Kejadian-kejadian memuja sesama manusia yang menyesatkan dan hikmah mengapa Allah menghendaki Ahok, menjadi momentum bagi para ulama untuk instrospeksi dan mereposisi dirinya. Pertama, Kembali ke khitah sebagai pencerah. Kedua, Tidak berpolitik tapi berdiri ditengah. Bahwa antara negara dengan agama tidak bisa dicampur adukkan tapi juga tidak bisa dipisahkan. Peran ulama dan umaro dalam bernegara jelas masing-masing fungsi serta tanggungjawabnya. Ketiga, Mengedukasi umat untuk dapat membedakan antara imam, pemimpin umat dan pejabat pelayan rakyat. Keempat, mengedukasi umat bahwa dalam ajaran Islam, sebaik-baik perilaku manusia yang patut dicontoh adalah perilaku para utusan Allah, mulai dari nabi Adam hingga nabi Isa/Yesus dan nabi Muhammad SAW. Sehingga dalam mengidolakan sesama manusia tidak boleh berlebihan apalagi dijadikan sesembahan.
Itulah pelajaran berharga dan hikmah yang bisa dipetik, mengapa Tuhan menghendaki Ahok menjadi gubernur jakarta, bukan manusia sempurna yang adanya hanya dinegeri dongeng. Ahok adalah seorang manusia biasa yang memiliki nyali, keberanian dan keahlian.
Bagi masyarakat yang mau membuka hatinya, berfungsi akal sehatnya akan merasa sangat bersyukur. Ahok adalah berkah karena ketentuan Allah itu tidak pernah salah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H