Mohon tunggu...
Olvia Nursaadah
Olvia Nursaadah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Meneliti, Mengabdi, Mengajar. Hobi: Nonton badminton, sepak bola, voly, baca, dan nulis apapun itu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Gejala Productivity Anxiety

11 September 2023   08:58 Diperbarui: 11 September 2023   10:40 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda merasa bersalah ketika Anda beristirahat sejenak dari rutinitas pekerjaan Anda?

Jika iya mungkin Anda sedang mengalami gejala productivity anxiety.

Apa itu productivity anxiety?

Pada dasarnya productivity anxiety adalah salah satu jenis kecemasan dimana muncul perasaan tidak pernah cukup dalam melakukan suatu pekerjaan. Anda tidak pernah merasa cukup dengan pencapaian Anda dan selalu berpikir seharusnya masih banyak hal yang bisa Anda kerjakan.

Productivity anxiety menurut saya dapat berawal dari susunan to-do list yang semula disusun untuk menyusun skala prioritas, berubah menjadi to-do list yang kaku sehingga kita tidak lagi menikmati setiap apa yang kita kerjakan.

Sebuah penelitian dari Prodoscore menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas berlebihan lebih sering terjadi ketika bekerja Work Form Anywhere dan hal ini yang menyebabkan kelelahan juga depresi.

Productivity anxiety berbahaya bagi kesehatan mental dan juga kesehatan fisik. Oleh karena itu Anda perlu mengenali gejalanya, berikut 5 gejala dari Productivity anxiety:

  • Tidak pernah merasa cukup

Orang yang mengalami productivity anxiety biasanya tidak pernah merasa cukup atas apa yang sudah mereka kerjakan. Mereka terus menuntut dirinya sendiri untuk mengerjakan lebih dari apa yang sudah mereka kerjakan.

Mereka merasa selalu harus disibukan dengan mengerjakan berbagai hal dan sangat kritis terhadap seberapa efisien dalam mengerjakan sesuatu. Mereka yang mengalami productivity anxiety umumnya tidak pernah meluangkan waktu untuk merenungkan dan merayakan apa yang sudah mereka capai.

  • Sulit meluangkan waktu untuk istirahat

Meluangkan waktu untuk beristirahat ditengah rutinitas dan kesibukan merupakan suatu hal yang penting untuk memulihkan kembali kondisi fisik dan psikis. Tetapi, orang yang mengalami productivity anxiety selalu merasa membuang waktu berharganya jika mereka beristirahat dan malu karena merasa tidak produktif.

Padahal beristirahat merupakan bagian penting untuk membuat kinerja kita menjadi lebih optimal. Orang yang mengalami productivity anxiety akan mengabaikan hal tersebut dan terus mengerjakan hal yang ingin mereka capai.

  • Sulit tidur

Sulit tidur memang bisa disebabkan oleh berbagai hal, tetapi jika Anda kesulitan tidur karena pikiran Anda sibuk memikirkan apa yang harus Anda selsaikan atau Anda merasa tidak menyelesaikan banyak pekerjaan, bisa jadi kesulitan tidur Anda karena productivity anxiety.

  • Tujuan yang tidak realistis

Jika Anda menyusun tujuan-tujuan melebihi batas kemampuan yang bisa Anda kerjakan bisa menjadi pemicu productivity anxiety.

Anda selalu merasa jauh untuk mencapai apa yang Anda harapkan, sehingga Anda selalu merasa kurang kerja keras. Biasanya tujuan yang tidak realistis juga memicu Anda untuk membandingkan pencapaian Anda dengan orang lain.

  • Membandingkan diri dengan orang lain

Jika Anda masih sering membandingkan pencapaian Anda dengan orang lain bisa jadi Anda mengalami productivity anxiety. Apapun yang sudah Anda kerjakan selalu merasa lebih buruk dari yang orang lain kerjakan.

Jika Anda merasa gejala-gejala tersebut sedang Anda alami, maka ada baiknya segera untuk mengatur ulang kembali tujuan Anda atau ambil jeda sejenak dan renungkan kembali apa sebenarnya yang ingin Anda capai. Jika merasa gejela yang dirasakan sangat mengganggu kehidupan pribadi dan sosial Anda maka segera hubungi professional untuk membantu Anda keluar dari situasi tersebut.

https://www.hindustantimes.com/lifestyle/health/signs-you-have-productivity-anxiety-therapist-explains-101685710002153.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun