Hyundai mempertimbangkan juga untuk memproduksi mobil listrik. Sumber dari GlobalData tahun 2023, ada 5 pertambangan terbesar di Indonesia yaitu di Sulawesi dan Maluku yang terdapat ebih dari 33.000 tambang dari proyek eksplorasi. Kelima pertambangan tersebut antara lain, Weda Bay Project, PT Halmahera Persada Lygend Project, Sorowako Mine, PT Huayue Nickel Colbalt Project, dan Pakal Island Mine. Hal ini menjadi gambaran bahwa adanya potensi Indonesia untuk menjadi mitra penting untuk produksi EV di pasar global, maka tidak heran Indonesia melihat peluang ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Kerjasama Bilateral Indonesia  -  Australia

Mentri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartanto Maret 2024 di Melbourne mendampingi Mantan Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Australia Albanese untuk memperkuat kerja sama strategis kawasan Indo-Pasifik. Dalam pertemuan ini, Jokowi menegaskan kembali posisi Australia sebagai mitra strategis Indonesia dan ASEAN di kawasan Indo-Pasifik dan mengutamakan peningkatan kerja sama mineral dan kolaborasi kendaraan listrik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun