Sastra pesantren dengan keluguannya menjadi semacam antitesis dari sastra yang berkembang sajauh ini dengan rentetan teoritik maupun sibernetik. Sehingga sastra pesantren menegasikan yang meledak-ledak dalam kedua hal diatas, tidak langsung menenggelamkan kandungan budaya dan tradisi yang selama ini termanifestasikan dalam rahim pesantren.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!