Mohon tunggu...
Olivia Erviani
Olivia Erviani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bontang Punya Cerita

13 Juni 2016   10:26 Diperbarui: 13 Juni 2016   10:44 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seni 30 mei 2016

Mahasiswa dan mahasiswi jurusan ilmu komunikasi fisip unmul melakukan perjalanan yang biasa disebut dengan study tour ke kota Bontang dengan didampingi oleh kepala prodi dan diikuti jga oleh beberaqpa dosen.

Pada pukul 04.00 pagi, pagi itu hujan turun sangat deras, alam sangat tak bersahabat kepada kami saat itu. Tetapi itu tak membuat semangat kami memudar. Setibanya di gedung dekanat, teman-teman yang lain telah banyak berkumpul memenuhi halaman gedung dekanat fisip untuk berkumpul bersama-sama menunggu kepergian ke kota Bontang.

Teman -teman yang telah tiba saling berbincang satu sama lain sembari menunggu teman yang lain dan menunggu kedatangan rombongan dosen. Selang waktu berjalan meunggu keberangkatan, banyak kejadian lucu yang sangat menghibur saya dan teman – teman lain. Tiba-tiba saja teman satu kelas saya mahasiswa ilkomB terjatuh dari sepeda motor saat bergaya ingin memberhentikan kendaraannya, jika difikir kasian juga, tetapi melihat ekspresinya saat itu bukan kasian yang kita rasakan melainkan tertawa terbahak-bahak.

Waktu berjalan, tak terasa sudah pukul 05.30 teman-teman mahasiswa telah banyak memenuhi lapangan dan rombongan dosenpun telah tiba. Dalam perjalanan ini kami memakai 5 bis, setiap bis memiliki satu ketua untuk mengkoordinasi bis tersebut. Sebelum keberangktan setiap ketua bis memeriksa kembali anggota busnya masing-masing, apakah sudah lengkap atau masih ada yang belum datang.

Semua mahasiswa tidak biasa memilih sendiri dibis mana dia akan berada, karna sebelumnya kepala prodi telah mengacak nama-nama mahasiwa/I untuk ditetapkan dibis-bis. Saya berada dibis terakhir, bis 5. bis yang berbeda sendiri dari bis yang lain. Karna bis terakhir jadi bisnya kecil seperti bis mini yang hanya dapat menampung kurang lebih 10 orang, bisa dibilang bis ini menampung sisa-sisa saja.

Setelah lengkap seluruh anggota rombongan. Pukul 05.55  akhirnya berangkat, didahului oleh rombogan dosen yang memakai kendaraan pribadi dan kemudian diikuti oleh bis-bis yang mengangkut mahasiswa/I.

Sepanjang perjalanan tak benyak keributan dan bincangan di bis lima. Sebagian teman-teman hanya tertidur seperti saya dan sisanya hanya mendengarkan lagu dismartphone masing-masing. Saya duduk di tempat duduk terakhir bersama dua laki-laki teman sekelas saya. Di jalan poros Samarinda – Bontang sangat tidak bersahabat, hanya sedikit jalanan yang mulus selebihnya jalanan dipenuhi lobang. Resiko duduk dibangku terakhir sangat berasa sekali guncangannya jika bus melewati jalanan berlubang. Sesekali saya terbangun dari tidur karna guncangan.

Tak terasa pukul 08.30 kami telah tiba dikota bontang. Saya terbangun lalu saya melihat sekeliling kota, ternyata hujan di Samarinda merambat juga ke Kota Bontang. Entah karna hujan kota Bontang sangat sepi, sangat jarang kendaraan melintasi jalan raya.

Tujuan pertaman kami dikota Bontang yaitu PT Badak LNG atau yang kepanjangannya adalah PT Badak Natural Gas Liquefaction. Semua rombongan disambut hangat oleh pihak PT Badak LNG, kami semua berkumpul di Town Center PT Badak LNG. Perusahaan ini penghasil gas alam cair LNG (Liquid Natural Gas) terbesar di Indonesia dan salah satu kilang LNG yang terbesar di dunia. Perusahaan ini berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur, dan memiliki 8 process train (A - H) yang mampu menghasilkan 22,5 Mtpa LNG (juta metrik ton LNG per tahun). PT Badak NGL merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Kota Bontang maupun Indonesia.

Pada saat kuliah umum itu dimulai, berbagai macam penjelasan tentang PT Badak LNG ini, perusahaan ini awal mula terbentuk pada tahun 1972. Proyek LNG Badak dimulai ketika Huffco (sekarang VICO Indonesia), sebuah perusahaan kontraktor migas dengan PSC pada Pertamina, berhasil menemukan cadangan gas alam raksasa di lapangan Muara Badak, Kalimantan Timur pada Februari 1972, setelah sebelumnya ditemukannya juga cadangan gas alam raksasa serupa di lapangan Arun, Aceh oleh Exxon Mobil.

Saat itu bisnis LNG belum banyak dikenal dan hanya ada empat kilang LNG di seluruh dunia dengan pengalaman 3-4 tahun pengoperasian. Walau tanpa pengalaman sebelumnya di bidang LNG, Pertamina dan Huffco Inc., bersepakat untuk mengembangkan proyek LNG yang dapat mengekspor gas alam berbentuk cair dalam jumlah besar. Pertamina, Mobil Oil, dan Huffco Inc. berusaha menjual proyek kepada dua konsumen LNG potensial, penyandang dana potensial, dan mitra potensial di seluruh dunia. Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil dengan disepakatinya kontrak penjualan LNG terhadap lima perusahaan Jepang: Chubu Electric Co., Kansai Electric Power Co., Kyushu Electric Power Co., Nippon Steel Corp dan Osaka Gas Co. Ltd, pada tanggal 5 Desember 1973 yang dikenal dengan “The 1973 Contract”.

26 November 1974, didirikan perusahaan PT Badak NGL dengan pemegang sahamnya adalah Pertamina, VICO Indonesia dan JILCO. Perusahaan ini dipercayakan untuk mengoperasikan pabrik LNG Badak. Nama perusahaan ini diambil dari nama daerah tempat ditemukannya cadangan gas alam raksasa tersebut.

PT Badak LNG ini juga sangat peduli dengan pendidikan, Pada tahun 2011, Badak LNG berniat untuk memberikan warisan yang berarti untuk dunia LNG Indonesia khususnya pada bidang pendidikan. Pada tahun yang sama, dibentuklah tim khusus (task force) yang bertugas menyusun program beasiswa bekerja sama dengan suatu perguruan tinggi yaitu Politeknik Negeri Jakarta. Badak LNG dan Politeknik Negeri Jakarta akhirnya bersepakat menjalin kerja sama dan menghasilkan program yang bernama LNG Academy. Selain pendidikan Badak LNG juga memiliki channel TV yang bernama LNGTV.

PT Badak LNG ini memiliki bagian media relations untuk menangani perusahaan. Di Badak LNG ini sendiri media relations memiliki tugas berupa : Printd, Electronic, News and Relations.

  • Printed :     
  • -     Internal Magazine
  • Calendar dan agenda
  • Annual dan sustainability report
  • Book
  • Banner, billboard dll
  • Photo documentations
  • Electronic :
  •  -    LNGTV
  • Videotrone
  • Internal Website
  • External Websie (badakLNG.co.id)
  • Social Media
  • News and Relations :
  • Press Release
  • Advertorial

Setelah pihak Badak LNG menjelaskan tentang berbagai macam yang ada di PT Badak LNG, kemudian tibalah sesi tanya jawab. Dari 133 anggota mahasiswa yang ikut diberikan kesempatan kepada 5 orang yang ingin bertanya. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh teman mahasiswa adalah terkait isu lingkungan, bagaimana PT Badak LNG menanggapinya ? lalu jijawab oleh pihak Badak LNG, jika ada isu lingkungan berlaku dan berbicaralah apa adanya tidak membohongi public, tentu jika ada isu harus ditangani secara cepat. Di LNG ada media monitoring jadi semua isu dipantau dan LNG selalu mengantisipasi masalah yang ada karna LNG telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, intinya jangan membicarakan sesuatu dengan public yang bertentangan denfakta.

Setelah kuliah umum dan sesi tanya jawab selesai pukul 11.00, semua rombongan dibawa berkeliling mengelilingi kilang PT Badak LNG menggunakan bis perusahaan dengan lahan yang berhektar-hektar, di perjalanan pengelilingan itu saya dapat melihatBadak LNG sangat memperhatikan alam sekitar dengan membuat lahan hijau seluas-luasnya.

Setelah satu jam berkeliling, kami kembali ke Town Center untuk menikmati jamuan makan siang yang telah disediakan oleh Badak LNG. Setelah itu seluruh rombongan melakukan sesi dokumentasi foto bersama, dan selanjutnya adalah acara penutup. Kuliah umum pertama telah selesai.

Seluruh rombongan kembali ke bis masing-masing untuk melakukan perjalanan selanjutnya. Kuliah umum kedua pukul 13.00 yang diadakan di Koperasi Pupuk Kaltim. Pada kuliah umum yang ini anggota tidak seantusias sebelumnya, mungkin juga dikarnakan kelelahan dengan perjalannanya. Pada sesi ini pihak Koperasi Pupuk Kaltim mengisi materi tentang bisnis, lebih tepatnya tentang Komunikasi bisnis.

Setelah pukul 16.00 kuliah umum kedua selesai, kembali diakhiri dengan sesi foto bersama dengan seluruh rombongan dan dengan pihak Koperasi Pupuk Kaltim. Setelah selasai seluruh anggota kembali lagi ke bis masing-masing untuk menuju perjalanan terakhir.

Perjalanan terakhir, berbeda dengan tujuan sebelumnya. Tujuan terakhir kita bukan untuk kuliah umum yang menguras habis focus, melainkan untuk hiburan. Seluruh rombongan menuju ke tempat objek wisata terkenal di Bontang, Bontang Kuala.

Tepat pukul 16.20 seluruh rombongan telah tiba di Bontang Kuala. Bontang Kuala adalah kampong diatas laut atau kampong nelayan, pasti yang terbayang adalah  pemukiman yang jorok, kotor, dan tidak tertata dengan baik. Tidqak demikian dengan Bontang Kuala. Ini kali pertama saya ke Bontang Kuala, saya sangat terpesona dengan dengan kesan pertama yang ada di daerah ini. Jarak tempuh yang sangat dekat dengan Kota Bontang serta akses jalan yang lebar dan asri yang disepanjang jalan kita temukan hutan mangrove yang indah. Selain itu adanya pedestrian buat pejalan kaki dan tersedianya tempat nongkrong buat pengunjung terbuat dari kayu ulin menambah kesan tersendiri pada saat perjalanan menuju Bontang Kuala.

Bontang kuala terletak di bagian timur Kota Bontang dan berhadapan langsung dengan Selat Makasar. Bontang Kuala merupakan perkampungan diatas laut yang semua penghuninya adalah penduduk Kota Bontang itu sendiri. Bangunan yang ada semua terbuat dari kayu ulin seperti rumah tinggal, halaman, akses jalan, tempat ibadah, gedung olah raga, serta ruang terbuka.

Bontang Kuala merupakan daaerah wisata laut yang menawan yang ramai dikunjungi wisatawan. Sore hari adalah waktu yang sangat tepat apabila ingin menikmati suasana pemandangan laut dengan bersantai sambil menikmati hidangan khas kota Bontang. Terdapat pula wisata kuliner yang terdiri dari restoran dan kafe dengan menu yang beraneka macam masakan dan minuman khas, makanan khas kota Bontang ini sendiri sambal gami, sangat lezat. Restoran dan kafe ini berada di atas air dan menpunyai cirri khas masing-masing. Di Bontang Kuala ini para pengunjung dimanjakan dengan pemandangan alam terbuka dan similar angin dari arah laut serta dapat menikmat keindahan sunset.

Semua rombongan hanyut dengan keindahan yang ditawarkan di Kota ini. Ada yang rela berpanas panasan untuk berfoto di ujung dermaga, ada pula yang duduk – duduk di restoran atau kafe menyantap hidangan yang telah mereka pesan dan sembari berbincang dengan teman-teman lain. Semua sangat terasa ikut terbawa oleh suasana disini. Semua anggota berbaur jadi satu disini, yang biasa di kampus jarang bertegur sapa dan canggung satu sama lain disini mereka bebas berekspesi. Perjalanan akhir kuliah yang jika digambarkan sangat lebih dari kata menyenangkan.

Tibalah diakhir perjalanan pukul 18.10 semua rombongan kembali menuju depan kampung nelayan, satu per satu anggota menaiki bis masing-masing. Ketua seluruh bis kembali memeriksa anggotanya agar tidak ada satupun yang tertinggal. Perjalanan pulang dimulai.

Seperti sebelumnya sama seperti saat keberangkatan dari Samarinda menuju Bontang, saya duduk di kursi paling belakang dengan posisi di tengah di apit kanan kiri oleh kedua teman laki-laki saya. Sama seperti saat keberangkatan tidak banyak yang dilakukan di dalam bis lima ini, hanya keheningan. Belum beberapa menit diperjalanan saya sudah tertidur, faktor kelelahan. Selain perjalanan di Kota Bontang yang sangat menyenangkan, di dalam bis menuju pulang ini pun tidak kalah menyenangkan. Sama seperti saat keberangkatan disebelah kiri saya telah duduk seorang laki-laki yang bukan hanya sekedar teman bagi saya. Disepanjang perjalanan yang berlubang penuh guncangan sama seperti saat keberangkatan saya merasa aman dengan seorang disebelah kiri saya. Kali ini berbeda pada saat keberangkatan, saya merasa bukan hanya sekedar aman melainkan nyaman.

Tibalah tepat pada pukul 21.20 rombongan bis 5 sampai di Samarinda kembali berhenti ditempat pemberangkatan tadi, gedung Dekanat. lalu disusul oleh rombongan dosen-dosen. Bis 1, 2, 3, dan 4 mengalami kendala sangat mengkhawatirkan di perjalanan pulang, saat kami tiba terebih dahulu ternyata bis 3 mengalami kerusakan mesin yang mengakibatkan mogoknya bis tersebut, bis yang lain pun ikut membantu. Satu jam berlalu akhirnya bis mereka bisa kembali berjalan. Bis 1, 2, 3, dan 4 tiba di gedung Dekanat pada pukul 23.00 dengan selamat. Rombongan bis 5 sedari pukul 10.00 telah meninggalkan gedung Dekanat.

Sekian cerita perjalanan Study Tour saya, sampai jumpa dengan cerita-cerita selanjutnya, byee.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun