Mohon tunggu...
Olivia Ibrilla
Olivia Ibrilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiawa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pendidikan Matematika

Mahasiswa Pendidikan Matematika, Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apakah Agenda Presiden Indonesia dalam Mengatasi Pemanasan Global?

10 Desember 2024   14:10 Diperbarui: 10 Desember 2024   15:39 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah agenda Presiden Indonesia dalam mengatasi pemanasan global?      

Presiden Jokowi telah menunjukkan dedikasi yang tak lelah dalam menghadapi tantangan pemanasan global. Sejak awal kepemimpinannya, ia telah menekankan pentingnya kolaborasi global dan pengembangan ekonomi hijau. 

Dalam berbagai forum internasional, termasuk KTT G20 dan COP26, Presiden Jokowi berulang kali menyuarakan urgensi penanganan perubahan iklim dengan cara yang aktif dan berkelanjutan.

Misalnya, pada KTT G20 tahun 2021, Presiden Jokowi menyampaikan visinya untuk membuat G20 menjadi katalisator pemulihan hijau dan memastikan tidak ada satu pihak pun yang tertinggal dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Ia juga menekankan bahwa penanganan perubahan iklim harus dipandang dalam kerangka besar pembangunan berkelanjutan, sehingga tidak hanya melihat dari segi proteksi lingkungan, tetapi juga menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakat.       

Presiden Indonesia, Joko Widodo, memiliki beberapa agenda penting dalam mengatasi pemanasan global. Salah satunya adalah gerakan menanam pohon yang diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon melalui peng elolaan yang lebih baik dan penerapan pajak karbon. Berikut adalah beberapa poin penting dari agenda tersebut: 

1 Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca: Presiden Jokowi ber komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan melampaui target yang telah ditetapkan. Ini termasuk peningkatan efisiensi energi dan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

2 Reboisasi dan Penanaman Pohon: Melaksanakan program reboisasi besar-besaran untuk meningkatkan penyerapan karbon dioksida. Gerakan menanam pohon juga diharapkan dapat melibatkan masyarakat secara aktif.

3 Transisi ke Energi Terbarukan: Mendorong penggunaan energi terbarukan sebagai alternatif untuk mengurangi emisi karbon. Ini termasuk pengembangan sumber energi seperti tenaga surya, angin, dan biomassa.

4 Dukungan terhadap Kebijakan Internasional: Berpartisipasi dalam pertemuan internasional dan mendukung inisiatif global untuk mengatasi perubahan iklim, termasuk kerjasama dengan PBB.

5 Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan dampak perubahan iklim melalui program pendidikan dan kampanye publik. 

6 Inovasi Teknologi: Mendorong penelitian dan pengembangan teknologi ramah lingkungan yang dapat membantu mengurangi emisi dan dampak perubahan iklim.

7 Kebijakan dan Regulasi yang Ketat: Mengimplementasikan kebijakan dan regulasi yang mendukung pengurangan emisi, termasuk insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi hijau.

8 Dukungan terhadap Kebijakan Internasional
Indonesia berkomitmen untuk mendukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menjalankan aksi iklim global.
Jokowi juga menekankan pentingnya sinkronisasi kebijakan antara negara maju dan berkembang untuk mencapai tujuan bersama dalam mengatasi perubahan iklim.

9 Peran Generasi Muda
Presiden Jokowi mengakui pentingnya peran generasi muda dalam agenda perubahan iklim.
Melalui berbagai inisiatif, generasi muda diajak untuk berkontribusi dalam aksi iklim dan pengembangan energi bersih.

10 Langkah Global untuk Penanganan Dampak Perubahan Iklim
Jokowi menyerukan langkah-langkah luar biasa untuk menangani dampak perubahan iklim secara global.
Ia menekankan perlunya kolaborasi internasional untuk mengatasi tantangan yang dihadapi akibat perubahan iklim. 

Apa yang membuat terjadinya pemanasan global?

Pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu rata-rata atmosfer Bumi yang disebabkan oleh berbagai faktor, terutama aktivitas manusia. Berikut adalah beberapa penyebab utama terjadinya pemanasan global:

1 Emisi Gas Rumah Kaca:
Karbon Dioksida (CO2): Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (seperti batu bara, minyak, dan gas) untuk energi, transportasi, dan industri. Penebangan hutan juga mengurangi kemampuan Bumi untuk menyerap CO2.
Metana (CH4): Dihasilkan dari kegiatan pertanian (terutama dari peternakan), pembuangan sampah, dan produksi energi. Metana memiliki potensi pemanasan yang jauh lebih besar dibandingkan CO2 dalam jangka pendek.
Nitrogen Oksida (N2O): Dihasilkan dari penggunaan pupuk nitrogen dalam pertanian dan proses industri.

2 Deforestasi: Penebangan hutan untuk pertanian, pemukiman, dan kegiatan industri mengurangi jumlah pohon yang dapat menyerap CO2, sehingga meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

3 Perubahan Penggunaan Lahan: Konversi lahan alami menjadi lahan pertanian atau perkotaan mengganggu ekosistem dan mengurangi kemampuan Bumi untuk menyerap karbon.

4 Industri dan Transportasi: Aktivitas industri dan transportasi yang bergantung pada bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan.

5 Pertanian: Praktik pertanian tertentu, seperti penggunaan pupuk kimia dan pengelolaan limbah ternak, dapat menghasilkan gas rumah kaca, terutama metana dan nitrogen oksida.

6 Pembangunan Infrastruktur: Kegiatan pembangunan yang tidak berkelanjutan, seperti pembangunan jalan, gedung, dan infrastruktur lainnya, dapat menyebabkan peningkatan emisi dan mengurangi kemampuan ekosistem untuk menyerap karbon.

7 Kegiatan Energi: Produksi dan konsumsi energi, terutama dari sumber fosil, merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global. Pembangkit listrik, kendaraan, dan proses industri yang menggunakan bahan bakar fosil berkontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca.

8 Perubahan Iklim Alami: Meskipun sebagian besar pemanasan global saat ini disebabkan oleh aktivitas manusia, faktor-faktor alami seperti siklus matahari, letusan gunung berapi, dan variasi iklim alami juga dapat mempengaruhi suhu Bumi.

Secara keseluruhan, pemanasan global adalah hasil dari kombinasi faktor-faktor ini, dengan aktivitas manusia sebagai penyebab utama yang mempercepat proses tersebut. Upaya untuk mengurangi pemanasan global harus fokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca, perlindungan hutan, dan transisi ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. 

Bagaimana cara mengurangi pemanasan global? 

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan global. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
1 Gunakan Transportasi Umum atau Bersepeda: Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Pilih transportasi umum, bersepeda atau berjalan kaki jika memungkinkan.

2 Minimalkan Penggunaan Peralatan yang Mengandung CFC: CFC (Chloro Fluoro Carbon) adalah bahan kimia yang dapat merusak lapisan ozon dan berkontribusi pada pemanasan global. Pilih produk yang ramah lingkungan.

3 Matikan Perangkat Elektronik: Pastikan untuk mematikan perangkat elektronik saat tidak digunakan untuk menghemat energi. Gunakan juga peralatan yang efisien energi.

4 Kurangi Penggunaan Bahan Bakar Fosil: Beralih ke sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, atau hidro untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

5 Reduce, Reuse, Recycle: Mengurangi limbah dengan cara menggunakan kembali barang-barang dan mendaur ulang material dapat mengurangi emisi yang dihasilkan dari produksi barang baru.

6 Tanam Pohon: Penanaman pohon dapat membantu menyerap CO2 dari atmosfer. Dukung program reboisasi dan penghijauan di lingkungan sekitar.

7 Hemat Air dan Energi: Menggunakan air dan energi secara efisien dapat mengurangi emisi yang dihasilkan dari pemrosesan dan distribusi sumber daya tersebut.

8 Dukung Kebijakan Lingkungan: Terlibat dalam advokasi untuk kebijakan yang mendukung perlindungan lingkungan dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

9 Edukasi Diri dan Orang Lain: Meningkatkan kesadaran tentang pemanasan global dan cara-cara untuk menguranginya dapat membantu menciptakan perubahan yang lebih besar dalam masyarakat.

10 Konsumsi Makanan Berkelanjutan: Mengurangi konsumsi daging dan produk hewani dapat mengurangi emisi metana yang dihasilkan dari peternakan. Pilih makanan lokal dan organik jika memungkinkan.

Apa Kesimpulan dari agenda presiden Indonesia dama mengatasi pemanasan global? 

Kesimpulan dari agenda Presiden Indonesia, Joko Widodo, dalam mengatasi pemanasan global adalah bahwa pemerintah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui berbagai langkah strategis. Ini mencakup pengurangan emisi, reboisasi, transisi ke energi terbarukan , dukungan terhadap kebijakan internasional, pendidikan masyarakat, inovasi teknologi, dan penerapan regulasi yang ketat. 
poin utama nya 

                                  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun